PENDAHULUAN
Persaingan industri yang semakin
ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang
dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi agar mampu bertahan dalam
persaingan dengan perusahaan lain. Kualitas produk yang dihasilkan tidak
terlepas dari peranan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.
Faktor-faktor produksi dalam perusahaan seperti modal, mesin dan material dapat
bermanfaat apabila telah diolah oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia
sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan
keselamatan kesehatannya sewaktu bekerja. Hal ini berkaitan dengan perlindungan
tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja maupun lingkungan kerja.
Karyawan merupakan salah satu faktor
produksi yang terpenting dalam suatu perusahaan, tanpa mereka betapa sulitnya
perusahaan dalam mencapai tujuan, merekalah yang menentukan maju mundurnya
suatu perusahaan. Dengan memiliki tenaga-tenaga kerja yang terampil dengan
motivasi tinggi perusahaan telah mempunyai asset yang sangat mahal, yang sulit
dinilai dengan uang. Proses pendirian suatu perusahaan baik itu yang bergerak
dalam bidang Industri maupun jasa selalu dilandasi keinginan untuk mencapai
tujuan dan sasaran tertentu. Setiap perusahaan tentu selalu memiliki tujuan
yang ingin dicapainya,. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai setiap perusahaan
sebenarnya sama yaitu mereka ingin mencapai laba yang optimal dalam jangka
panjang sehingga kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut dapat terjamin.
Salah satu faktor yang ikut
menentukan tercapainya tujuan perusahaan adalah sumber daya manusia. Seperti
yang telah kita bicarakan pada paragraf di atas bahwasanya sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor produksi yang harus diperhatikan dalam suatu
perusahaan karena merekalah kunci utama kesuksesan perusahaan di masa sekarang
dan mendatang. Karena hal tersebutlah kita perlu mengadakan pemeliharaan yang
baik terhadap karyawan, baik yang sudah ada maupun untuk masa yang akan datang.
Pemeliharaan (maintenance) karyawan
harus mendapat perhatian yang sungguh – sungguh dari manajer. Karena jika
pemeliharaan karyawan ini kurang mendapat perhatian, akibatnya semangat kerja,
sikap dan loyalitas karyawan menurun. Absensi dan turn over meningkat, disiplin
akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi dan pengintegrasian
yang telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk
menunjang tujuan perusahaan. Supaya karyawan bersemangat kerja, berdisiplin
tinggi, dan bersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi
pemeliharaan ini mutlak mendapat perhatian manajer. Tidak mungkin karyawan
bersemangat kerja dan berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaannya, jika
kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.
BAB
II
PEMELIHARAAN
A.
PENTINGNYA
PEMELIHARAAN
Manusia merupakan unsur paling
penting dalam proses-proses organisasi ataupun proses kerja. Dalam hal ini
manusialah yang dapat menentukan maju mundurnya sebuah organisasi, dan pada
intinya manusialah yang menjadi sumber daya yang perlu terus dipelihara.
Pemeliharaan ataupun perawatan SDM merupakan salah satu tindakan penting untuk
terus menghasilkan kualitas manusia yang unggul serta memiliki dedikasi tinggi.
Pemeliharaan (maintenance) adalah
kegiatan untuk memelihara, mempertahankan atau meningkatkan kondisi fisik,
mental, sikap karyawan dan loyalitas karyawan, agar mereka bekerja sama sampai
pensiun dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Pengertian pemeliharaan (maintenance)
menurut para ahli yakni
1. Hasibuan
“usaha mempertahankan dan atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal
dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan”.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan
kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan
eksternal konsistensi.
2.
Edwin B. Flippo
“The maintenance function of
personnel is concerned primarily with preserving the physical, mental and
emotional condition of employees”
Fungsi pemeliharaan karyawan adalah
menyangkut perlindungan kondisi fisik,mental dan emosi karyawan”.
Tujuan pemeliharaan adalah
1. Untuk meningkatkan produktivitas
kerja karyawan
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan
absensi karyawan
3. Meningkatkan loyalitas dan
menurunkan turnover karyawan
4. Memberikan ketenangan,keamanan, dan
kesejahteraan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
dan keluarganya
6. Memperbaiki kondisi fisik,mental dan
sikap karyawan
7. Mengurangi konflik serta menciptkan
suasana harmonis
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan
asas-asas pemeliharaan
1. Asas manfaat dan efisiensi
Pemeliharaan
yang dilakukan harus efisien dan memberikan manfaat yang optimal bagi
perusahaan dan karyawan. Pemeliharaan ini hendaknya meningkatkan prestasi
kerja, keamanan, kesehatan dan loyalitas karyawan dalam mencapai tujuan. Asa
ini harus diprogramkan dengan baik supaya tidak menjadi sia-sia.
2. Asas kebutuhan dan kepuasan
Pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan harus menjadi dasr program pemeliharaan karyawan. Asas
ini penting suapya tujuan pemeliharaan keamanan,kesehatan,dan sikap karyawan
bak,sehingga mereka mau bekerja secara efektif dan efisien menunjang
tercapainya tujuan perusahaan.
3. Asas keadilan dan kelayakan
Kelayakan
dan keadilan hendaknya dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Karena
keadilan dan kelyakan akan menciptakan ketenangan dan konsentrasi karyawan
terhadap tugas-tugasnya,sehingga disiplin,kerjasama dan semangat kerjanya
meningkat.dengan asas ini diharapkan tujuan pemberiaan pemeliharaan akan
tercapai.
4. Asas peraturan legal
Peraturan-peratan
legal yang bersumber dari undang-undang,Keppres an keputusan menteri harus
dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Hal ini penting untuk mengindari
konflik dan intervensi serikat buruh dan pemerintah.
5. Asas kemampuan perusahaan
Kemampuan
perusahaan menjadi pedoman dan asas program pemeliharaan kesejahteraan
karyawan. Jangan sampai terjadi pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang
mengakibatkan hancurnya perusahaan.
B. METODE
–METODE PEMELIHARAAN
I.
Komunikasi
Individu –
individu menghabiskan hampir 70 persen dari waktu mereka untuk berkomunikasi
yaitu menulis, membaca, berbicara, mendengar yang adalah hal yang masuk akal
untuk menyimpulkan bahwa satu dari kekuatan terbesar yang merintangi kinerja
kelompok yang berhasil adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Komunikasi
harus digunakan dalam setiap penyampaian informasi dari komunikator kepada
komunikan.
Pengertian komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan
(langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). Menurut KBBI, Komunikasi
adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga proses yang dimaksud dapat dipahami.
Pengertian komunikasi
menurut para ahli
a. Menurut
Hasibuan, komunikasi adalah suatu alat pengalihan informasi dari komunikator
kepada komunikanagar antara mereka terdapat interaksi.Interaksi terjadi jika
komunikasi efektif atau dipahami.
b. Menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama
ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication is
the process by which a system is established, maintained and altered by means
of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu
proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa
sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
c. Harold
Laswell
Komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya.
Komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya.
d. Raymond
Ross
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
e. Gerald
R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.
Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.
f. Everett
M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
g. Carl
I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
h. New
Comb
Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.
Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima.
i.
Bernard Barelson &
Garry A. Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
j.
Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
k. Hovland,
Janis dan Kelley
Komunikasi merupakan proses individu mengirim rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses.
Komunikasi merupakan proses individu mengirim rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses.
l.
Louis Forsdale
Menurut Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Menurut Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
m. William
J. Seller
William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
Unsur-unsur
komunikasi menurut Lasswell (1960)
yakni:
1. Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku
utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai
suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara
sebagai komunikator.
2.
Says What?
(pesan). Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada
penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan
seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili
perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu
makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3.
In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat
untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima)
baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media
cetak/elektronik dll).
4.
To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber.Disebut
tujuan(destination)/pendengar(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi
balik(decoder).
5.
With What
Effect? (dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima)
setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya
pengetahuan, dll.
Fungsi
komunikasi ada 4 yakni
1.
Instructive
Komunikator
harus mampu memberikan arahan kepada komunikan. Arahan itu dapat berupa
informasi untuk melakukan suatu pekerjaan.
2.
Informative
Komunikasi
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu dan kelompok untuk mengambil
keputusan dengan cara menyampaikan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
pilihan-pilihan alternatif yang ada.
3.
Influencing
Komunikasi
menjaga motivasi dengan cara menjelaskan kepada para karyawan mengenai apa yang
harus dilakukan, seberapa baik pekerjaan mereka, dan apa yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki kinerja sekiranya hasilnya kurang baik.
4.
Evaluative
Komunikasi
secara formal bertindak untuk mengontrol perilaku anggota. Organisasi memiliki
hierarki otoritas dan garis panduan formal yang wajib ditaati oleh karyawan.
Ketika karyawan misalnya, diwajibkan untuk pertama-tama mengomuknikasikan
segala keluhan terkait pekerjaan kepada atasan langsung mereka, untuk mengikuti
deskrispsi kerja mereka, atau untuk mematuhi segala kebijakan perusahaan,
komunikasi sedang menjalankan fungsi kontrolnya. Tetapi, komunikasi informal
juga mengontrol perilaku. Ketika kelompok kerja menggoda atau mencela salah
seorang anggotanya yang bekerja terlalu rajin (dan membuat anggota-anggota yang
lain tampak buruk), mereka secara informal berkomunikasi dengan, dan
mengontrol, perilaku anggota tersebut.
Hambatan
komunikasi ada 5 antara lain yakni :
1. Semantis
Perubahan
makna kata yang mengakibatkan persepsi yang berbeda dari berbagai pihak. Kata
ini biasanya mengandung makna ambigu.
2. Teknis
Apabila
pelaksanaan dari suatu hal berbeda dengan konsep yang telah dikomunikasikan.
3. Fisiologis
Kemampuan
komunikasi yang terbatas akibat adanya keterbatasan fisik baik dari komunikator
maupun komunikan. Seperti tuli, buta, bisu dan lain-lain.
4. Kecakapan
Ketegangan
dan kegelisahan yang tidak semestinya terkait komunikasi lisan, komunikasi
tertulis, atau keduanya.
5. Penyaringan
Memilih
informasi yang relevan dengan kondisi
komunikan.
6. Kelebihan
informasi
Suatu
kondisi dimana lairan informasi yang masuk melebihi kapasitas pemrosesan
seorang individu.
7. Emosi
Apa
yang tengah dirasakan oleh penerima ketika menerima suatu komunikasi akan
memengaruhi cara ia menerjemahkannya. Pesan yang sama yang diterima pada saat
anda marah atau bingung tak jarang diterjemahkan secara berbeda dari ketika
anda sedang bahagia.
Proses
komunikasi
Pengirim Penerima
Pesan yang akan dikirim
|
Penyandian pesan
|
salurann
|
Pesan
diterima
|
Pesan disandikan
|
gangguan
|
Umpan balik
|
Komunikator
mengirimkan sebuah pesan dengan cara menyandikan pemikirannya. Pesan tersebut
adalah produk fisik dari penyandian oleh pengirim. Ketika kita berbicara, pembicaraan
tersebut adalah pesan. Ketika kita menulis, tulisan kita adalah pesan. Ketika
kita memberikan gerak isyarat, gerakan lengan kita dan ekspersi wajah kita
adalah pesan. Saluran merupakan perantara yang dipakai pesan dalam menempu
perjalanan. Saluran tersebut dipilih oleh pengirim, yang menentukan apakah ia
hendak menggunakan saluran yang formal atau informal yaitu saluran informal
disediakan oleh organisasi dan berfungsi sebagai penyampai pesan-pesan yang
berhubungan dengan aktifitas professional dari para anggotanya. Secara
tradisional, saluran ini mengikuti rantai otoritas dalam organisasi. Adapun
saluran informal tersebut bersifat spotan dan timbul sebagai tanggapan terhadap
pilihan-pilihan individual seperti pesan pribadi atau social.
Penerima
adalah objek yang menjadi sasaran dari pesan itu. Tetapi sebelum pesan itu
dapat diterima, simbol-simbol didalamnya harus diterjemahkan menjadi bentuk
yang dapat dipahami oleh penerima. Langkah ini disebut penerjemahan sandi dalam
pesan. Gangguan mewakili berbagai hambatan komunikasi yang mengacaukan
kejelasan pesan. Contoh –contoh sumber gangguan itu meliputi masalah persepsi,
muatan informasi yang berlebihan, kesulitan-kesulitan semantik, atau perbedaan
cultural. Mata rantai terakhir dalam proses komunikasi adalah lingkaran umpan
balik. Umpan balik adalah sarana pengecekan mengenai seberapa berhasil kita
telah menyampaikan pesan kita seperti yang dimaksudkan pada awalnya. Hal ini
menentukan apakah pemahaman telah tercapai.
Arah komunikasi
ada 3 yakni
1. Kebawah
Komunikasi
yang mengalir dari astu tingkatan dalam kelompok atau organisasi ketingkatan
yang lebih rendah. Komunikasi inilah yang digunkan oleh para pemimpin kelompok
dan menejer untuk menetapkan tujuan, menyampaikan instruksi, menginformasikan
kebijakan serta prosedur kepada karyawan, menunjukkan persoala yang membutuhkan
perhatian, dan menawarkan umpan balik mengenai kinerja. Tetapi, komunikasi
kebawah tidak harus dalam bentuk lisan atau kontak tatap muka.
2. Keatas
Komunikasi
keatas mengalir menuju tingkatan yang lebih tinggi dalam suatu kelompok atau
organisasi. Komunikasi ini digunkan untuk memberikan umpan balik kepada
orang-orang yang memegang kekuasaan, member mereka informasi mengenai proses
pencapaian tujuan, dan menyampaikan masalah-masalah terkini. Komunikasi keatas
membuat para menejer selalu mengerti apa yang dirasakan para karyawan terkait
pekerjaan mereka, reka kerja mereka, dan organisasi secara umum. Para manajer
juga memanfaatkan komunikasi keatas untuk memperoleh ide-ide tentang bagaimana
memperbaiki kinerja.
3. Lateral
Ketika
komunikasi terjadi antar anggota dari kelompok kerja yang sama, diantara
anggota dari kelompok kerja pada tingkatan yang sama, antar menejer pada
tataran yang sama, atau diantara individu-individu yang setara secara horizontal.
Komunikasi horizontal senantiasa dibutuhkan untuk menghema waktu dan membantu
koordinasi. Lebih sering, komunikasi semacam ini secara informal diciptakan
untuk memotng hierarki vertical dan mempercepat aksi.
Bentuk –bentuk
komunikasi
1.
Komunikasi verbal
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral).
Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral).
a.
Komunikasi lisan
Kekuatan komunikasi
lisan terletak pada kecepatan dan umpan baliknya. Satu pesan verbal dapat
disampaikan dan jawabannya bisa diterima dalam waktu yang singkat. Kelemahan
terbesar dari komunikasi lisan terdapat dalam organisasinya atau ketika pesan
tersebut harus disampaikan melalui sejumlah orang. Semakin banyak orang yang harus
dilalui oleh sebuah pesan, semakin besar kemungkinan penyimpangannya.
b.
Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis
meliput memo, surat, fax, email, pesan instan, majalah organisasional,
pengumuman yang ditempelkan di papan bulletin, atau sarana-sarana lain yang
disampaikan melalui tulisan atau simbol. Seorang pengirim pesan memilih
menggunkan komunikasi tertulis karena cara ini mudah dan diverifikasi. Yaitu
pesan dalam bentuk cetakan membuat pengirim maupun penerima mememiliki
dokumentasi dari komunikasi tersebut dan pesan itu dapat disimpan selama waktu
yang tidak terhingga yang jika muncul pertanyaan mengenai isinya, pesn tersebut
terseda secara fisik untuk referensi lebih lanjut. Fitur semacam ini secra
khusus penting bagi komunikasi yang kompleks dan panjang. Komunikasi tertulis
juga diperoleh dari prosesnya sendiri yakni kita biasanya lebih berhati-hati
dengan kata-kata tertulis daripada kata-kata lisan. Kita dipaksa untuk berpikir
secara lebih teliti mengenai apa yang ingin kita sampaikan dalam sebuah pesan
tertulis daripada yang terucap.Jadi, komunikasi tertulis umumnya lebih matang,
logis, dan jelas. Komunikasi tertulis memiliki kelemahan yakni memakan waktu
dan kelemahannya terletak pada umpan balik, atau tiadanya umpan balik.
2.
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal, pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami.Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu:
Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal, pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami.Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu:
§ Menyediakan
dan memberikan informasi
§ Mangatur
alur suatu percakapan
§ Mengekspresikan
emosi
§ Memberi
sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal
§ Mengendalikan
atau mempengaruhi orang lain
§ Mempermudah
tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah
Kadang dalam
prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan antar
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena biasanya
kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi atau percakapan kadang hanya
membawa sebagian dari pesan.Dan relevansinya dalam komunikasi bisnis, tipe komunikasi
nonverbal dapat menentukan kredibilitas dan kepemimpinan seseorang, yang dapat
dilihat dari karateristik suara, penampilan, sentuhan, gerakan dan posisi tubuh
juga melalui ekspresi wajah dan mata
Kunci
bagi komunikasi yang efektif
Untuk
dapat mencapai hasil komunikasi yang efektif yang tepat sasaran dan tujuan
adalah dengan cara menghindari hambatan-hambatan komunikasi. Secara spesifik,
beberapa keterampilan yang juga perlu dimiliki dan dikembangkan sebagai
prasyarat bagi komunikasi yang efektif yaitu:
1.
keterampilan mendengar aktif
Untuk mencapai hal tersebut,
beberapa perilaku yang perlu diperhatikan adalah tatapan mata, anggukan kepala
dan ekspresi wajah yang tepat, hindari tindakan distraktif,ajukan pertanyaan,
menyimak, hindari memotong pembicaraan, hindari berbicara terlalu banyak.
2.
keterampilan umpan balik
Umpan balik bisa bersifat positif
dan negatif. Umpan balik positif adalah yang bersifat penghargaan atau pujian
atas suatu prestasi yang bersifat positif sednagkan umpan balik negative adalah
umpan balik yangbersifat kritikan atas prestasi yang tidak memuaskan. Supaya
efektif didalam memberikan umpan balik perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut.
fokuskan pada perilaku khusus, menjaga agar umpan balik bersifat objektif
inpersonal, menjaga umpan balik selalu berorientasi pada tujuan, tepat waktu,
meyakinkan pemahaman, umpana balik negative langusng pada perilaku yang dapat
dikendalikan oleh si penerima.
3.
selain dari sudut pihak-pihak yang terlibat, maka perlu diperhatikan pula
hal-hal sebagai berikut,
·
Kepekaan terhadap
orang yang diajak bicara
·
Memilih saat yang
tepat
·
Memilih media
komunikasi yang tepat
·
Memilih symbol yang
tepat.
Lebih sedikit umpan
balik
|
GELANGGANG
|
TENDENG
ALING-ALING
|
NODA
BUTA
|
TIDAK
DIKENAL
|
Dikenal sendiri
|
Tidak dikenal sendiri
|
a. Gelanggang
(petak 1)
Yaitu
informasi yang dilakukan bersama dan dikeahui secara berbarengan (simulan)oleh
orang itu sendiri dan orang-orag lain. Dalam hal ini harus dilakukan
keterbukaan yang luas, agar problem yang dihadapi diketahui oleh orang lain
(bawahan). Hal ini dapat ditinkatkan dan dihasilkan dengan (1)Penyingkapan diri
kepada orang lain (2)Pengumpulan umpan balik dari orang lain. Penyingkapan
mengharuskan suatu pendekatan yang terbuka,jujur dan mempercayai diaman
seseorang tidak menutupnutupi sesuatu. Jad komunikasi dilakukan dengan dua arah
secara jujur dan terbuka.
b. Noda
buta (petak 2)
Adalah
informasi yang diketahui orang lain tetapi kita tidak mengetahuinya. Salah atu
tujuan latihan kepekaan (sensitivity training) adalah untuk mengurangi besarnya
noda buta melalui umpan balik yang jujur dari orang-orang lain tentang gaya
pribadi seseorang. Ungkapan lama, temanmu yang terbaik pun tidak akan
menceritakan kepadamu. Jadi ini, menunjukka adanya golongna informasi semacam
itu.
c. Tedeng
aling-aling (petak 3)
Adalah
segolongan informasi yang hanya kita sendiri yang mengetahuinya dan tidak boelh
diketahui orang lain. Jadi ada rahasi ajabatan yang tidak boleh diketahui oelh
para bawahan, supaya fungsi manajer tetap ada.
d. Tidak
dikenal (petak 4)
Adalah
informasi, kita tidak mengetahui dan orang lain pun tidak mengetahuinya.
Hall
mengutarakan bahwa hal ini menunjukkan adanya kemampuan / potensi yang
tersembunyi yang tidak disadari atau dasar dari kreativitas (data base of
creativity).
Pemeliharaan
karyawan akan tercipta dengan baik jika gelanggang (area) Jendela Johari semakin di perluas sehingga informasi yang ada
diketahui bersama. Masuknya informasi yang lebih banyank akan menjadi daya
pengerak yang meransang gairah kerja dan meningkatkan sikap loyal seseorang
terhadap perusahaan.
II.
Insentif
Insentif sebagai
sarana motivasi yang mendorong para pegawai untuk bekerja dengan kemampuan yang
optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra diluar gaji atau upah yang
telah ditentukan. Pemberian insentif dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan
para pegawai dan keluarga mereka. Istilah sistem insentif pada umumnya
digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang dikaitkan
secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar kinerja pegawai
atau profitabilitas organisasi.
Kompensasi dan insentif mempunyai
hubungan yang sangat erat, dimana insentif merupakan komponen dari kompensasi
dan keduanya sangat menentukan dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
secara keseluruhan.
Insentif dapat dirumuskan sebagai
balas jasa yang memadai kepada pegawai yang prestasinya melebihi standar yang
telah ditetapkan. Insentif merupakan suatu faktor pendorong bagi pegawai untuk
bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat meningkat.
Menurut KBBI, insentif adalah
tambahan penghasilan (uang, barang yang diberikan untuk memperbesar gairah
kerja; uang perangsang.
Pengertian Insentif menurut para
ahli yakni :
a. Menurut
Hasibuan, insentif adalah daya peransang yang diberikan kepada karyawan
tertentu berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan
produktivitas kerjanya.
b. Menurut
G.R. Terry, Laterally incentive means that which incitas or a tendency to
incite action (Insentif secara harfiah berarti sesuatu yang merangsang atau
mempunyai kecenderungan merangsang minat untuk bekerja).
c. Menurut
Sarwoto, insentif adalah merupakan
sarana motivasi, dapat berupa perangsang atau pendorong yang diberikan dengan
sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang yang
lebih besar untuk berprestasi bagi organisasi.
d. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara,
insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang
atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak
organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi
(perusahaan).
e. Menurut Mutiara S. Pangabean, insentif merupakan imbalan langsung yang
dibayarkan kepada karyawan karena prestasi yang melebihi standar yang
ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat mendorong karyawan bekerja
lebih giat lagi, maka mereka yang prduktif lebih menyukai gajinya dibayarkan
berdasarkan hasil kerja.
f. Menurut T. Hani Handoko, insentif adalah perangsang yang ditawarkan kepada
para karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari
standar-standar yang telah ditetapkan.
Dimana pada prinsipnya pemberian insentif menguntungkan
kedua belah pihak. Perusahaan mengharapkan adanya kekuatan atau semangat yang
timbul dalam diri penerima insentif yang mendorong mereka untuk bekerja dengan
lebih baik dalam arti lebih produktif agar tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan/instansi dapat terpenuhi sedangkan bagi pegawai sebagai salah satu
alat pemuas kebutuhannya.
Jenis-Jenis
Insentif yaitu
Jenis-jenis
insentif dalam suatu perusahaan/instansi, harus dituangkan secara jelas
sehingga dapat diketahui oleh pegawai dan oleh perusahaan tersebut dapat
dijadikan kontribusi yang baik untuk dapat menambah gairah kerja bagi pegawai
yang bersangkutan.
Menurut ahli manajemen sumber daya manusia Sondang P.
Siagian, jenis-jenis insentif tersebut adalah :
1.
Piece Work
Piece
work adalah tenik yang digunakan untuk mendorong kinerja kerja pegawai
berdasarkan hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam jumlah unit produksi.
2.
Bonus
Bonus
adalah insentif yang diberikan kepada pegawai yang mampu bekerja sedemikian
rupa sehingga tingkat produksi yang baku terlampaui.
3.
Komisi
Komisi
adalah bonus yang diterima karena berhasil melaksanakan tugas dan sering
diterapkan oleh tenaga-tenaga penjualan.
4.
Insentif bagi
eksekutif
Insentif
bagi eksekutif ini adalah yang diberikan pada pegawai khususnya manajer atau
pegawai yang memiliki kedudukan tinggi dalam perusahaan, misalanya untuk
membayar cicilan rumah, kendaraan bermotor atau biaya pendidikan anak.
5.
Kurva kematangan
Adalah
diberikan kepada tenaga kerja yang karena masa kerja dan golongan pangkat serta
gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilan yang lebih tinggi lagi, misalnya
dalam bentuk penelitian ilmiah atau dalam bentuk beban mengajar yang lebih
besar dan sebagainya.
6.
Rencana insentif
kelompok
Rencana
insentif kelompok adalah kenyataan bahwa dalam banyak organisasi, kinerja bukan
karena keberhasilan individual melainkan karena keberhasilan kelompok kerja
yang mampu bekerja sebagai suatu tim.
Menurut Malayu SP Hasibuan, jenis-jenis insentif yakni:
1.
Insentif positif
adalah daya perangsang dengan memberikan hadiah material atau nonmaterial
kepada karyawan yang prestasi kerjanya diatas prestasi standar.
2.
Insentif negatif
adalah daya pernagsang dengan memberikan ancaman hukuman kepada karyawan yang
prestasi kerjanya, dibawah prestasi standar.
Bentuk-bentuk
insentif yakni:
1.
Nonmaterial
insentif
Nonmaterial
insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berbentuk
penghargaan/pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya, seperti piagam, piala,
atau medali.
2.
Sosial insentif
Sosial
insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan
prestasi kerjanya,berupa fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya, seperti promosi, mengikuti pendidikan, atau naik haji.
3.
Material insentif
Material
insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan
prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang. Material insentif ini bernilai
ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta
keluarganya. Seperti komisi, bonus, pembagian laba, kompensasi yang
ditangguhkan, bantuan hari tua.
Tujuan Pemberian Insentif adalah untuk memenuhi
kepentingan berbagai pihak yaitu :
1.
Bagi perusahaan
a.
Mempertahankan
tenaga kerja yang terampil dan cakap agar loyalitasnya tinggi terhadap
perusahaan.
b.
Mempertahankan dan
meningkatkan moral kerja pegawai yang ditunjukkan akan menurunkan tingkat perputaran
tenaga kerja dan absensi.
c.
Meningkatkan
produktivitas perusahaan yang berarti hasil produksi bertambah untuk setiap
unit per satuan waktu dan penjualan meningkat.
2.
Bagi pegawai
a.
Meningkatkan
standar kehidupannya dengan diterimanya pembayaran diluar gaji pokok.
b.
Meningkatkan
semangat kerja pegawai sehingga mendorong mereka untuk berprestasi lebih baik.
Setiap orang apabila ditawarkan suatu ganjaran yang
memberikan hasil yang cukup menguntungkan bagi mereka, maka ia akan termotivasi
untuk memperolehnya. Alat motivasi yang kuat itu adalah dengan memberikan
insentif.
Pemberian insentif terutama insentif material dimaksudkan
agar kebutuhan materi pegawai terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan materi
itu diharapkan pegawai dapat bekerja lebih baik, cepat dan sesuai dengan
standar prusahaan sehingga output yang dihasilkan dapat meningkat daripada
input dan akhirnya kinerja pegawai dapat meningkat.
Sistem Pelaksanaan Pemberian Insentif
Pedoman penyusunan rencana insentif oleh Gary Dessler
dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Agus Dharma dapat juga dijadikan bahan
acuan, antara lain :
a.
Pastikan bahwa
usaha dan imbalan langsung terkait
Insentif
dapat memotivasi pegawai jika mereka melihat adanya kaitan antara upaya yang
mereka lakukan dengan pendapatan yang disediakan, oleh karena itu program
insentif hendaklah menyediakan ganjaran kepada pegawai dengan proporsi yang
sesuai dengan peningkatan kinerja mereka. Pegawai harus berpandangan bahwa
mereka dapat melakukan tugas yang diperlukan sehingga standar yang ditetapkan dapat tercapai.
b.
Buatlah rencana
yang dapat dipahami dan mudah dikalkulasi oleh pegawai
Para
pegawai diharapkan dapat mudah menghitung pendapatan yang bakal diterima dalam
berbagai level upaya dengan melihat kaitan antara upaya dengan pendapatan. Oleh
karena itu program tersebut sebaiknya dapat dimengerti dan mudah dikalkulasi.
c.
Tetapkanlah standar
yang efektif
Standar
yang mendasari pemberian insentif ini sebaiknya efektif, dimana standar
dipandang sebagai hal yang wajar bagi pegawai. Standar sebaiknya ditetapkan
cukup masuk akal,sehingga dalam upaya mencapainya terdapat kesempatan berhasil
50-50 dan tujuan yang akan dicapai hendaknya spesifik, artinya tujuan secara
terperinci dan dapat diukur karena hak ini dipandang lebih efektif.
d.
Jaminlah standar anda
Dewasa
ini, para pegawai sering curiga bahwa upaya yang melampaui standar akan
mengakibatkan makin tingginya standar untuk melindungi kepentingan jangka
panjang, maka mereka tidak berprestasi diatas standar sehingga mengakibatkan
program insentif gagal. Oleh karena itu penting bagi pihak manajemen untuk
memandang standar sebagai suatu kontrak dengan pegawai anda begitu rencana itu
operasional.
e.
Jaminlah suatu
tarif pokok per jam
Terutama
bagi pegawai pabrik, pihak perusahaan disarankan untuk menjamin adanya upah
pokok bagi pegawai, baik dalam per jam, hari, bulan dan sebagai agar mereka
tahu bahwa apapun yang terjadi merek akan memperoleh suatu upah minimum yang
terjamin.
Jika
suatu insentif yang diinginkan berjalan dengan efektif makan harus memenuhi
kondisi-kondisi sebagai berikut :
-
Pekerjaan-pekerjaan
individu mestilah tidak begitu tergantung terhadap pekerjaan lainnya.
-
Basis yang
kompetitif dan memadai terhadap gaji dan tunjangan-tunjangan dasar pada puncak
dimana insentif dapat menghasilkan pendapatan variabel.
-
Dampak signifikan
individu atau kelompok atas kinerja hasil-hasil yang penting.
-
Hasil-hasil yang
dapat diukur.
-
Standar produksi
terhadap mana program insentif didasarkan haruslah disusun dan dipelihara
secara cermat.
-
Begitu standar
produksi selesai disusun, standar tersebut haruslah dikaitkan terhadap tingkat
gaji.
-
Rentang waktu yan g
masuk akal.
-
Komitmen manajemen
terhadap program-program adalah vital bagi kesuksesannya.
-
Iklim
organisasional yang sehat dan positif dimana perjuangan terhadap keunggulan
individu dan kelompok didorong.
Perhitungan
dan pertimbangan pemberian insentif
Beberapa
cara perhitungan atau pertimbangan dasar penyusunan insentif antara lain
sebagai berikut :
a.
Kinerja
Sistem
insentif dengan cara ini langsung mengaitkan besarnya insentif dengan kinerja
yang telah ditunjukkan oleh pegawai yang bersangkutan. Berarti besarnya
insentif tergantung pada banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu kerja
pegawai. Cara ini dapat diterapkan apabila hasil kerja diukur secara kuantitatif,
memang dapat dikatakan bahwa dengan cara ini dapat mendorong pegawai yang
kurang produktif menjadi lebih produktif dalam bekerjanya. Disamping itu juga
menguntungkan bagi pegawai yang dapat bekerja cepat dan berkemampuan tinggi.
Sebaliknya sangat tidak favourable bagi pegawai yang bekerja lamban atau
pegawai yang sudah berusia agak lanjut.
b.
Lama kerja
Besarnya insentif
ditentukan atas dasar lamanya pegawai melaksanakan atau menyelesaikan suatu
pekerjaan. Cara perhitungannya dapat menggunakan per jam, per hari, per minggu
ataupun per bulan. Umumnya cara yang diterapkan apabila ada kesulitan dalam
menerapkan cara pemberian insentif berdasarkan kinerja. Memang ada kelemahan
dan kelebihan dengan cara ini, antara lain, sebagai berikut :
Kelemahan
Terlihat adanya
kelemahan cara ini sebagai berikut :
-
Mengakibatkan
mengendornya semangat kerja pegawai yang sesungguhnya mampu berproduksi lebih
dari rata-rata.
-
Tidak membedakan usia,
pengalaman dan kemampuan pegawai.
-
Membutuhkan pengawasan
yang ketat agar pegawai sungguh-sungguh bekerja.
-
Kurang mengakui adanya
kinerja pegawai.
Kelebihan
Disamping
kelemahan tersebut diatas, dapat dikemukakan kelebihan-kelebihan cara ini
sebagai berikut :
-
Dapat mencegah hal-hal
yang tidak atau kurang diinginkan seperti : pilih kasih, diskriminasi maupun
kompetisi yang kurang sehat.
-
Menjamin kepastian
penerimaan insentif secara periodic.
-
Tidak memandang rendah
pegawai yang cukup lanjut usia.
c. Senioritas
sistem
insentif ini didasarkan pada masa kerja atau senioritas pegawai yang
bersangkutan dalam suatu organisasi. Dasar pemikirannya adalah pegawai senior,
menunjukkan adanya kesetiaan yang tinggi dari pegawai yang bersangkutan pada
organisasi dimana mereka bekerja. Semakin senior seorang pegawai semakin tinggi
loyalitasnya pada organisasi, dan semakin mantap dan tenangnya dalam
organisasi. Kelemahan yang menonjol dari cara ini adalah belum tentu mereka
yang senior ini memiliki kemampuan yang tinggi atau menonjol, sehingga mungkin
sekali pegawai muda (junior) ynag
menonjol kemampuannya akan dipimpin oleh pegawai senior, tetapi tidak menonjol
kemampuannya. Mereka menjadi pimpinan bukan karena kemampuannya tetapi karena
masa kerjanya. Dalam situasi demikian dapat timbul dimana para pegawai junior
yang enerjik dan mampu tersebut keluar dari perusahaan/instansi.
d.
Kebutuhan
cara
ini menunjukkan bahwa insentif pada pegawai didasarkan pada tingkat urgensi
kebutuhan hidup yang layak dari pegawai. Ini berarti insentif yang diberikan adalah wajar apabila dapat
dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pokok, tidak berlebihan namun
tidak berkekurangan. Hal ini seperti memungkinkan pegawai untuk dapat bertahan
dalam perusahaan/instansi.
e.
Keadilan dan kelayakan
- keadilan
Dalam
sistem insentif bukanlah harus sama rata tanpa pandang bulu, tetapi harus terkait
pada adanya hubungan antara pengorbanan (input) dengan (output), makain tinggi pengorbanan semakin
tinggiinsentif yang diharapkan sehingga oleh karenanya yang harus dinilai
adalah pengorbanan yang diperlukan oleh suatu jabatan. Input dari suatu jabatan
ditunjukkan oleh spesifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang memangku
jabatan tersebut. Oleh karena itu, semakin tinggi pula ouput yang diharapkan.
Output ini, ditunjukkan oleh insentif yang diterima para pegawai yang
bersangkutan, dimana didalamnya terkandung rasa keadilan yang sangat
diperhatikan sekali oleh setiap pegawai penerima insentif tersebut.
-
kelayakan
Disamping
masalah keadilan dalam pemberian insentif tersebut, perlu pula diperhatikan
masalah kelayakan. Layak pengertiannya membandingkan besarnya insentif dengan
perusahaan lain yang bergerak dalam bidang usaha sejenis. Apabila insentif
dalam perusahaan yang bersangkutan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan
lain, maka perusahaan akan mendapat kendala yakni berupa turunnya kinerja
pegawai yang dapat diketahui dari berbagai bentuk akibat ketidakpuasan pegawai
mengenai insentif tersebut.
f.
Evaluasi jabatan
Evaluasi
jabatan adalah suatu usaha yang untuk menetukan dan membandingkan nilai suatu
jabatan tertentu dengan nilai jabatan-jabatan lain dalam suatu organisasi. Ini
berarti pula penentuan niali relatif atau harga dari suatu jabatan guna
menyusun rangking dalam penentuan insentif.
III.
Program Kesejahteraan
Setelah
karyawan diterima, dikembangkan, mereka perlu dimotivasi agar tetap mau bekerja
pada perusahaan samapi pensiun. Untuk mempertahankan karyawan ini kepadnya
diberikan kesejahteraan. Kesejahteraan yang diberikan sangat berarti dan
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta
keluarganya. Pemberian kesejahteraan akan menciptakan ketenangan dan semangat
kerja, dedikasi, disiplin dan sikap loyal karyawa terhadap perusahaan sehingga
labour turnover relative rendah. Kesejahteraan merupakan bentuk kompensasi
tidak langsung.
Begitu
besarnya arti dan manfaat kesejahteraan karyawan sehingga mendorong manajer
menetapkan program kesejahteraan karyawan. Program kesejahteraan karyawan harus
disusun berdasarkan peraturan legal, berasaskan keadilan dan kelayakan
(internal dan eksternal dan konsistensi) dan berpedoman kepada kemampuan
perusahaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan
mental karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat.
Pengertian
kesejahteraan menurut KBBI, kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera,
keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup dan kemakmuran. Dan
menurut para ahli, kesejahteraan yakni
1. Andrew
F.Sikula, indirect compensations are reimbursements received by employees in
form other than direct wages or salary. Yang artinya, kompensai tidak langsung
adalah balas jasa yang diterima oleh pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji
langsung.
2. Dale
yader, benefit may be regarded as the more tangible financial constributin to
employees savings, distribution of stck, insurance, hospitalization dan private
pensions foer example. Yang artinya, kesejaheraan dapat dipandang sebagai uang
bantuan lebih lanjut kepada karyawan. Terutama pembayaran kepada mereka yang
sakit, uang bantuan untuk tabung karyawan, pembagan berupa saham, asransi,
perawatan di rumah sakit dan pensiun.
3. Menurut
Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia”, kesejahteraan karyawan
adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan
berdasarkan kebijaksanaan.
Kesejateraan memiliki perbedaan dan persamaan antara kompensasi langsung
(gaji/upah). Adapun perbedaan tersebut antara lain
1. Gaji/upah
adlah hak karyawan untuk menerimanya dan menjadi kewajiban perusahaan untuk
membayarnya.
2. Gaji/upah
wajib dibayar perusahaan sedangkan kesejahteraan diberikan hanya atas kebijaksanaan
saja, jadi bukan kewajiban perusahaan atau sewaktu-waktu dapat ditiadakan.
3. Gaji/upah
harus dibayar dengan finasial (uang/barang), sedangkan kesejahteraan dibrikan
dengan financial dan nonfinansial (fasilitas).
4. Gaji/upah
waktu dan besarnya tertentu, sedang kesejahteraan waktu dan besarnya tidak
tertentu.
Adapun
persamaannya adalah
1. Gaji/
upah (kompensasi langsung) dan kesejahteraan karyawan (kompensasi tidak
langsung) adalah sama-sama merupakan pendapatan (outcomes) bagi karyawan.
2. Pemberian
gaji/upah dan kesejahteraan bertujuan sama yakni untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dan keterikatan karyawan.
3. Gaji/upah
dan kesejahteraan adalah biaya bagi perusahaan.
4. Pemberian
gaji/upah dan kesejahteraan dibenarkan oleh peraturan legal, jadi dapt
dimasukkan dalam neraca fiscal perusahaan tersebut.
Hal-hal
di ats mendorong menajer yang kreatif memberikan balas jasa dengan cara
langsung dan tidak langsung untuk tindakan berjaga-jaga, jika sewktu waktu
perusahaan mengalami kesulitan.
Dalam
pemberian kesejahteraan ada tujuan yang
ingin dicapai antara lain
a.
Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan
kepada perusahaan.
b.
Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi
karyawan beserta keluarganya.
c.
Memotivasi gairah kerja, disiplin, dan produktivitas
kerja karyawan.
d.
Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan.
e.
Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta
nyaman.
f.
Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai
kerjaan.
g.
Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.
h.
Mengefektifkan pengadaan karyawan.
i.
Membantu membantu melaksanakan program pemerintah dalam
meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
j.
Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan.
k. meningkatkan
status sosial karyawan beserta keluarganya.
Jenis-jenis
kesejahteraan
Jenis-jenis kesejahteraan yang diberikan adalah
finasial dan nonfinasial yang bersifak ekonomis serta pemberian fasilitas dan
pelayan. Pemberian kesejahteraan perlu di program dengan sebaik-baiknya seupaya
bermanfaat dalam mendukung tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Program
kesejahteraan harus berasaskan keadilan dan kelayakn, berpedoman kepada
peraturan legal pemerintah dan didasrkan atas kemampuan perusahaan. Hal ini
penting supaya kesejahteraan yang pernah diberikan tidak ditiadakan karena akan
mengakibatkan karyawan malas, disiplinnya merosot, kerusakan meningkat, bahkan
turnover meningkat. Program kesejahteraan harus diinformasikan secara terbuka
dan jelas waktu pemberiannya tepat dan sesuai dengan kebutuhan karyawan. Adapun
contoh-contoh dari jenis kesejahteraan yang diberiakan adalah suatu perusahaan
yakni
No
|
Ekonomis
|
Fasilitas
|
Pelayanan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Uang pensiun
Uang makan
Uang transport
Uang lebaran/Natal
Bonus
Uang duka kematian
Pakaian dinas
Uang pengobatan
|
Mushala/masjid
Kafetaria
Olahraga
Kesenian
Pendidikan/seminar
Cuti dan cuti hamil
Koperasi dan toko
Izin
|
Puskesmas/dokter
Jemputan karyawan
Penitipan bayi
Bantuan hukum
Penasihat keuangan
Asuransi/astek
Kredit rumah
|
Jenis kesejahteraan yang diberiakn harus
selektif dan efektif mendorong terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan beserta
keluarganya. Jadi, penentuan jenis kesejahteraan harus hati-hati bukan
emosional.
IV.
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Keselamatan
dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fiologis fisikal dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan
oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan
keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang
menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang sebagai
akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut.
Istilah
kesehatan dan keselmatan kerja saling terkait erat. Kesehatan merujuk kepada
kondisi fisik, mental dan stbailitas emosi secara umum. Individu yang sehat
adalah bebas dari penyakit, cedera serta masalah mental dan emosi yang bisa
mengganggu aktivitas manusia normal umumnya. Praktik manajemen kesehatan diperusahaan bertujuan untuk memeliharaan
kesejahteraan individu secara menyeluruh. Keselamatan merujuk kepada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang. Tujuan utama program
keselamtan kerja yang efektif diperusahaaan adalah mencegah kecelakaan atau
cedera yang terkait dengan pekerjaaan.
Tanggung
jawab utama mengenai kesehatan dan keselamatan kerja diperusahaan umumnya ada
pada atasan dan para menejer. Seorang manajer Sumber Daya Manusia atau pakar
keselamtan kerja dapat membantu mengkoordinasi program kesehatan dan keselmatan
kerja, menyelidiki peristiwa kecelakaan kerja, mengasilkan materi program
keselmatan kerja dan mengadakan pelatihan formal tentang keselmatan kerja.
Namun demikian, para manajer dan atasan disetiap departemen juga meminkan
peranan kunci dalam memelihara lingkungan kerja yang aman dan tenaga kerja yang
sehat.
Kemitraan
dalam keselamatan dan kesehtan kerja yakni
a. Manajer
lini
ü Membuat
kerangka tujuan utama perusahaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
ü Mendukung
usaha usaha para professional SDM untuk melatih semua pekreja dalam bidang
keselamata dan kesehtan kerja.
ü Memperbolehkan
para pekerja berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
b. Sumber
daya manusia
ü Bekerja
dengan para professional lainnya seperti para dokter dan insinyur untuk
mengembangkan program-program baru.
ü Menciptakan
program SDM yang melatih pekerja tentng perilaku yang aman dan sehat, dan
member imbalan untuk kebersihan mereka.
ü Merancang
dan memberikan program manajemen stress.
c. Pekerja
ü Berpartisipasi
dalam pengembangan dan administrasi program-program keselamatan dan kesehatan kerja.
ü Bekerja
sesuai dengan pedoman-pedoman keselamatan dan kesehatan yang sudah ditetapkan
ü Melaporkan
secara akurat penyakit-penyakit dan cedera yang berkaitan dengan pekerjaan
Program menejemen
keselamatan kerja yang efektif adalah
1. Tanggung
jawab dan komitmen perusahaan
Inti manajemen keselamatan kerja
adalah komitmen perusahaan dan usaha-usaha keselamatan kerja yang komperhensif.
Usaha ini sebaiknya dikoordinasikan dari tingkat manajemen yang paling tinggi
untuk melibatkan seluruh anggota perusahaan. Usaha ini sebaiknya dicerminkan
melalui tindakan-tindakan manejerial. Begitu komitmen dibuat untuk adanya
keselamatan kerja, usaha-uasaha perencanaan harus dikoordinasikan dengan
tugas-tugas yang diberikan oleh para atasan, manajer, spesialis keselamatan kerja,
dan spesialis SDM.
2. Kebijakan
dan disiplin keselamatan kerja
Mendesain kebijakan dan peraturan
keselamatan kerja serta mendisiplinkan pelaku pelanggaran, merupakan komponen
penting usaha-usaha keselamatan kerja. Dukungan yang sering terjadap perlunya
perilaku kerja yang aman dan memberikan umpan balik terhadap praktik-praktik
keselamatan kerja yang positif sangat penting dalam meningkatkan keselamatan
para pkerja. Perusahaan hars konsiten dalam menegakkan peraturan tentang
keselamatan kerja dan menghukum para pelanggarnya.
3. Komunikasi
dan pelatihan keselamatan kerja
Satu cara untuk mendorong
keselamatan kerja karyawan adalah dengan melibatkan seluruh karyawan disetiap
kesempatan dalam pelatihan tentang keselamatan kerja dan dalam pertemuan komite
dimana pertemuan ini dilakukan secara rutin. Dalam pelatihan kerja, komunikasi
yang terus menerus dalam membangun kesadarn keselamatan kerja itu penting.
4. Inspeksi,
penyelidikan kecelekaan kerja dan penelitian
Inspeksi bisa dilakukan oleh komite
keselamatan kerja atau oleh coordinator keselamatan kerja. Inspeksi ini
sebaiknya dilaksanakan secara berkala, karena OSHA mungkin akan mengadakan
inspeksi secara lebih sering terhadap perusahaan dengan tingkat hari kerja yang
hilang yang berada diatas rata-rata. Ketika kecelakaan terjadi, maka harus
diselidiki oleh komite keselamatan kerja perusahaan atau oleh coordinator
keselamatan kerja. Dalam menyelidiki lokasi kecelakaan, merupakan hal yang
penting untuk menetapkan kondisi fisik dan lingkungan yang turut menyumbang terjadinya
kecelakaan itu. Penyelidikan terhadap kejadian kecelakaan harus dilaksanakan
sesegera mungkin setelah kecelekaan untuk memastikan bahwa kondisi-kondisi saat
kecelakaan terjadi belum berubah banyak. Satu cara untuk mendapatkan pandangan
yang kaurat terhadap peristiwa kecelakaan adalah melalui foto atau rekaman
video. Yang juga erat kaitannya dengan penyelidikan kecelakaan kerja adalah
penelitian, yaitu untuk menetapkan cara-cara mencegah terjadinya kecelakaan.
5. Evaluasi
terhadap usaha-usaha keselamatan kerja
Perusahaan harus mengawasi dan
mengevaluasi usaha-usaha keselamatan kerjanya. Statistic kecelakaan dan cidera
haruslah dibandingkan dengan pola kecelakaan sebelumnya untuk
mengidentifikasikan perubaha-peribahan yang signifikan. Analisis ini harus dirancang
untuk mengukur kemajuan dalam manajemen keselamatan kerja.
Pendekatan-pendekatan
terhadap manajemen keselamatan kerja yang efektif
1. Pendekatan
organisasi
·
Mendesain pekerjaan
·
Mengembangkan dan
mengimplementasikan kebijakan keamanan kerja
·
Memanfaatkan komite
keselamatan kerja
·
Mengkoordinasikan
penyelidikan kecelakaan kerja
2. Pendekatan
rekayasa teknis
·
Mendesain lingkungan
kerja
·
Meninjau peralatan
kerja
·
Mengaplikasikan
prinsip-prinsip ergonomi
3. Pendekatan
individual
·
Mendorong motivasi dan
sikap terhadap keselamatan kerja
·
Memberikan pelatihan
keselamatan kerja pada karyawan
·
Member penghargaan
melalui program insentif
Masalah-masalah dalam
kesehatan dan keselamatan kerja
1. Pengaturan
fisik pekerjaan
Merancang pekerjaan secara benar
menuntut adanya peratian terhadap pengaturan fisik dalam pkerjaan. Bagiamna
sebuah lingkangan kerja yang ada diseputar pekrjaan diamnfaatkan, dapat
mempengaruhi kinerja pekeraan dari pkerja itu. Beberapa factor pengaturan kerja
telah diidentifikasikan antara lain: beasrnya wilayah kerja, jenis-jenis
material yang dugunakan, kondisi sensoris, jarak antara tempat kerja, dan
intervensi suara dan alur lalu lintas.
2. Sindrom
penyakit gedung bertingkat
Agen Perlindungan Lingkungan
(Enviromental Protection Agency atau EPA) mendefinisikan sindrom penyakit
gedung bertingkat (sick building
syndrome) sebagai situasi dimana para penghuni gedung mengalami gangguan
kesehatan akut dan rasa tidak nyaman yang tampaknya berhubungan dengan jumlah
waktu yang dihabiskan dalam gedung itu. Sebagi contoh para jaksa, pengacara,
juri, dan para karywan yang bertempat digedung Suffolk Country Courthouse di
Boston untuk jangka waktu tertentu mengelukan sakit kepala, pusing ,
tenggorokan sakit dan penyakit lainnya, stelah ada study yang intensif, masalah-masalah
tersebut bersumberi lapisan tahan air yang digunakn ketika gedung sednag
direnovasi.
Salah satu sebab syndrome gedung
tinggi ini, kualitas udara yang buruk, yang muncul digedung-gedung tinggi
dengan jendela-jendela yang tidak bisa dibuka.
3. Keselamatan
kerja dan ergonomic
Ergonomi merupakan desain yang
tepat untuk lingkungan kerja agar sesuai dengan tuntutan fisik yang dialami
manusia. Istilah ini berasal dari bahasa yunani ergon
Yang
berarti “ kerja”, dan akhiran omics,
yang berarti “ Manajemen dari”. Seorang ahli ergonomic mempelejari aspek
fisiologis, psikologis, dan aspek rancangan teknis suatu pekerjaan, termasuk
faktor seperti kelelahan, penerangan, peralatan kerja, tata letak perlengkapan,
dan penempatan alat-alat kontrol. Tempat kerja yang tepat secara ergonomi
dengan PC, yaitu layar lebih rendah dari
level pandangan, dukungan terhadap bagian punggung, pergelangan tangan dengan
lengan bagian bawah tetap lurus, paha sejajar dengan lantai, lantai yang datar.
Tempat kerja secara ergonomis benar, menfokuskan pada penyesuaian dan dukungan
tempat duduk, kualitas dan area VDT, tinggi meja, penerangan, cahaya, tingkat
kebisingan, penempatan dokumen, dan pelindung layar komputer ; waktu istirahat
dan pelatihan keryawan juga di tekankan.
4. Rekayasa
pada material dan peralatan kerja
Pengusaha dapat
mencegah terjadinya kecelakaan dengan merancang mesin-mesin, peralatan, dan
tempat kerja sehingga para pekerja yang mengantuk secara periodic atau yang
mengerjakan tugas-tugas berbahaya tidak mencedarai dirinya dan orang lain.
Dengan menyediakan peralatan keselamatan kerja dan penjagaan pada mesin-mesin
dan menginstal alat emergency
terkadang dapat mencegah kecelakaan kerja. Contoh tindakan seperti instalasi
rel pengaman, memelihara agar jalur tetap bersih, dan instalasi ventilasi udara
yang baik, penerangan, penghangat ruangan, dan AC dapat membantu menjaga
lingkungan kerja lebih aman lagi.
5. Trauma
Kumulatif dan stress berulang-ulang
Cedera karna
stress yang berulang-ulang, cedera karna gerakan yang bersifat repetitive,
kelainan trauma kumulatif, sindrom carpal
tunnel, bahaya-bahaya ergonomis, seluruhnya merupakan permasalahan yang
terdengar serius pada banyak tempat kerja. Kelainan trauma kumulatif
(cumulative trauma disorders atau CTDs) terjadi ketika seorang pekerja secara
berulang0ulang menggunakan otok yang sama dalam mengarjakan tugasnya, yang
menyababkan cedera otok dan persendian.
Sindrom carpal tunnel, salah satu kelainan
trauma kumulatif yang paling umum, telah ada selama bertahun-tahun. Ini adalah
cedera yang umum untuk orang-orang yang melakukan gerakan tangannya melalui
gerakan repetitive seperti mengetik memainkan instrument musik tertentu,
mengunting, dan menjahit. Gerakan ini mengiritasi tendong di area “ carpal tunnel “ dari pergelangan tangan.
Strategi untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja
1.
Memantau tingkat
keselamatan dan keseatan kerja
Pemantau dapat dilakukan dengan
mewajibkan perusahaan untuk menyimpan catatan insiden- insiden kecelakaan dan
penyakit yang terjadi dalam perusahaan.
2.
Mengendalikan
kecelakaan
Cara terbaik untuk mencegah
kecelakaan dan meningkatkan keselamatan
kerja dengan cara merancang lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga
kecelakaan tidak terjadi.
3.
Ergonomis
Cara lain untuk meningkatkan
keselamatan kerja adalah dengan membuat pekerjaan itu sendiri menjadi ebih
nyaman dan tidak terlalu melelahkan melalui ergonomis. Ergonomis
mempertimbangkan perubahan-perubahan dalam lingkungan pkerjaan sehubungan
dengan kemampuan-kemampuan fisik dan fisiologis serta keterbatasan-keterbatasan
pekerja.
4.
Divisi keselamtan kerja
Divisi-divisi keselamatan kerja
harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
5.
Perubahan tingkah laku
6.
Mengurangi timbulnya
penyakit
7.
Penyimpanan catatan
8.
Memantau kontak langsung
9.
Penyaringan genetic
10.
Mengendalikan stress
dan kelelahan kerja
11.
Peningkatan partsipasi
dalam pengambilan keputusan
V.
Hubungan Industrial
Pancasila (HIP)
Menurut Hasibuan dalam bukunya yang berjudul
“Manajemen SDM”, hubungan industrial pancasila adalah hubungan antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan jasa didasarakan atas nilai yang
merupakan manifestasi dari keseluruhan sila-sila Pancasila dan UUD 1945, yang tumbuh
dan berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.
Ciri-ciri
khas HIP
1. HIP didasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di dalam satu pengertian yang
utuh dan bulat.
2. HIP ialah hubungan perburuhan yang
secara keseluruhan dijiwai oleh kelima sila Pancasila yang berbunyi
a.
Suatu
hubungan perburuan yang berasarkan asas KeTuhanan yang Maha Esa, yaitu hubungan
yang mengakui dan meyakini kerja sebagai pengabdian manusia kepadaTuhan Yang
Maha Esa dan sesame manusia.
b.
Suatu
hubungan perburuan yang berdasarkan kemanusian yang adil dan beradab tidak
menganggap buruh sekadar sebagai factor produksi tetapi sebagai manusia pribadi
dengan segla harkat dan martabatnya.
c.
Suatu
hubungan perburuan yang didalam dirinya mengandung asa yang dapat mendorong kea
rah persatuan Indonesia, tidak membedakan golongan, perbedaan
keyakinan,politik, paham,aliran,agama, suku maupun kelamin. Pada pokoknya
seuruh orientasi ditujukan kepada kepentingan nasional.
d.
Suatu
hubungan perburuan yang berdasarkan atas asas prinsip musyawarah untuk mencapai
mufakat, berusaha menghilangkan perbedaan-perbedaan dan mencari
persamaan-persamaan kearah persetujuan antara buruh dan pengusaha. Pada
pokoknya meyakini bahwa setiap permasalahan perbedaan yang timbul tidak
diselesaikan dengan paksaan sepihak.
e.
Suatu
hubungan perburuan yang mendorong kearah terciptanya keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dan untuk itu seluruh hasil upaya
bangsa, khususnya di dalam pembangunan ekonomi harus dapat dinikmati bersama
secara serasi, seimbang dan merata. Serasi dan seimbang dalam arti, bagian yang
memadai sesuai fungsi dan prestasi para pelaku. Merata dalam arti secara
nasional meliput seluruh daerah,secara vertical meliputi seluruh kelompok
masyarakat.
3. HIP didasarkan atas suasana serta
keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pihak-pihak yang tersangkut
dalam keseluruhan proses produksi, yaitu buruh, pengusaha, pemerintah dan
masyarakat umum.
4. HIP berpegang pula pada Tridharma dimana
antara buruh, pengusaha dan pemerintah tercipta saling merasa ikut mmeiliki,
memelihara, mempertahankan dan terus menerus mawas diri, yang mengandung asas
partnership dan tanggung jawab bersama.
Tujuan hubungan
industrial pancasila adalah :
·
Mensukseskan
pembangunan dalam rangka mengemban cita-cita bangsa
Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur.
·
Ikut berperan dalam melaksanakan ketertiban
dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
·
Menciptakan
ketenangan, ketentraman dan ketertiban kerja serta ketenangan usaha.
·
Meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
·
Meningkatkan
kesejahteraan pekerja serta derajadnya sesuai dengan martabatnya manusia.
Landasan
hubungan industrial adalah
·
Hubungan Industrial
Pancasila mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional
adalah UUD’45. secara operasional berlandaskan GBHN serta ketentuan-ketentuan
pelaksanaannya yang diatur oleh pemerintah.
·
Hubungan industrial
pancasila juga berlandaskan kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah untuk
menciptakan keamanan nasional dan stabilitas nasional.
Pokok-pokok
Pikiran dan Pandangan Hubungan Industrial Pancasila
ü Pokok-pokok
Pikiran
a)
Keseluruhan
sila-sila dari pada pancasila secara utuh dan bulat yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain.
b)
Pengusaha dan
pekerja tidak dibedakan karena golongan, kenyakinan, politik, paham, aliran,
agama, suku maupun jenis kelamin.
c)
Menghilangkan perbedaan dan mengembangkan
persamaan serta perselisihan yang timbul harus diselesaikan melalui musyawarah
untuk mufakat.
ü Asas-asas untuk
mencapai tujuan
1.
Asas-asas pembangunan
nasional yang tertuang dalam GBHN seperti asas manfaat, usaha bersama dan
kekeluargaan, demokrasi, adil dan merata, serta keseimbangan.
2.
Asas kerja yaitu
pekerja dan pengusaha merupakan mitra dalam proses produksi.
ü
Sikap mental dan sikap social
Sikap social adalah
kegotong-royongan, toleransi, saling menghormati. Dalam hubungan industrial
pancasila tidak ada tempat bagi sikap saling berhadapan/ sikap penindasan oleh
yang kuat terhadap yang lemah.
Pelaksanaan
Hubungan Industrial Pancasila
ü
lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit
i.
Lembaga kerjasama
bipartite dikembangkan perusahaan agar komunikasi antar pihak pekerja dan pihak
pengusaha selalu berjalan dengan lancar.
ii.
Lembaga kerjasama
tripartite dikembangkan sebagai forum komunikasi, konsultasi dan dialog antar
ketiga pihak tersebut.
ü Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB)
a.
Melalui kesepakatan
kerja bersama dapat diwujudkan suatu proses musyawarah dan mufakat dalam
mewujudkan kesepakatan kerja bersama.
b.
Dalam kesepakatan
kerja bersama semangat hubungan industrial pancasila perlu mendapat perhatian.
c.
Setiap kesepakatan kerja bersama supaya paling
sedikit harus memiliki suatu pendahuluan/mukadimah yang mencerminkan falsafah
hubungan industrial pancasila.
Kelembagaan
penyelesaian perselisihan industrial
ü
Lembaga yang
diserahi tugas penyelesaian perselisihan industrial perlu ditingkatkan
peranannya melalui peningkatan kemampuan serta integritas personilnya.
ü
Kelembagaan
penyelesaian perselisihan baik pegawai perantara, arbitrase P4D/P4P yang
berfungsi dengan baik akan dapat menyelesaikan perselisihan dengan cepat, adil,
terarah dan murah.
Peraturan
perundangan ketenagakerjaan
ü
. Peraturan
perundangan berfungsi melindungi pihak yang lemah terhadap pihak yang kuat dan
memberi kepastian terhadap hak dan kewajibannya masing-masing.
ü
Setiap peraturan
perundangan ketenagakerjaan harus dijiwai oleh falsafah hubungan industrial
pancasila. Karena itu kalau perlu diciptakan peraturan perundangan yang baru
yang dapat mendorong pelaksanaan hubungan industrial pancasila.
Pendidikan hubungan
industrial
ü
Agar falsafah
hubungan industrial pancasila dipahami oleh masyarakat, maka falsafah itu
disebarluaskan baik melalui penyuluhan maupun melalui pendidikan.
ü
Penyuluhan dan
pendidikan mengenai hubungan industrial pancasila ini perlu dilakukan baik
kepada pekerja/serikat pekerja maupun pengusaha dan juga aparat pemerintah.
Beberapa masalah
khusus yang harus dipecahkan dalam pelaksanaan hubungan industrial pancasila
ü
Masalah pengupahan
Apabila didalam perusahaan dapat diciptakan suatu system pengupahan yang akibat akan dapat menciptakan ketenagakerjaan, ketenangan usaha serta peningkatan produktivitas kerja. Apabila didalam perusahaan tidak dapat diciptakan suatu system pengupahan yang baik, maka upah akan selalu menjadi sumber perselisihan didalam perusahaan.
Apabila didalam perusahaan dapat diciptakan suatu system pengupahan yang akibat akan dapat menciptakan ketenagakerjaan, ketenangan usaha serta peningkatan produktivitas kerja. Apabila didalam perusahaan tidak dapat diciptakan suatu system pengupahan yang baik, maka upah akan selalu menjadi sumber perselisihan didalam perusahaan.
ü
Pemogokan
Pemogokan akan dapat merusak hubungan antara pekerja dan pengusaha. Hak mogok diakui dan diatur penggunaannya. Oleh sebab itu walaupun secara yuridis dibenarkan tetapi secara filosofis harus dihindari.
Pemogokan akan dapat merusak hubungan antara pekerja dan pengusaha. Hak mogok diakui dan diatur penggunaannya. Oleh sebab itu walaupun secara yuridis dibenarkan tetapi secara filosofis harus dihindari.
BAB
III
CASE
STUDY
JARING MAUT
Appliance Park
terletak di Henderson, sebuah kota kecil disebelah barat Kentucky di pinggiran
sungai Ohio. Perusahaan ini mengambil nama yang pas, Aplliance House, yang
menciptakan ratusan pekerjaan untuk masyarakat sekitarnya. Appliance house
memproduksi mesin cuci, mesin pengering, mesin pencuci piring di pabriknya di
Appliance Park. Sebagai perusahaan besar di Henderson, perusahaan tersebut
menyediakan pekerjaan bagi antar 600 samapi 1100 pekerja yang dibayar perjam,
tergantung pada kondisi ekonomi dan pasar perumahan. Walaupun pembangunan
perumahan baru berkembang cukup lambat dalam dua tahun terakhir akibat
tingginya tingkat bunga yang tidak seperti biasa, pekerjaan di Appliace Park
tetap stabil dan diharapkan meningkat seiring dengan kenaikan produksi dan
industry perumahan.
Dua minggu yang
lalu, terjadi sebuah tragedy di Appliance Park yang menyedihkan segenap
masyrakat disana. Pada tanggal 2 Mei 1992, Joe Kitner jatuh hingga meninggal di
pabrik sebelah timur, dimana mesin cuci dirakit. Joe, 24 tahun, adalah seorang
bintang sepak bola local semasa SMU dan telah bekerja tetap di Appliance Park
sejak dia lulus dari Henderson Central High School. Penyelidikan terhadap
kecelakaan itu dilaksanakan oleh wakil-wakil staf keselamatan kerja perusahaan
dan oleh para pengurus serikat buruh teamster yang mewakili para pekerja
“nonexempt” dia Appliance Park.
Walaupun tidak
dilaporkan secara luas, serangkaian peristiwa yang mengandung tanda Tanya
diperkirakan menjadi penyebab kematian Joe. Lini perakitan divisi mesin cuci
menempati gedung dua lantai dengan bangunan pra pabrik disebelah timur taman.
Sebuah jarring terbuat tali tergantung sekitar 30 kaki diatas permukaan lantai,
untuk menangkap peralatan dan suku cadang yang jatuh dari sitem ban berjalan
dibagian atas, dimana sebagian pekerjaan perakitan mesin0mesin cuci
dilaksanakan. Secara periodic, bila perubahan-perubahan model dijadwalkan di
lini tersebut, seorang pekerja ditugaskan untuk mengalihkan susunan mesin-mesin
diseluruh lini perakitan. Salah satu pekerjaan joe, adalah naik kejaring itu
dan menerima onderdil mesin yang dijatuhkan dari bagian produksi sebelumnya.
Jarring itu, walupun diikat erat, memiliki sebuah lubang disatu sisi diaman
sebuah siku-siku yang jatuh sebelumnya telah memotong bagian jala tersebut.
Walaupun tanggung jawab petugas perubahan model untuk memeriksa dan memperbaiki
jala tersebut, mereka sering mengabaikan sobekan-sobekan kecil karena waktu
produksi yang habis dalam memperbaiki kerusakan.
Otopsi
mengungkapkan bahwa Joe meninggal karena pendarahan otak yang terjadi ketika
jatuh dari jarring itu kelantai beton dibawahnya. Otopsi juga mengungkapkan
bahwa Joe menderita tumor otak kecil namun berbahaya didekat bagian otak yang
mengendalikan sistem syraf pusat. Apakah tumor tersebut cukup mempengaruhi
pertimbangannya atau kemampuan motoriknya tidak disebutkan oleh sipemeriksa
medis, tetapi otopsi juga menunjukkan bahwa Joe telah mengkonsumsi alcohol
sebelum kematiannya, barang kali pada waktu makan siang. Tetapi, kadar alcohol didarah tidak cukup
tinggi untuk dinyatakn berbahaya menurut standar DWI (Driving-while-intoxicatied) setempat.
Pekerja bertugas
melakukan pengalihan susunan mesin mendapatkan kesulitan untuk mencari
pengganti Joe. Karena pabrik itu tidak mempunyai serikat buruh, pekerjaanitu
terbuka untuk siapa saja, tapi tak seorang pun menawarkan diri untuk
mengerjakannnya. Dalam keadaan seperti ini perusahaan menunjuk petugas
perakitan yang memiliki sineoritas paling rendah, untuk menggantikan tugas Joe.
Perusahaan menugaskan Luther Duncan.
Walaupun
pekerjaan mengalihkan mesin-mesin terdiri atas beberapa tugas, Luther
mengetahui bahwa pada akhirnya dia akan diminta untuk menaiki jaring-jaring
itu. Ia baru 8 hari dipekerjakan ketika mandornya memerintahkan lini perakitan
dihentikan untuk perubahan model produksi berikutnya. Pada awalnya Luther tidak
memikirkan apa yang akhirnya akan dia lakukan, tetapi ketika akan datang
waktunya untuk menaiki tangga menuju kejaring-jaring itu, ia menolak. Tak
satupun dorongan semangat, bujukan, atau ancaman dapat mengubah keputusan
Luther ia sama sekali tidak mau menaiki tangga dengan bayangan kematian Joe
masih segar dipikirannya.
Stan Fryer,
pengurus Teamster, menarik Luther kesamping dan membujuk untuk mematuhi
perintah mandornya menyelesaikan pekerjaan tersebut. Stan akan berjanji akan
mengajukan mengenai sobekan dipinggir jala tersebut yang masih belum
diperbaiki. Luther tetap bersihkeras menolak melanjutkan pekerjaannya. Walaupun
dengan campur tangan Stan, mandor Luther membebaskannya dari pekerjaan dari
sisa waktu yang ada dan menyuruhnya segera membuat laporan esok paginya,
bersama-sama, kekantor pengawas pabrik. Pada waktu akan melapor kepada
pengawas, Luther diberitahu bahwa ia diberhentihkan karena membangkang.
Identifikasi Masalah
1. kelalaian
petugas dalam memeriksa alat pengaman karyawan (jaring).
2. pemeriksaan
kesehatan karyawan yang tidak dilakukan secara berkala. Hal ini dibuktikan
tumor otak kecil yang diderita Joe baru diketahui ketika jasadnya diotopsi.
3. tidak adanya
penjelasan mengenai bahaya mengkonsumsi minuman beralkohol ketika sedang
bekerja.
4. pekerjaan
tidak dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli. Hal ini dibuktikan dengan,
Luther yang ditunjuk perusahaan untuk menggantikan posisi Joe memiliki
senioritas paling kecil.
5. kerusakan
yang menimbulkan korban tidak langsung diperbaiki oleh pihak perusahaan.
6. perusahaan
tidak mempunyai serikat buruh yang menghambat perushaan untuk mendapatkan
karyawan yang tepat untuk menggantikan Joe.
Solusi
1. petugas harus
secara rutin memeriksa alat pengaman karyawan dan langsung menindaklanjuti
kerusakan sekecil apapun.
2. pemeriksaan
kesehatan karyawan harus dilakukan secara berkala agar kesehatan karyawan dapat
dipantau.
3. perusahaan
harus menjelaskan bahaya mengkonsumsi minuman beralkohol bagi keselamatan jiwa
terutama saat bekerja.
4. pekerjaan
harus dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar ahli, sehingga kecelakaan
kerja seperti itu dapat diminimalisir.
5.kerusakan yang
terjadi harus segera ditindaklanjuti.
6. serikat buruh
seharusnya ada dalam perusahaan tersebut agar jika ada kekurangan pegawai
seperti itu dapat ditemukan karyawan yang benar-benar berkompeten untuk
Melaksanakan tugas tersebut.
BAB
IV
KESIMPULAN
Dari pemamparan makalah ini kami dapat menyimpulkn
bahwa pemeliharaan terhadap karyawan
sangat penting dilakukan. Pemeliharaan ini akan semakin meningkatkan
kesejahtraan, kesehatan dan terutama keselamatan kerja karyawan.
Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi – kondisi fisiologis-fisikal dan pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan – tindakan keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam pekerjaan.Hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga berimbas pada hasil – hasil produksi perusahaan.
Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang sangat vital dalam perusahaan. Departemen inilah yang merencanakan program keselamatan kerja karyawan sampai dengan pelaksanaannya.
Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi – kondisi fisiologis-fisikal dan pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan – tindakan keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam pekerjaan.Hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga berimbas pada hasil – hasil produksi perusahaan.
Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang sangat vital dalam perusahaan. Departemen inilah yang merencanakan program keselamatan kerja karyawan sampai dengan pelaksanaannya.
No comments:
Post a Comment