BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Istilah
table manner alias etiket makan
merupakan suatu aturan tersendiri dalam sebuah jamuan makan yang terdiri dari
beberapa tahap menu yang dihidangkan bergantian dari mulai pembuka (appetizer)
sampai pada tahap penutup (dessert). Pada aturan makan ini si penikmat hidangan
mesti mengetahui aturan-aturan, etika dan sopan santun yang berlaku selama
jamuan makan berlangsung, selain aturan pemakaian tahapan peralatan makan juga
diantaranya etika duduk, etika makan dan minum, serta etika berbicara.
Table
manner selama ini identik dengan acara jamuan makan resmi bergaya Barat.
Sebenarnya tidak demikian. Etiket makan tidak hanya ada di negara-negara
barat. Di negara lain seperti Jepang, Cina, termasuk di Indonesia pun, dikenal
etiket makan.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
yang di maksud dengan table manner?
2.
Apa
yang membedakan etika makan orang Indonesia dengan Negara lain?
3.
Bagaimanakah
etika makan menurut budaya Jawa?
4.
Bagaimanakah
tata cara berbicara dalam jamuan makan?
5.
Bagaimanakah
tata cara duduk yang benar dalam table manner?
6.
Bagaimanakah
urutan penggunaan alat – alat makan dalam table manner?
7.
Bagaimanakah
tata cara minum yang benar dalam Table
Maanner?
8.
Bagaimanakah
pengaturan alat makan dalam Table Manner?
9.
Bagaimanakah
etiket umum jamuan makan bisnis?
10. Apa sajakah hal – hal tabu dalam jamuan
makan?
11. Apa sajakah aturan umum dalam jamuan
makan?
12. Apakah yang dimaksud dengan nampkin?
C. TUJUAN
Suatu kegiatan tanpa tujuan itu suatu hal yang
sia-sia, adapun tujuan utama dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Agar dapat membedakan etiket makan orang
Indonesia dengan Negara lain,
2. Agar dapat mengetahui etiket makan dalam
budaya jawa,
3. Agar dapat mengetahui tata cara berbicara dalam jamuan makan,
4. Agar dapat mengetahui tata cara duduk
yang benar dalam table manner,
5. Agar
dapat mengetahui urutan
penggunaan alat – alat makan dalam table manner,
6. Agar dapat mengetahui tata cara minum
yang benar dalam table manner,
7. Agar dapat mengetahui pengaturan alat
makan dalam Table Manner,
8. Agar dapat mengetahui etiket umum jamuan
makan bisnis,
9. Agar dapat mengetahui hal – hal tabu
dalam jamuan makan,
10. Agar dapat mengetahui aturan umum dalam
jamuan makan,
11. Agar dapat mengetahui tata cara
penggunaan nampkin,
12. Agar mudah bergaul
13. Percaya diri/ terhindar dari rasa
canggung atau malu
14. Dapat menikmati suasana jamuan
dengan nyaman
D. MANFAAT
Adapun manfaat yang didapat dari penyusunan makalah
ini yaitu
1. Dapat mengetahui tata cara dapat membedakan etiket makan orang
Indonesia dengan Negara lain,
2. Dapat mengetahui etiket makan dalam
budaya jawa,
3. Dapat mengetahui tata cara berbicara dalam jamuan makan,
4. Dapat mengetahui tata cara duduk yang
benar dalam table manner,
5. Dapat
mengetahui urutan
penggunaan alat – alat makan dalam table manner,
6. Dapat mengetahui tata cara minum yang
benar dalam table manner,
7. Dapat mengetahui pengaturan alat makan
dalam Table Manner,
8. Dapat mengetahui etiket umum jamuan
makan bisnis,
9. Dapat mengetahui hal – hal tabu dalam
jamuan makan,
10. Dapat mengetahui aturan umum dalam
jamuan makan,
11. Dapat mengetahui tata cara penggunaan
nampkin,
12. Dapat menikmati suasana jamuan
dengan nyaman, dan
13. Dapat meningkatkan rasa percaya diri
dalam menghadiri jamuan makan.
BAB
II
TABLE
MANNER
A. PENGERTIAN
TABLE MANNER
Etik Makan atau Table Manner adalah aturan yang
harus dilakukan saat bersantap bersama di meja makan. Etika makan diperkenalkan
oleh bangsa Eropa yang merupakan aturan standar
terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara makan
bersama di keluarga besar. Meskipun
sebebarnya Etika tersebut telah ada jauh sebelum peradaban Eropa menyebar ke
seluruh dunia.
Jika mampu menunjukkan
sopan santun di meja makan, sebenarnya secara tidak langsung menunjukkan
kualitas pergaulan, intelektualitas dan etika pergaulan seseorang. Etika makan
tidak dibentuk secara tiba-tiba. Kualitas etika makan harus dilakukan sejak
usia anak dan remaja. Dengan kebiasaan sehari-hari dengan melakukan etika makan
yang baik maka merupakan proses pembelajaran yang sangat baik. Bila etika makan
dibentuk secara instan maka akan menghasilkan kualitas etika makan yang
canggung dan tidak luwes. Bila seseorang diundang di sebuah restoran terkenal atau
jamuan makan malam resmi dengan meja makan yang sudah di setting sedemikian
rupa harus mengikuti aturan etika makan yang baik.Setiap
negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda.
Untuk masyarakat
Indonesia, khususnya di kalangan profesional, table manner paling banyak
diadopsi dari standar Amerika. Meski tentu saja tetap dicampur dengan adat
kebiasaan orang Indonesia itu sendiri.
B. TATA
CARA TABLE MANNER
Bicara tentang cara makan atau tata cara makan, cara makan seperti
apa yang biasa anda gunakan? Cara makan bisa berhubungan dengan cara kita
menggunakan alat untuk menyantap makanan atau bisa juga berhubungan dengan
bagaimana kita makan seperti makan cepat, lambat, pakai banyak sambal, dan lain
sebagainya.
Untuk alat makan, Di Indonesia sebagian besar orang biasa makan
dengan menggunakan sendok dan garpu. Ya inilah cara makan yang umum di
gunakan di Indonesia, selain cara makan langsung dengan tangan tentunya. Tapi
di samping itu ada banyak cara makan dengan menggunakan peralatan lain di Indonesia,
beberapa di antaranya adalah:
1)
Sendok dan garpu
Ini adalah
cara makan yang sangat umum di Indonesia dan pasti anda telah paham bagaimana
makan dengan cara seperti ini. Anda tinggal memegang sendok di tangan
kanan dan garpu di tangan kiri (kecuali anda kidal). Makan dengan sendok
dan garpu sangatlah mudah, sendok digunakan untuk mengambil makanan dan garpu
dapat digunakan untuk menusuk makanan atau membantu mengumpulkan makanan di
sendok, begitu mudah. Jika anda makan mie, anda bisa menggunakan garpu
untuk memilin mie dan memakannya atau bisa juga menggunakan garpu untuk
mengangkat sebagian mie lalu menaruhnya dahulu pada sendok anda.
Kesulitan utama dalam makan dengan sendok dan garpu adalah pada saat anda
memakan daging berukuran besar seperti saat makan steak. Jika anda makan
steak dengan sendok dan garpu, maka cara terbaik yang bisa anda lakukan adalah
menusukkan garpu untuk menahan daging lalu menggunakan ujung sendok untuk
membuat potongan kecil dari daging steak, walaupun hal ini mungkin sulit dilakukan
kalau daging steak anda liat / tidak lunak.
2)
Pisau dan garpu
Makan dengan
garpu dan pisau saat ini menjadi makin umum dengan menjamurnya rumah makan yang
menyediakan steak sebagai hidangan utamanya, bagaimana cara menggunakannya?
Cara makan dengan pisau dan garpu tidaklah sulit, anda tetap memegang garpu di
tangan kiri anda serta pisau di tangan kanan anda. Garpu digunakan untuk
menusuk dan menahan makanan pada tempatnya selagi anda memotong makanan
tersebut menjadi potongan yang lebih kecil menggunakan pisau anda.
Setelah terpotong, maka anda memakan potongan kecil tadi menggunakan garpu,
jangan menggunakan pisau anda untuk memakan makanan, karena selain tidak benar
hal ini juga beresiko menyebabkan lidah anda teriris pisau secara tidak sengaja.
Kekurangan dari penggunaan pisau dan garpu adalah anda akan kesulitan menyantap
makanan yang berkuah, anda mungkin akan tetap membutuhkan sendok untuk
menikmati kuah dari makanan anda.
3)
Sumpit
Makan dengan
memakai sumpit juga bukan merupakan hal yang asing di Indonesia.
Tempat-tempat makan bertema Jepang, Cina, atau Korea biasanya selalu
menyediakan sumpit bagi anda. Makan dengan menggunakan sumpit memiliki
seni tersendiri, anda harus bisa memegang sumpit dengan benar agar dapat
menyantap hidangan anda dengan nyaman dan terhindar dari rasa sakit atau nyeri
di tangan akibat cara memegang sumpit yang salah. Saat makan dengan
sumpit, usahakan untuk selalu menjepit makanan anda dengan sumpit dan jangan
menusuk makanan serta menggunakan sumpit seperti anda menggunakan garpu.
4)
Pulukan / Menggunakan tangan
Makan dengan
menggunakan tangan adalah salah satu cara makan yang wajar di Indonesia,
khususnya untuk menyantap makanan-makanan yang tidak berkuah. Makan
dengan menggunakan tangan sangatlah mudah, hal yang perlu anda perhatikan
adalah usahakan anda hanya menggunakan bagian ujung dari jari-jari anda saat
makan. Biasanya orang yang makan dengan lahap dengan menggunakan tangan
akan terlihat sangat menikmati makanannya dan membuat orang yang melihat jadi
lapar ingin ikut makan
5)
Suru
Untuk yang satu ini,
mungkin suru adalah kata yang asing bagi telinga anda. Suru adalah sebuah
alat makan yang biasanya terbuat dari daun pisang, dan biasa digunakan untuk
menyantap pecel di beberapa daerah di Jawa Tengah. Suru berfungsi seperti
sendok, dua atau tiga lembar daun pisang berukuran sekitar 3 x 7 cm ditumpuk
menjadi satu, lalu anda memegang salah satu ujung daunnya dengan cara ibu jadi
di bagian atas dan menekan bagian tengah daun agar bagian tengah daun
melengkung ke dalam, lalu jari telunjuk dan jari tengah di bagian bawah daun
kiri dan kanan untuk menopang daun. Setelah itu daun akan menjadi seperti
sendok dan siap digunakan untuk makan.
Kapan memulai makan:
Tidak sesuia
dengan nasehat orang tua, para pakar etiket malah menganjurkan untuk memulai
makan tanpa harus selalu menunggu orang lain – mulailah makan saat makanan
hangat disajikan. Untuk makanan dingin atau buffets, tunggulah hingga tuan
rumah mempersilakan makan, dan tunggu pula hingga tamu utamanya mulai mengambil
makanan.
ETIKA MAKAN MENURUT BUDAYA JAWA
·
Bagi
sebagian masyrakat Jawa yang masih menjunjung adat, makan adalah kegiatan
sehari-hari yang tidak boleh terlepas dari sopan santun dan aturan budaya jawa.
·
Setiap
gerak, ucapan dan perilaku harus lebih diutamakan • Saat suatu keluarga
mengadakan jamuan makan, tempat duduk ini diberikan pada tamu yang paling
mereka hormati atau yang paling di tuakan. Jika sang tamu terhormat atau yang
paling tua belum duduk, tamu lain belum diperkenankan duduk. Acara makan juga
belum dimulai jika tamu terhormat belum mulai makan.
·
Saat
santapan dimulai, orang muda harus menunggu orang yang lebih tua, baik untuk
mengambil nasi atau untuk memulai makan.
·
Saat
makan sebaiknya tidak menggunakan suara yang keras atau tertawa yang keras.
·
Bila
mengambil nasi atau lauk sebaiknya mengambil dalam p[orsi yang cukup, kalau
kurang bartu tambah lagi. Jangan sampai menyisakan sisa makanan didalam piring.
·
Saat
mengunyah sebaiknya tidak berbunyi dan dengan mulut tertutup.
·
Jangan
bersendawa dan gelekan setelah makan.
·
Bila
buang ingus harus keluar dari meja makan.
·
Bila
diundang menjadi tamu di dalam jamuan makan di rumah, sebaiknya mencobai semua
jenis makanan yang ada meskipun sedikit.
·
Menambah
porsi makan tidak masalah asal jangan berlebihan.
ETIKA MAKAN INTERNASIONAL
Jamuan makan yang
dilakukan di hotel maupun restauran biasanya menggunakan buffet service
(prasmanan). Aturan mainnya, tamu melakukan self service. Mulai dari hidangan
pembuka (appetizer), menu utama (main course) sampai penutup (dessert), anda
diwajibkan mengambil hidangan sendiri dan menyantap di atas meja makan yang
sudah di set up piranti makannya. Ada juga yang menggunakan american service.
Aturan main pelayanannya, tamu duduk di sekeliling meja makan, sedangkan
hidangan dikeluarkan secara berurutan oleh waiter.
Dalam jamuan makan,
meja makan sudah di set up alat-alat makannya sesuai menu yang akan di sajikan.
Standarnya, didepan anda persis ada show plate, sebuah piring besar yang tidak
digunakan untuk makan. Fungsi dari show plate hanya sebagai pemanis meja makan,
menempatkan napkin dan sebagai alas piring saji. Tahap pertama, setelah anda
duduk, buka napkin dan letakan di pangkuan Anda. Jika ukuran napkin terlalu
lebar, bukalah separunya saja. Gunakan alat makan, baik itu garpu, pisau, dan
sendok selalu mulai dari arah paling luar atau paling jauh dari piring. Ambil
berpasangan kiri dan kanan, kecuali pisau, garpu atau sendok dessert yang
letaknya di atas piring (main course).
1.
Hidangan Pembuka (Appetizer)
Sebelum
hidangan pembuka disajikan, pada B&B Plate ( bread & butter
plate/piring roti dan mentega) sudah disajikan roti dan mentega, biasanya
dinner roll, soft roll atau brioche. Roti ini disantap dengan mentega sambil
menunggu hidangan pembuka tiba (salad/soup). Jangan menyantapnya dengan pisau
dan garpu.
Makan
dengan menggunakan tangan, sobek roti dengan ukuran sekali suap dan olesi
dengan butter (jika tersedia). Pada jamuan makan lengkap, biasanya appetizer
terdiri dari dua jenis hidangan. Giliran pertama cold appetizer atau hidangan
pembuka dingin. Ragam makanannya berupa aneka salad, shrim coktail atau cold
canape (sandwich kecil yang disajikan dingin). Cara makannya dengan menggunakan
pisau ditangan kanan dan garpu ditangan kiri. Perhatikan bentuknya, pisau dan
garpu untuk salad ukurannya lebih kecil dibandingkan cutelery untuk untuk
hidangan utama.
Giliran
kedua hot appetizer (pembuka panas), makanan yang disajikan biasanya aneka
jenis soup. Alat hidang yang digunakan adalah mangkuk kecil dengan dua telinga
dan sendok soup. Bentuk sendok sup, bertangkai pendek dan berujung bulat. Cara
makannya, hirup soup dari tepi sendok bukan disuap dari ujung sendok, jika
hampir habis, miringkan cup soup sehingga anda mudah mengambilnya. Jangan
sekali-kali meniup soup yang disajikan panas. Aduk perlahan dan tunggu beberapa
saat sampai panas agak berkurang. Anda diperkenankan menghirup soup dari
mangkok soup, dengan catatan soup disajikan dengan mangkuk bertelinga (sebaiknya
jangan dilakukan). Setelah selesai, letakan sendok soup di atas saucer (alas
cup soup) agar waiter lebih mudah melakukan clear up.
2.
Hidangan Utama (main course)
Hidangan utama biasanya berupa
hidangan dari daging, unggas, sea food maupun telur, baik dilengkapi saus
maupun tidak. Ada kalanya main course disajikan bersama olahan sayuran dan
kentang sebagai pendamping menu utama. Cara makan main course bisa dilakukan
dengan dua cara :
1)
Gaya Amerika, makanan
dipotong-potong dulu kemudian letakan pisau di sisi kanan piring, kemudian
garpu dipindahkan ke tangan kanan untuk menyuap makanan.
2) Gaya Eropa lain lagi, pisau selalu
di tangan kanan untuk memotong dan menikmati hidangan dengan garpu menggunakan
tangan kiri. Peganglah pisau dan garpu seluwes mungkin, usahakan posisi jari
telunjuk tepat di atas punggung garpu atau pisau, ini memudahkan anda saat
memotong makanan dan kelihatan tidak kaku.
Anda boleh menggunakan satu
diantaranya yang lebih mudah bagi anda. Hidangan utama biasanya disajikan
dengan minuman penyerta. Makanan dari daging disertai dengan red wine sedangkan
sea food disertai white wine. Jika anda tidak mengkonsumsi wine, tolak dengan
halus dan katakan minuman pengganti yang anda inginkan.
3.
Hidangan Penutup (dessert)
Hidangan penutup banyak sekali ragamnya, ada kalanya disajikan
aneka cake, ice cream, pudding, potongan buah-buahan, shorbet atau punch. Alat
hidang yang digunakan berupa sendok, garpu dan pisau kecil yang diletakan pada
bagian atas piring main course. Jika dessert berupa minuman yang disajikan
dengan gelas disertai hiasan di atasnya, santap hiasan terlebih dahulu atau
sisihkan sehingga memudahkan anda di saat menikmatinya.
4.
Digestif Drink
Sering juga disebut dengan after
dinner drink, minuman ini dinikmati setelah acara jamuan makan selesai. Fungsi
dari sajian digestif drink adalah untuk membantu mencerna makanan. Sering
disajikan aneka minuman yang mengandung alkohol seperti, Cohnac, Brandy,
Calvados atau Whiskey. Untuk para wanita umumnya lebih menyukai Apricot Brandy,
Orange Liqueur atau Benedictine.
Jika anda bukan penikmat wine,
mintalah dengan sopan kepada pelayan untuk diganti dengan juice, soft drink,
kopi maupun teh. Untuk minuman yang disajikan dengan sendok pengaduk, jangan
sampai saat mengaduk sendok membentur dasar maupun dinding cangkir sehingga
mengeluarkan bunyi. Sedangkan minuman yang disajikan dengan gelas berkaki,
pegang dengan posisi jari kelingking, jari manis dan tengah berada dikaki
gelas, sedangkan ibu jari dan jari telunjuk menahan keseimbangan pada badan
gelas. Adakalanya waiter menawarkan tambahan minuman, cara menolaknya cukup
anda menyentuh bibir gelas dengan jari telunjuk dan katakan terima kasih. Jaga
jangan sampai ada noda lipstick di bibir gelas atau ujung sedotan.
Menghadiri perjamuan makan ala Barat
atau Internasional hendaknya memperhatikan etika berikut:
1.
Hendaknya
menunggu makanan sudah tersedia di depan semua tamu, setelah nyonya rumah
memberi isyarat baru mulai bersantap. Sebelum nyonya rumah mengambil sendok
atau garpu, para tamu hendaknya tidak mengambil makanan apapun. Ini adalah
kebiasaan orang Amerika, yang agak berbeda dengan beberapa negara di Eropa.
2.
Serbet
makan hendaknya dibentang di atas lutut. Bila agak besar, hendaknya dilipat dan
diletakkan di atas paha. Apabila agak kecil, boleh dibuka keseluruhannya.
Serbet makan meskipun boleh dikenakan di sekeliling leher atau di depan dada,
namun terlihat kurang sedap dipandang, maka sebaiknya jangan dilakukan.
3.
Boleh
menggunakan serbet makan untuk menyeka mulut ataupun jari tangan, namun jangan
dipakai untuk menyeka peralatan makan.
4.
Pada
saat makan duduklah tegak, jangan terlalu miring ke depan, juga jangan
meletakkan ke dua siku di atas meja, agar tidak membentur tamu di samping.
5.
Dalam
menggunakan pisau dan garpu, hendaknya tangan kanan memegang pisau, tangan kiri
memegang garpu. Bila hanya menggunakan garpu boleh menggunakan tangan kanan.
Dalam menggunakan pisau, bagian yang tajam jangan menghadap ke luar. Terlebih lagi
jangan menggunakan pisau memasukkan makanan ke dalam mulut.
6.
Sewaktu
memotong daging jangan menimbulkan suara berisik beradunya pisau dan piring.
Ketika makan mie, boleh dimakan dengan dililitkan pada garpu, jangan ditusuk.
Di pertengahan jalan bila meletakkan pisau dan garpu, hendaknya diletakkan di
atas piring dengan membentuk huruf V terbalik yaitu 八.
7.
Apabila
pisau dan garpu diletakkan bersama memiliki arti telah selesai makan.
8.
Roti
hendaknya diambil dengan tangan, kemudian diletakkan pada piring kecil di
samping atau di bagian pinggir piring besar, janganlah mengambil roti dengan
menusukkan garpu. Mentega hendaknya diambil dengan pisau mentega, jangan
menggunakan pisaunya sendiri. Mentega yang diambil diletakkan di piring kecil
di samping, jangan langsung dioleskan di atas roti. Jangan memotong roti dengan
pisau, juga jangan mengoleskan mentega keseluruh permukaan roti, melainkan
setiap kali dicabik sedikit, diolesi dan dimakan.
9.
Salad
dimakan dengan garpu. Garpu dipegang dengan tangan kanan, ujungnya menghadap ke
atas. Bila salad dimakan bersama roti atau kue kering, tangan kiri boleh
memegang sepotong roti kecil atau kue kering, membantu garpu mengambil salad.
10.
Ketika
menyantap ikan, tangan kiri boleh memegang roti, tangan kanan memegang pisau
untuk menyingkirkan duri. Tulang dan duri ikan yang sudah berada dalam mulut
jangan langsung diludahkan ke dalam piring, melainkan ditangkap dengan garpu
dan diletakkan di atas piring dengan perlahan. Atau diupayakan tanpa menarik
perhatian diambil dengan tangan dan diletakkan dipinggir piring, jangan dibuang
di atas meja atau lantai. Biji buah hendaknya
11.
Makanan
di dalam mulut hendaknya ditelan dulu sebelum minum, jangan mendorong makanan
di dalam mulut dengan air. Perlu diperhatikan untuk menyeka mulut sebelum minum
air dari gelas agar tidak mengotorinya.
12.
Pada
saat menyantap jangan mengangkat mangkuk atau lepek. Minum kuah boleh kopi
jangan meletakkan sendok di dalam gelas.
13.
Bersantap,
terutama minum kuah jangan mengeluarkan suara. Pada waktu mengunyah hendaknya menutup
mulut.
14.
Jangan
membuang ingus atau bersendawa di meja makan. Bila bersin atau batuk hendaknya
meminta maaf kepada orang di sekeliling.
15.
Di
meja makan jangan mengorek gigi. Bila ada yang mengganjal di sela gigi,
terpaksa harus dikeluarkan, hendaknya menutupi mulut dengan serbet makan,
sebaiknya menunggu tidak ada orang lain baru dikeluarkan.
16.
Waktu
makan selalu berdiam diri adalah kurang sopan, hendaknya berbincang dengan
orang di sebelah. Namun pada saat mengunyah jangan berbicara. Sekalipun ada
yang mengajak Anda berbicara, juga mesti menelan dulu makanan di mulut baru
menjawab. Sewaktu berbicara boleh tidak meletakkan pisau garpu, namun jangan
sambil menggerak-gerakkannya di udara.
17.
Di
meja makan, segala makanan hendaknya di-ambil dengan pisau dan garpu. Hanya
seledri, buah-buahan, snack kering, buah kering, permen, irisan kentang goreng,
jagung, paha katak, roti dan lain-lain, boleh dimakan dengan dipegang tangan.
18.
Ketika
pelayan membagikan makanan secara berurutan, saat sampai di sebelah kiri, baru
merupakan giliran Anda. Bila pelayan masih berdiri di sebelah kanan janganlah
mengambil, saat itu merupakan giliran tamu yang ada di sebelah kanan Anda untuk
mengambil makanan.
19.
Waktu
mengambil, sebaiknya setiap macam
diambil sedikit, dengan demikian akan menyenangkan nyonya rumah. Kalau memang
sangat tidak menyukai makanan tertentu, juga boleh mengatakan, Terima kasih,
tidak.
20.
Ketika
nyonya rumah akan mengambilkan makanan untuk anda. Anda boleh menyodorkan
piring bersama pisau dan garpu kepa-danya atau menyerahkan kepada petugas. Bila
beliau tidak menawarkan kepada anda, andapun tidak dapat meminta tambah, karena
berbuat demikian sangatlah tidak sopan.
21.
Beberapa
jenis makanan seperti roti, mentega, selei, acar, buah-buahan yang dikeringkan,
permen dan lain lain, perlu menunggu nyonya rumah mempersilahkan baru boleh
disantap.
22.
Para
tamu ketika bergilir mengambil makan, tamu pria selayaknya mempersilahkan tamu
wanita disampingnya mengambil dahulu, atau menawarkan jasa untuk
mengambilkannya.
23.
Sewaktu
makan, jangan mengambil makanan melintasi muka orang. Bila memerlukan sesuatu
hendaknya disampaikan melalui bagian belakangnya.
24.
Setelah
makan, para tamu hendaknya menunggu nyonya rumah berdiri baru satu per satu
mengikutinya meninggalkan meja makan. Meninggalkan perjamuan ketika masih makan
atau ketika perjamuan belum selesai adalah kurang sopan. Setelah berdiri, tamu
pria hendaknya membantu kaum wanita untuk mengembalikan kursi ke tempatnya
semula.
25.
Serbet
makan diletakkan di atas meja, jangan dilipat seperti keadaan semula.
26.
Agar
seluruh perjamuan dipenuhi atmosfir menggembirakan dan harmonis, bukan saja
para tamu mesti berperilaku tepat dan sopan, sikap tuan dan nyonya rumah juga
sangat menentukan.
27.
Setelah
perjamuan dimulai, kewajiban tuan dan nyonya rumah adalah memfasilitasi
komunikasi yang hidup dan menarik, setiap tamu tidak terabaikan. Bila ada
seseorang yang membicarakan topik yang kurang tepat, tuan rumah hendaknya
secara cerdik segera mengalihkan topik pembicaraan.
28.
Dalam
perjamuan, tuan rumah hendaknya menunggu para tamu selesai menyantap sejenis
makanan baru melanjutkan dengan jenis berikutnya.
29.
Tuan
rumah hendaknya tidak makan terlalu cepat, bila kebanyakan orang sudah selesai,
sedangkan ada beberapa orang masih belum menyelesaikannya, maka sebaiknya
mengurangi kecepatan agar tidak ada tamu yang merasa kurang nyaman.
30.
Dalam
perjamuan, tuan rumah hendaknya berusaha keras agar setiap tamu merasa nyaman
dan leluasa. Andaikan seorang tamu menjatuhkan pisau garpu di lantai, hendaknya
dengan sopan segera mengupayakan penggantinya.
31.
Bila
seorang tamu tanpa sengaja memecahkan piring atau mangkuk, nyonya rumah
hendaknya dengan tenang membereskannya dan mengucapkan kata-kata yang
menghibur, jangan menunjukkan wajah yang tidak senang.
32.
Tuan
rumah tidak boleh memerinci perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam perjamuan
di depan para tamu.
Adapun makanan yang dapat dipegang
dengan tangan dalam etika makan internasional yaitu :
1. Roti:
break slices of bread, rolls and muffins in half or into small pieces by hand
before buttering.
2. Daging
: jika potongan dagingnya tebal, makanlah dengan menggunakan pisau dan garpu.
Jika garing, pecahkan dengan garpu dan makanlah dengan tangan.
3. Makan
dengan tangan: Ikuti pedoman tuan rumah. Jika makanan tersebut disajikan dalam
piring, ambil dan letakkan pada piring anda sebelum memakannya.
4. Makanan
yang biasanya langsung dimakan dengan tangan: jagung pada ikan tongkol, tulang
iga, lobster, kepiting dan tiram dengan cangkang terbuka, sayap ayam dan tulang
(untuk situasi tidak resmi), sandwiches, beberapa jenis buah tertentu, buah
zaitun, seledri, roti dan kue kering.
Jenis – jenis jamuan makan internasional :
Dalam jamuan makan internasional dikenal enam jenis istilah
makan.
Yakni :
Yakni :
1.
Cofee
morning diadakan pada pagi hari, pukul 10.00-12.00.
2.
Brunch
alias breakfast lunch, diadakan antara waktu makan pagi hingga siang.
Biasanya di atas jam sembilan, makanan disajikan prasmanan.
3.
Lunch
diadakan mulai pukul 11.30-17.00.
4.
Teatime
biasanya acara minum teh yang diadakan pukul 14.30-17.00.
5.
Sedangkan
cocktail merupakan jamuan berdiri, yang diadakan sebelum makan malam. Yakni,
antara pukul 18.00-19.00.
6.
Dinner.
Yakni jamuan makan yang diadakan pada pukul 19.00.
Apabila ada makanan yang terselip dari mulut, dapat disingkirkan dengan cara:
1.
Serpihan buah
zaitun: keluarkan dengan hati-hati ke telapak tangan sebelum membuangnya ke
piring.
2.
Tulang ayam:
gunakan garpu untuk membuang ke piring.
3.
Duri ikan:
buanglah dengan jari.
4.
Bagian yang
lebih besar: tulang atau makanan yang tidak ingin anda makan keluarkan dengan
hati-hati dan tersembunyi ke dalam serbet makan hingga tidak diketahui orang
lain.
Dalam etika makan internasional terdapat pula tata
cara untuk minum, sebagai berikut :
1.
MUG (gelas
agak besar tanpa kaki) yang digunakan untuk minum kopi, teh atau minuman panas
lainnya, biasanya digunakan pada acara tak resmi. Tatakan biasanya disertakan
untuk meletakkan sendok kecil, bahkan kadang tidak disediakan sama sekali. Bila
disertai tatakan/lepek, biasanya sendok diletakkan dengan posisi menghadap ke
bawah atau di sisi piring mentega atau piring makan. Jangan lupa mengeluarkan
sendok dari mug pada waktu akan minum.
2.
Letakkan teh
celup yang sudah dicelupkan ke dalam cangkir yang berisi air panas pada piring
alas/tatakan cangkir.
3.
Sebelum
mereguk es teh manis, es kopi susu, atau jus, jangan lupa singkirkan sendok
pengaduk yang berbentuk panjang. Letakkan di tatakan setelah selesai mengaduk
minuman. Bila tak tersedia, jangan lupa memintanya.
4.
Bila kopi atau
teh tumpah, tanyakan apakah bisa mengganti tatakan. Bila tidak memungkinkan,
gunakan serbet atau tisu untuk membersihkannya. Hal ini untuk menghidari
tumpahan yang lebih banyak atau mengenai baju Anda.
5.
Jika disuguhi
minuman dengan gelas yang biasa digunakan untuk anggur merah, pegang kaki
gelas. Untuk anggur putih, pegang badan gelas untuk menjaga kedinginan minuman
tersebut. Bila di gelas minuman terdapat hiasan buah seperti stroberi, ceri,
dan lainnya tapi Anda tidak ingin memakannya, boleh disingkirkan.
6.
Sebaiknya
jangan meniup minuman yang panas untuk mendinginkannya. Agar cepat dingin, Anda
bisa mengaduk minuman secara perlahan atau tunggu sampai panasnya berkurang.
ETIKA
MAKAN DALAM JAMUAN BISNIS
Jangan sepelekan etika makan saat
berbisnis. Sebab, berdasarkan hasil survei lembaga riset diketahui, 49% Bagian
Keuangan menyatakan sebagian besar keberhasilan transaksi bisnis justru terjadi
di luar kantor, seperti di restoran atau tempat entertain yang lain. Hasil
survai juga menyebutkan yang menjadi wakil perusahaan wajib mengerti tentang
bagaimana cara meng-entertain (menghibur) klien dan tata cara makannnya. Sebab,
hal itu mempengaruhi citra perusahaan. Cara makan seseorang itu menunjukkan
karatkernya dan berpengaruh terhadap citra perusahaan. Hubungan Sosial,
entertaining etiquette bertujuan mempererat hubungan sosial antara yang mengundang
maupun tamunya, baik untuk kepentingan bisnis atau keperluan lainnya. Tips bagi
pengundang, tentukan restorannya, datang lebih awal, siapkan pembayaran, dan
selalu menawarkan.
Sementara bagi penerima undangan
jangan terlambat, perhatikan kode-kode undangan, beri tahu jika vegetarian/
alergi terhadap makanan tertentu.
ETIKET
UMUM JAMUAN MAKAN BISNIS
1. Memperkenalkan Sesama Kolega.
Untuk memperkenalkan dua orang teman yang tidak saling
mengenal pada tempat yang tidak formal pasti lebih mudah dibandingkan di tempat
yang lebih formal semisal di seminar atau rapat. Dengan memperkenalkan secara
resmi orang-orang yang Anda kenal tetapi di antara mereka belum saling
mengenal, suasana kaku dan tak nyaman pun bisa sirna.Utamakan orang yang lebih
penting (lebih tua atau posisinya lebih tinggi). Jika Anda sedang berada di
acara makan siang bisnis dan ingin memperkenalkan atasan Anda pada kolega dari
perusahaan lain, misalnya, sudah pasti dalam hal ini atasan Anda merupakan
orang yang lebih penting. Katakan langsung kepadanya, “Pak, perkenalkan Sdr.
Putra dari Perusahaan X.” Lalu kepada Putra, katakan, “Putra, perkenalkan
atasan saya dari Perusahaan Y, Bapak Pangaribuan”. Dengan demikian, perkenalan
singkat tadi dapat berkembang pada pembicaraan lebih lanjut di antara mereka.
Anda dapat mengganti contoh atasan dan kolega dengan ibu Anda dan teman, atau
kakek Anda dengan sahabat Anda. Bila tidak yakin siapa yang harus Anda
dahulukan, Anda dapat memilih seseorang yang sepantasnya didahulukan.
2. Berdiri
Jika Ada Yang Bangun Menurut etika, seorang pria sebaiknya
berdiri jika rekan semejanya yang berjenis kelamin wanita meninggalkan meja
atau kembali ke meja setelah ia dari kamar kecil, misalnya. Hal ini tampak kuno
tetapi tetap berlaku untuk masa kini. Kecuali pada acara makan siang bisnis,
seorang pria harus berdiri bila seorang wanita yang duduk di meja yang sama,
apakah itu istrinya atau orang lain, akan meninggalkan meja ataupun kembali ke
meja. Terutama bila wanita tersebut duduk di sebelah Anda. Para wanita
menghargai sikap ini. Pada meja yang agak padat, beri ruang pada seorang wanita
yang akan duduk ataupun berdiri.
3. Perbaiki Dasi
Walaupun Anda sedang merasa sangat lapar dan ingin segera
makan, jangan lupa atur letak dasi sebelum mulai menyantap hidangan sehingga
tidak mengganggu saat Anda tengah makan. Jangan letakkan dasi ke belakang bahu
karena hal ini tampak tidak sopan dan tidak rapi. Bila tidak mempunyai klip
khusus untuk dasi, masukkan sedikit bagian ujung dasi ke dalam kemeja. Serbet
juga dapat dipakai untuk menutupi dasi Anda.
4. Cicipi
Anda tidak tahu apakah makanan yang akan dimakan sudah cukup
asin atau belum. Jangan rusak acara makan tersebut dengan menambahkan garam
pada makanan sebelum Anda tahu pasti apakah makanan tersebut sudah cukup asin atau
belum bagi Anda. Karena dengan langsung menambahkan garam tanpa mencicipinya
terlebih dahulu dan ternyata makanan tersebut sudah cukup asin, Anda tidak
mungkin dapat menghabisi makanan tersebut dan hal ini akan memberi kesan tidak
baik. Alasan berikut (dan hanya berlaku di pesta makan malam), menambahkan
garam pada makanan di piring Anda akan memberi kesan seakan Anda tidak percaya
terhadap masakan tuan rumah. Bila ditanya apakah perlu garam, minta garam dan
lada, karena garam dan lada selalu berada bersama.
5. Siku Di Meja
Meletakkan siku di meja memang nyaman tetapi hal ini tidak
dibenarkan bila Anda melakukannya pada suatu jamuan makan siang atau makan
malam. Hal ini memberi kesan tidak sopan. Apalagi bila kemeja yang Anda kenakan
berlengan panjang. Bila terkena noda, akan terlihat jelas. Kapan Anda boleh
meletakkan siku di meja makan? Waktu yang tepat adalah di antara dua makanan.
Maksudnya, pada waktu selesai menyantap makanan pembuka dan akan masuk ke
makanan utama atau pada saat selesai menyantap makanan utama dan akan melahap
makanan penutup. Anda dapat relaks sebentar sambil menantikan makanan
berikutnya. Atau dapat juga pada saat Anda harus berbicara dengan teman satu
meja yang posisinya tak langsung di sebelah Anda. Letakkan siku di atas serbet dan
dekatkan posisi Anda dengan lawan bicara sehingga Anda dapat mendengar apa yang
dikatakannya, demikian pula sebaliknya.
ETIKET
MAKAN DI KANTOR
Jam istirahat yang terlalu singkat,
ingin berhemat, kantin yang jauh dari kantor, masih banyak pekerjaan yang belum
selesai, atau sekedar malas keluar kantor adalah beberapa alasan yang membuat
karyawan seringkali melewatkan makan siang mereka. Namun, dengan alasan
kesehatan yang berdampak pada produktifitas kerja, mau tidak mau tubuh harus
tetap mendapatkan asupan makanan agar bisa terus bekerja. Hasilnya, membeli
makanan lalu menyantapnya di meja makan siang atau sekedar ngemil di meja kerja
pun menjadi pilihan. Perut tetap terisi, dan schedule pekerjaan tetap jalan
sebagaimana yang direncanakan.
Makan di meja kerja memang lazim
dilakukan oleh para karyawan, bahkan jika peraturan perusahaan sebenarnya tidak
memperbolehkan hal tersebut. Sekalipun ada ‘toleransi’ dari perusahaan demi
menjaga kesehatan dan performa kerja karyawan, bukan berarti Anda dapat
mengabaikan etika. Di bawah ini adalah beberapa rules yang harus diperhatikan
tentang etika makan di kantor:
¨ Make it simple. Anda tetap harus
ingat bahwa meja kerja bukanlah meja makan, jadi sebaiknya bawa makanan yang
tidak terlalu menghabiskan banyak tempat dan dikemas dengan praktis
¨ Jangan makan di depan klien atau
sambil bicara di telepon. Berhati-hatilah jika sewaktu-waktu klien Anda masuk
ke ruang kerja atau menghampiri meja Anda. Hentikan aktivitas makan jika Anda
harus melayani mereka. Jika pekerjaan Anda berhubungan dengan pemakaian
telepon, jangan pernah mengangkat telepon atau berbicara dengan mulut penuh
makanan.
¨ Hindari makanan berbau tajam.
Makanan yang mengandung bawang atau bahan beraroma kuat dan masih panas mungkin
terasa menggugah selera bagi Anda, tapi belum tentu teman kerja Anda
menyukainya. Karena itu pilihkan makan siang yang tetap nikmat dimakan walaupun
sudah dingin. Selain dapat menganggu orang lain, aroma yang terlalu kuat dapat
menarik perhatian.
¨ Perhatikan waktu makan. Gunakan
waktu break Anda dengan sebaik-baiknya. Meskipun seolah-olah Anda makan sambil
bekerja, tapi performa kerja Anda tidaklah maksimal. Selesaikan dengan cepat
makanan Anda, kemudian bersiaplah bekerja kembali.
¨ Jaga kebersihan. Bersihkan meja
kerja Anda setelah makan, jangan sampai ada sisa makanan yang tertinggal.
Selain demi kenyamanan Anda bekerja, remah-remah yang terselip di keyboard atau
di meja Anda adalah media yang baik untuk perkembangan bakteri merugikan.
¨ Hargai rekan kerja Anda. Saat Anda
sedang asyik makan, mungkin rekan kerja Anda masih sibuk bekerja. Maka
hargailah mereka dengan tidak membuat terlalu banyak keributan atau mengajak
mereka mengobrol. Apalagi jika mulut Anda penuh dengan makanan, selain tidak
sopan juga untuk mencegah Anda secara tidak sengaja menyemburkan makanan ke
wajah mereka.
¨ Bersihkan diri setelah makan. Karena
Anda masih harus bekerja setelah makan, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan
sabun untuk kebersihan dan menyikat gigi. Selalu bawa sabun atau hand sanitizer
jika tempat kerja Anda adalah shared workspace.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, diharapkan Anda dapat
tetap menjaga etika sekalipun sebenarnya makan dalam kantor dianggap kurang
pantas. Selain itu, jika memang memungkinkan ada baiknya mulai memisahkan
antara waktu bekerja dan makan atau istirahat siang. Hal ini supaya dua-duanya
dapat berjalan baik tanpa saling mengintervensi satu sama lain.
C. ATURAN
PENEMPATAN ALAT MAKAN (TABLE SETTING)
Penataan meja makan di hotel dan
restoran memiliki setandar internasional. Baik jenis alat makan maupun napkin.
Ukuran napkin setandar jamuan resmi yang disarankan untuk hotel dan restoran
adalah 45 x 45 cm sampai dengan 50 x 50 cm. Adapun peletakan napkin biasanya
diletakan di atas dinner plate atau piring makan. Adakalanya, napkin diletakkan
disebelah kiri piring makan. Berikut table setting atau peletakan alat makan
standar internasional.
Keterangan Gambar:
1.
Place mate
2.
Garpu salad
3.
Dinner fork
4.
Show plate
5.
Dinner plate
6.
Napkin (Serbet makan)
7.
Cup soup
8.
Dinner spoon
9.
Pisau salad
10.
Soup spoon
11.
Dessert spoon
12.
Tea spoon
13.
Water goblet
14.
wine glass
15.
Sugar
and tea bowl
16.
Sallt
& pepper shaker
17.
Jam
& Marmalade bowl
18.
Butter
spreader
19.
B&B plate (bread & butter plate) dan
20.
Tea
& coffee cup
Etiket Penggunaan Napkin
Di dalam table setting, yang
dimaksud napkin adalah serbet makan. Dalam jamuan makan, napkin memiliki fungsi
dan kegunaan sebagai berikut;
1.
Menghias
dan memperindah dekorasi meja makan.
2.
Menutupi
pangkuan waktu makan, agar makanan dan minuman yang terjatuh tidak mengotori
pakaian.
3.
Untuk
membersihkan atau menyeka mulut. Ketika ada makanan atau noda yang menempel di
bibir. Cara menggunakannya, tarik serbet dari pangkuan, kemudian lipat segi
empat atau segi tiga. Tekan-tekan ke bibir yang terkena noda makanan.
Kembalikan napkin ke pangkuan. Tidak disarankan menggosok atau menyeka bibir
terlalu kuat, cukup ditekan-tekan saja.
4.
Memberikan
kode atau isyarat kepada pelayan. Jika anda akan meninggalkan meja makan
sebentar, misalnya ke toilet atau ada keperluan lain dan akan kembali ke meja
makan. Lipat napkin segi empat dan letakan napkin di atas sandaran atau
pegangan kursi. Jika kursi tidak memiliki sandaran atau pegangan, letakkan
napkin di atas tempat duduk. Ini sebagai tanda kepada pelayan agar alat makan
dan hidangan di atas meja makan anda tidak dibersihkan karena anda akan kembali
lagi.
5.
Ketika
selesai makan, lipat napkin segi empat dan letakan di sebelah kanan
atau kiri piring makan anda. Jangan membiarkan serbet ditinggalkan begitu saja
tanpa dilipat, ini menandakana anda kurang memahami etiket jamuan makan.
6.
Jangan
menggunakan napkin untuk mengelap ingus/kotoran hidung. Mengalungkan napkin di
leher dan menutupi dada dianggap kurang etis di dalam jamuan makan.
7.
Napkin
juga berfungsi sebagai menutupi mulut saat anda mengeluarkan tulang, biji atau
mengambil kotoran yang terselip digigi.
D. ATURAN
UMUM TABLE MANNER SERTA HAL TABU DALAM JAMUAN MAKAN
Ada beberapa aturan table menner yang umum dilakukan
yaitu
1.
Cuci
tangan sebelum makan atau pergi ke meja
2.
Makan
dengan tangan kanan Anda saat akan menyentuh makanan anda menggunakan tangan.
3.
Jangan
mulai makan sebelum tuan rumah menginstruksikan tamu untuk melakukannya. (jika
makan di rumah orang).
4. Jika
sudah siap memesan menu, lihat daftar menu dengan wajar, jangan terlalu lama.
Segera menunjuk menu yang anda pilih. Setelah itu biasanya pelayan
mempersilakan anda mencicipi menu pembuka atau Appetizer. (Apabila makan di
restoran).
5.
Selalu
menutup mulut ketika mengunyah makanan.
6. Berbicara
dengan volume suara yang rendah
7. Tutupi
mulut saat batuk atau bersin
Ada pun beberapa hal yang tidak boleh dilakukan
selama jamuan makan yaitu sebagai berikut :
1. Selama jamuan makan berlangsung,
jangan duduk membungkuk atau bersandar malas. Duduklah dengan tegak dengan jarak
badan dengan tepi meja selebar lima jari. Hindari mengembangkan kedua belah
siku dan meletakannya di atas meja makan.
2. Jika jamuan dilakukan di rumah dan
anda duduk satu meja dengan host (tuan rumah), jangan buka napkin sebelum tuan
rumah melakukannya. Serbet makan hanya digunakan untuk menyeka jari tangan dan
bibir. Jangan sekali-kali menyeka keringat, hidung atau membersihkan peralatan
makan dengan napkin.
3. Jangan menyuap makanan dengan porsi
yang besar, apalagi mengunyah dengan berkecap. Kunyah makanan dengan posisi
mulut tertutup dan tanpa kecap. Berbicara ketika mulut masih penuh makanan juga
harus dihindari.
4. Minum dilakukan pada saat mulut
tidak terisi makanan. Teguklah perlahan tanpa mengeluarkan bunyi.
5. Jangan berbicara atau mengambil
hidangan tanpa meletakan peralatan makan terlebih dahulu.
6. Jika anda melakukan kesalahan,
seperti menumpahkan minuman atau menjatuhkan alat makan. Jangan panik, segera
minta maaf dengan tamu yang diduk disekeliling kita dan panggil waiter untuk
membersihkannya.
7. Apabila ada hidangan yang disajikan
dengan sumpit, makan dengan posisi kepala agak menunduk agar tidak berjatuhan.
Jangan menusuk makanan dengan sumpit atau mengembalikan makanan yang telah di
ambil.
8. Jangan mengambil makanan yang
berlebihan sehingga piring anda terlihat seperti gunung. Ambil seperlunya dan
tambah lagi jika anda menginginkannya. Usahakan jangan meninggalkan meja selama
jamuan berlangsung. Jika anda terpaksa harus meninggalkan ruangan dan akan
kembali lagi, mintalah ijin dan letakan napkin di sandaran atau di dudukan
kursi sebagai tanda anda akan kembali lagi.
9. Usahakan jangan meninggalkan meja
selama jamuan berlangsung. Jika anda terpaksa harus meninggalkan ruangan dan
akan kembali lagi, mintalah ijin dan letakan napkin di sandaran atau di dudukan
kursi sebagai tanda anda akan kembali lagi.
10. Merokok sebaiknya dilakukan bila
semua tamu telah selesai menyantap hidangan penutup. Biasanya dilakukan saat
digestif drink pada akhir jamuan.
11. Sebisa mungkin jangan menggunakan
tusuk gigi di meja makan, lakukan di toilet. Jika terpaksa dilakukan, tutup
mulut anda dengan napkin atau telapak makan sebelah kiri.
12. Di akhir jamuan, sampaikan sedikit
pujian kepada tuan rumah atau pihak penyelenggara, seperti makananya lezat atau
suasana pestanya meriah. Ucapkan terima kasih dengan memberi senyuman dan
berpamitlah.
E. BERAGAM
TATA CARA MAKAN DI BERBAGAI NEGARA
Dunia ini memiliki banyak sekali kebudayaan yang
beraneka ragam. Apalagi jika sudah terpisahkan benua, bahkan negara tetangga
sekalipun, cara dan tradisi mereka bisa saja bertolak belakang. Berkaitan
dengan hal itu, cara makan di tiap negara yang secara garis besar terpisahkan
oleh benua pun pastinya berbeda-beda dan beragam, sebagai berikut :
1. Jepang
Masakan
Jepang dikenal dengan julukan the healthies food in the world. Tidak hanya itu,
jenis makanan dan teknik memasaknya sangat variatif. Seperti robatayaki, teknik
memasak yang sangat tradisional, yaitu dengan cara memanggang bahan makanan di
atas bara api. Juga tepanyaki, yang dalam bahasa Indonesia berarti besi
pemanggang, banyak ditawarkan di resto Jepang. Bahan makanan juga dimasak oleh
koki dengan aksinya langsung di depan umum. Biasanya di orang2 jepang makan
dengan menggunakan sumpit dan mangkok. Bahkan terkadang untuk makanan yang
susah di ambil dengan sendokpun mereka masih tetap menggunakan sumpit. selain
itu, saat mereka makan, mereka tidak dudu k dikursi atau lesehan tetapi seperti
BERLUTUT dan dialasi bantal.kalau makan sup dan makanan berkuah lainnya harus
diseruput, terus gak boleh menuangkan saos di nasi dan menggunakan 2 pasang
sumpit untuk mengambil satu lauk (biasanya tidak sengaja 2 orang mengambil lauk
yg sama).
2. China
SEJARAH
panjang kuliner China ternyata berlaku pula untuk tata cara makannya yang telah
berusia ribuan tahun. Tata cara makan China yang berkembang hingga saat ini
berasal dari zaman Dinasti Zhou pada abad ke-11. Tata cara makan ala kerajaan
ini kemudian berkembang dengan berbeda di tiap-tiap wilayah China. Dulu,
perbedaan tata cara makan tergantung pada strata sosial yang terbagi menjadi
kelompok ningrat,pejabat,pedagang,rakyat biasa. Sekarang umumnya tata cara
makan hanya 2 macam, yakni tuan rumah dan tamu. tata cara makan di china mirip
seperti Jepang, hanya ada sedikit perbedaanantara lain seperti :
¨ Tempat
duduk paling utama biasanya ditempatkan menghadap timur atau pintu masuk.
¨ Etnis
China juga memiliki kebiasaan bersulang. Namun sulang tidak dilakukan bersamaan
melainkan berurutan mulai dari tamu terhormat, diikuti yang duduk di
sebelahnya, hingga tempat duduk terakhir.
Saat santapan dimulai, orang harus menjaga cara makannya agar tetap sopan. Orang muda harus menunggu orang lebih tua mengatakan, Ayo makan, untuk mulai makan.
Saat santapan dimulai, orang harus menjaga cara makannya agar tetap sopan. Orang muda harus menunggu orang lebih tua mengatakan, Ayo makan, untuk mulai makan.
¨
Aturan dalam memegang mangkuk, jempol harus berada di tepi mangkuk di dekat mulut.
Aturan dalam memegang mangkuk, jempol harus berada di tepi mangkuk di dekat mulut.
3. Arab
Anda
tidak akan menemukan sendok dan garpu di meja-meja makan orang arab, karena
kenikmatannya mereka lebih suka makan dengan tangan. Selain itu mereka suka
makan ramai-ramai dalam satu tempat, misalnya nasi di tempatkan di wadah yang
agak besar & dari wadah inilah mereka makan berjamah. Selain nasi juga di
tumpuk daging, bisa daging kambing dan onta. Makanan Arab memang kebanyakan
terbuat dari daging dan semacam roti yang bentuknya bulat.Salah satu kebiasaan
lain ialah makan sambil ngobrol, bahkan jika makan sudah selesai, tetap
dilanjutkan. Dan juga makanan berlebih setiap selesai makan. Ambilah makanan
yang terdekat dengan anda, jika anda ingin mengambil makanan yang letaknya agak
jauh, maka permisi terlebih
dahulu, karena memang meja makannya besar dan panjang.
dahulu, karena memang meja makannya besar dan panjang.
4. Amerika
Serikat
Pasca Perang Dunia II, AS sebagai pemenang perang
menerapkan budaya santap makan baru. Jadwal kerja dibuat seefisien mungkin
dengan cara Amerika yaitu sistim one hour lunch break. Peradaban Latin mereka
yang sudah berumur ribuan tahun mengajarkan bahwa makan adalah ritual yang
sacré. Setelah kenyang menyantap makanan utama, diperlukan waktu santai sambil
minum kopi. Disini kita menyebutnya dengan istilah menurunkan nasi sebelum
melanjutkan kerja. Ini memakan waktu paling tidak 2 jam.Tahun 1980-an, pada
waktu gerai-gerai McDonald, Kentucky Fried Chicken dan lain-lain memulai
ekspansinya dari AS ke berbagai negara di dunia menawarkan fastfood. Tidak
dapat dibantah bahwa fastfood adalah budaya gastronomi AS. Burger, hot dog
bahkan pizza adalah makanan asli Eropa yang dulu juga ikut bermigrasi ke
Amerika, pasca pelayaran Christopher Columbus. Kini mereka menyebar ke seluruh
penjuru dunia, termasuk kembali ke Eropa dengan wajah lain, yaitu wajah
fastfood àla Amerika Serikat. biasanya mereka makan menggunakan pisau dan
garpu.
5. Eropa
MENU utama bergaya Eropa identik
dengan penggunaan saus dan pasta. Di Inggris, cara makan kita harus sesuai
dengan table manner. Jika tidak, kita akan dicap sebagai orang yang kurang tahu
sopan santun. mirip seperti orang2 di ameerika, mereka pun juga kebanyakanmakan
menggunakan pisau dan garpu. Mulai makanan ringan sebagai pembuka hingga
hidangan penutup, yang bisa menyajikan enam jenis menu atau bahkan lebih.
Banyak hidangan bisa disajikan, mulai abalone (kerang), udang, hingga risotto
khas Italia.Hidangan utama ala Eropa biasanya hampir sama. Rata-rata
menggunakan saus, daging sapi, atau aneka bahan baku dari laut, kata chef
spesialis menu Eropa, Wijaya Gunawan.
Hidangan utama bergaya Eropa
biasanya juga disesuaikan dengan tema serta acara yang akan dilangsungkan. Menu
utama ala Eropa yang paling banyak digemari adalah yang menggunakan saus,
pasta, ataupun bahan-bahan seperti daging asap dan kentang. Menu utama ala
Eropa juga disajikan dengan segelas champagne atau wine.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banyak hal yang dapat kita ambil dalam makalah ini,
penulis menyipulkan bahwa table manner itu penting agar kita tidak dipandang
sebelah mata dalam jamuan makan yang formal nantinya, serta tidak membuat kita
malu jikalau kita benar-benar mendalami itu semua. Tidak akan pernah ada yang
tau akan jadi apa kita nantinya, tapi siapa tau juga kita menjadi salah seorang
yang akan berada pada situasi jamuan penting itu. Who knows..
B. SARAN
Makan,
adalah alat bantu komunikasi. Paham etiket di meja makan mempermudah kita dalam
pergaulan. Dalam acara jamuan makan, tata cara makan atau table manner
merupakan hal utama yang penting diperhatikan. Tata cara makan
menunjukkan siapakah diri kita sebenarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://table-manner.html
http://93025-tata-cara-makan-di-berbagai-negara-%5B-pic%5D.html
http://Belajar%20Table%20Manner,%20yuuuk%E2%80%A6..%20_%20Marchei%27s%20Journey.htm
http://belajar-etiket-jamuan-makan.html
http://Cara%20Makan%20_%20informasi%20berbagai%20tata%20cara%20makan%20di%20Indonesia%20_%20Aku%20Peta.htm
http://etika-makan-table-manners.html
http://Table%20Manner%20-%20konsultankarir.com.htm
http://Table%20Manner%20(Etika%20Makan)%20%E2%80%93%20Tinarbuka-AW.htm
No comments:
Post a Comment