PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Yang
dimaksud dengan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di
masyarakat.Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi
oleh uang inti dan pelipat uang.Besarnya uang inti sangat tergantung pada
tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintahkhususnya bank sentral.
Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku bank
sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti
bank umum dan masyarakat domestic.Oleh
karena itu, selain bank sentral, bank-bank umum dan masyarakat domestic juga
memberikan andildalam proses penciptaan uang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
penawaran uang ?
2. Apa saja macam-macam
uang ?
3. Faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran uang ?
4. Bagaimana teori uang
klasik ?
C. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui
tentang teori penawaran dan permintaan uang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENAWARAN UANG
Penawaran uang tidak lepas dari
pengertian Uang dalam Peredarandan uang beredar. Uang dalam peredaran adalah
seluruh jumlah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank
sentral, baik itu uang logam maupunuang kertas. Sedangkan Uang Beredar adalah
semua jenis uang yang tersedia dan terdapat dalam perekonomian termasuk di
dalamnya jumlah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral yang ada
di bank-bank umum.
Konsep penawaran uang besar kecilnya
dipengaruhi oleh penguasa moneteratau dengan kata lain penawaran uang tidak
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Meskipun demikian masyarakat dapat juga
mempengaruhi tingkat penawaranuang melalui perilakunya dalam menentukan jenis
atau bentuk kekayaan yangdiinginkan. Bank sentral sebagai lembaga pemegang
otoritas moneter memilikiwewenang untuk menciptakan uang sebagai alat
pembayaran yang sah. Dengankata lain konsep penawaran uang lebih ditekankan
pada usaha bank sentral untuk menjamin kelancaran sirkulasi jumlah uang beredar
di masyarakat agar lebih efisien
Yang dimaksud dengan penawaran uang
disini adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Perubahan Persediaan uang
secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang. Besarnya uang
inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintah
khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh
perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya
seperti bank umum dan masyarakat domestic.
Data
persediaan uang dicatat dan diterbitkan, biasanya oleh pemerintah atau bank
sentral negara. Publik dan analis sektor swasta telah lama dipantau perubahan
penawaran uang karena efek yang mungkin pada tingkat harga , inflasi dan siklus
bisnis .
Bahwa
hubungan antara uang dan harga secara historis terkait dengan teori kuantitas
uang. Ada kuat empiris bukti hubungan langsung antara harga jangka panjang
inflasi dan-pasokan pertumbuhan uang, setidaknya untuk peningkatan pesat dalam
jumlah uang dalam perekonomian. Artinya, negara seperti Zimbabwe yang melihat
peningkatan pesat dalam jumlah uang beredar perusahaan juga melihat kenaikan
cepat harga ( hiperinflasi ). Ini adalah salah satu alasan ketergantungan pada
kebijakan moneter sebagai alat mengendalikan inflasi.
Sangat perlu
dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu asset
likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengantanpa kehilangan
risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah
asset yang paling likuid dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum
likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi yang secara definitive tidak secara
langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya kita
mengenal asset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran
seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya.
B. Macam-macam uang
1.Uang Kartal (Currency )
Uang kartal adalah uang yang dijadikan sebagai alat
transaksi sah dan wajib diterimaseluruh masyarakat pada perekonomian. Uang
kartal umumnya berbentuk uang kertas danuang logam yang di Indonesia dibuat
oleh Bank Indonesia selaku bank sentral yang diberi haktunggal mencetak uang
(hak oktroi). Sebelum tahun 1968, pemerintah (otoritas fiskal)mengeluarkan uang
kertas dan uang logam pemerintah yang terdiri dari pecahan-pecahan kecil. Uang
dilindungi oleh Undang-Undang di mana pelaku pemalsuan uang diancam oleh
hukumandenda dan kurungan penjara. Contoh uang kartal seperti uang logam Rp.
100,- uang kertas Rp.1.000,- dan lain sebagainya.
2. Uang Giral
Uang giral adalah simpanan pada bank-bank pencipta uang
giral (BPUG) dan BI yang setiapdapat ditarik (bahkan seluruh saldonya) untuk
ditukarkan denagn uang kartalsebesar jumlah nominalnya dan tidak dikenakan
penalty. Uang giral dapat dibilang mudah, aman dan praktiskarena dalam
melakukan transaksi di mana seseorang tidak perlu menghitung dan membawabanyak
uang kontan, jika hilang atau jatuh ke tangan orang jahat dapat segera diblokir
danmudah dalam penggunaannya. Termasuk dalam uang giral adalah:
Saldo giro rupiah penduduk
Pengiriman uang (transfer)
Deposito berjangka yang
sudah jatuh tempo
Simpanan lainnya yang sudah jatuh tempo
3. Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat atau sertifikat berharga yang
dapat dijadikan sebagai alatpembayaran yang sah. Fungsi yang tidak sepenuhnya
adalah fungsi alat tukar menukar.Termasuk uang kuasi:
Deposito berjangka
rupiah, termasuk sertifikat deposito
Tabungan-tabungan
Rekening giro dalam
valuta sing
Deposito berjangka dalam
valuta asing
Tabungan dalam valuta
asing
4. Uang Primer atau Uang Inti (Primary money, base money , high
powered money)
Uang primer adalah seluruh kewajiban moneter
dari otoritas moneter terhadap BPUG dan sektorswasta domestik. Komponen uang
primer adalah:
Uang kartal
pada sektor swasta domestic (diluar BPUG, BI, & Pemerintah)
Uang kartal
pada BPUG(kas BPUG)
Simpanan giro
BPUGpada BI
Simpanan giro
sektor swasta domestik pada BI
C. Uang Beredar
Jumlah Uang
Beredar (JUB) tidak seluruhnya ditentukan oleh Pemerintah. Perilaku bank-bank
dan masyarakat umum ikut menentukan pula proses timbulnya uang beredar, meskipunpemerintah
masih tetap merupakan pelaku yang paling menentukan.
Dua pengertian tentang uang beredar;
Narrow money,
uang kartal dan uang giral
Broad
money,narrow money ditambahuang quasi
Quasi money mencakup saldo deposito berjangka dan simpanan tabungan
di bank.
D.
Pergeseran kurva penawaran uang
Faktor-faktor yang mempengruhi
pergeseran kurva penawaran uang, adalah:
- Tingkat Bunga
Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.
- Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.
- Tingkat Produksi dan Pendapatan
Nasional
Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga). - Kondisi Kesehatan Dunia
Perbankan
Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat sadangan tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank.
- Nilai Tukar Rupiah
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat.
Teori Permintaan Uang klasik
Merupakan teori yang menitikberatkan
uang hanya sebagai alat transaksi. Teori klasik dikemukakan oleh Irving Fisher (M.V=P.T)
dimana:
- M = jumlah uang yang beredar
- V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode (Velocity of Money)
- P = Harga barang
- T = jumlah transaksi
Menurut David Hume jumlah uang yang
beredar berkorelasi positif terhadap perubahan tingkat harga.
Teori lainnya yaitu Teori Cash
Balance yang dikemukakan oleh A. Marshall dai Universitas Cambridge. Pandangan
A. Marshall sama dengan teori klassik lainnya karena uang akan cepat
likuid. Menurut Cambridge permintaan uang akan dipengaruhi perilaku masyarakat
dalam memanfaatkan beberapa jenis kekayaan dan salah satunya uang.
Karakteristik Ekonomi Klasik:
- Landasan teorinya berdasarkan hukum “Say” yang menyatakan penawaran akan menciptakan permintaan.
- Perekonomian akan berada di bawah full employment
- Harga umum bersifat fleksibel
- Setiap aktivitas produksi sekaligus akan berdampak pada peningkatan output dan peningkatan penghasilan pemilik faktor-faktor dengan nilai yang sama
- Semua penghasilan dibelanjakan di pasar barang
- Tidak perlu intervensi pemerintah
- Informasi pasar sempurna dan alokasi sumber ekonomi berjalan secara efisien dan produktif
Karakteristik Klassik di Pasar
Uang:
- Permintaan hanya untuk transaksi
- Penawaran uang ditentukan oleh pemerintah
- Pasar selalu dalam keadaan keseimbangan, dimana permintaan sama dengan penawaran uang yaitu sejumlah tertentu dalam pendapatan nasional
Karakteristik Klassik di Pasar
Tenaga Kerja:
- Tingkat upah selalu bersifat fleksibel karena pasar persaingan sempurna dan informasi pasar tenaga kerja sempurna
- Kondisi perekonomian selalu dalam keadaan full employment
- Tidak ada intervensi pemerintah dalam mengatasi pengangguran
Teori Klasik Cambridge | Teori Keynes
1. Teori Klasik
Teori
ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan
uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada
hubungan antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau
tingkat harga. Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mereka
mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar atau
penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya
menentukan nilai uang.
1.1 Irving
Fisher
MVt = PT…………………………………….(1)
Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual.
Jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima
oleh penjual. Hal ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian: didalam suatu
periode tertentu nilai dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama
dengan nilai dari barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan
volume transaksi (T) dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain
pihak nilai dari barang yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang
yang ada dimasyarakat (M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari
tangan satu ke tangan yang lain, atau rata “perputaran uang”, dalam periode
tersebut (Vt). MVt = PT adalah suatu identitas, dan pada dirinnya bukan
merupakan suatu teori moneter. Identitas ini bisa dikembangkan, seperti oleh
Fisher, menjadi teori moneter sebagai berikut:
Vt, atau “transaction velocity of circulation” adalah
suatu variable yang ditentukan oleh faktor-faktor kelembagaan yang ada didalam
suatu masyarakat, dan dalam jangka pendek bisa dianggap konstan. T, atau volume
transaksi, dalam periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat
(pendapatan nasional). Identitas tersebut diberi “nyawa” dengan
mentransformasikannya dalam bentuk:
Md = 1/Vt PT…………………………………….(2)
Permintaan atau
kebutuhan akan uang dari masyarakat adalah suatu proporsi tertentu 1/Vt dari
nilai transaksi (PT). Persamaan 2, bersama dengan persamaan yang menunjukkan
posisi equilibrium di sektor moneter
Md = Ms………………………………………….(3)
Dimana Ms = supply uang
beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah) menghasilkan
Ms = 1/Vt PT……………………………………..(4)
Persamaan (4) berbunyi: dalam jangka pendek tingkat harga
umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh
pemerintah. Dalam teori ini T ditentukan oleh tingkat output equilibrium
masyarakat, yang untuk Fisher dan para ahli ekonomi Klasik, adalah selalu pada
posisi “full employment” (Hukum Say atau Say’s Law). Vt atau transaction
velocity of circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang
timbul dari penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar-kecilnya Vt
ditentukan oleh sifat proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu
periode (Boediono,2005 : 18).
1.2 Teori Cambridge (Marshall-Pigou)
Teori ini seperti halnya teori Fisher dan teori-teori
klasik lainnya, berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means
of 25 exchange). Karena itu, teori-teori Klasik melihat kebutuhan
uang atau permintaan akan uang dari masyarakat sebagai kebutuhan akan alat
tukar yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan utama antara teori ini
dengan Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang Cambridge pada
perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan
bentuk kekayaan, yang salah satunya berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi
oleh pertimbangan untung-rugi dari pemegang kekayaan dalam bentuk uang. Teori
Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan untung-rugi)
yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan volume
transaksi yang direncanakannya. Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan
akan uang selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor kelembagaan
(Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat,
dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang.
Jadi dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge menganggap
bahwa jumlah kekayaan, volume transaksi dan pendapatan nasional mempunyai
hubungan yang proporsional-konstan satu sama lainnya. Teori Cambridge
menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan akan uang adalah
proporsional dengan tingkat pendapatan nasional.
Md = k PY………………………………………(1)
dimana Y adalah
pendapatan nasional riil.
Supply akan uang (Ms)
dianggap ditentukan oleh pemerintah. Dalam posisi keseimbangan maka :
Ms = Md………………………………………...(2)
sehingga :
Ms = k PY………………………………………(3)
atau :
P = 1/k Ms Y…………………………………....(4)
Jadi ceteris
paribus tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan
volume uang yang beredar. Tidak banyak berbeda dengan teori Fisher, kecuali
tambahan ceteris paribus (yang berarti tingkat harga, pendapatan
nasional riil, tingkat bunga dan harapan adalah konstan). Perbedaan ini cukup
penting, karena teori Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor
seperti tingkat bunga dan expectation berubah, walaupun dalam jangka pendek.
Dan kalau faktor-faktor berubah maka k juga berubah. Teori Cambridge mengatakan
kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang
ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap.
Demikian juga faktor expectation mempengaruhi: bila seandainya masa
datang tingkat bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga atau
obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang
dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang, dan ini pun bisa
mempengaruhi “k” dalam jangka pendek (Boediono, 2005: 23).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Yang dimaksud dengan penawaran uang
disini adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Perubahan Persediaan uang
secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang. Besarnya uang
inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintah
khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh
perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya
seperti bank umum dan masyarakat domestic.
Uang kartal adalah
uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan wajib diterimaseluruh
masyarakat pada perekonomian. Uang giral adalah simpanan pada bank-bank
pencipta uang giral (BPUG) dan BI yang setiapdapat ditarik (bahkan seluruh
saldonya) untuk ditukarkan denagn uang kartalsebesar jumlah nominalnya dan
tidak dikenakan penalty. Merupakan teori yang menitikberatkan uang hanya sebagai alat
transaksi. Teori klasik dikemukakan oleh Irving Fisher (M.V=P.T).
DAFTAR
PUSTAKA
TEORI%20PENAWARAN%20UANG%20%C2%AB%20Kinantiarin%27s%20Blog.htm
www.google.com
No comments:
Post a Comment