BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategis dari
organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus dipandang sebagai perluasan
dari pandangan tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan untuk itu
membutuhkan pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya.
Menurut Mary Parker Follet, manajemen sumber daya manusia adalah suatu seni
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain
untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain
tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Jadi, manajemen sumber daya
manusia dapat juga merupakan kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan,
pemeliharaan, serta penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik
secara individu maupun organisasi.
Langkah awal atau pertama dalam fungsi operasional manajemen sumber daya
manusia adalah pengadaan (procurement).
Fungsi dari pengadaan dalam manajemen sumber daya manusia dimaksudkan untuk memperoleh sejumlah orang
dengan kualifikasi yang tepat sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan sebagaimana dirancang dalam perencanaan sumber daya manusia. Pengadaan karyawan sangat
penting dan berharga bagi organisasi/perusahaan karena pengadaan merupakan pintu gerbang bagi organisasi/perusahaan untuk
mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya yang berkualitas dalam hal ini adalah karyawan yang berkompoten
yang memiliki keahlian, keterampilan, kecakapan dalam bidang tertentu dan juga
harus mempunyai moral kerja dan kedisplinan yang tinggi. Sebaliknya, jika
karyawan yang tidak berkompoten yang kurang terampil, kurang cakap, dan
mempunyai moral kerja dan kedisplinan yang rendah akan sulit untuk mewujudkan
tujuan atau cita-cita
organisasi/perusahaan.
Sama halnya dalam kehidupan kita jika ingin mencapai sebuah tujuan harus
ada proses, sumber, metode, bahkan kendala-kendala yang harus dihadapi.
Begitupun dengan pengadaan (procurement) yang mempunyai proses untuk mencapai
tujuan, sumber yang dijadikan referensi/media dalam menemukan SDM yang
berkualitas, metode yang digunakan sehingga untuk mendapatkan banyak calon
tenaga kerja yang berkualitas, bahkan rmempunyai kendala-kendala dalam
menemukan sumber daya manusia yang berkualitas dan kendala tersebut dapat
bersumber dari perusahaan/organisasi itu sendiri maupun dari luar
perusahaan/organisasi. Maka dari itu perusahaan/organisasi harus mampu
meminimalisir kemungkinan timbulnya kendala-kendala.
Setelah diadakannya perekrutan atau penarikan, langkah selanjutnya adalah
seleksi. Seleksi merupakan Serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk
memutuskan apakah pelamar bisa diterima atau tidak, apakah sesuai dengan
persyaratan dan kualifikasi yang telah ditentukan oleh organisasi/perusahaan.
Setelah proses seleksi dan rekrutmen selesai dilakukan, kegiatan perencanaan Sumber
Daya Manusia tidak berhenti sampai dari situ. Proses selanjutnya yang
harus dilakukan perusahaan adalah memberikan program induksi dan
orientasi kepada tenaga kerja baru yang telah lolos pada tahap seleksi dan
rekrutmen. Induksi dan orientasi merupakan tahap pengenalan tenaga kerja pada
perusahaan atau jabatan baru yang akan ditempatinya. Ini bertujuan agar para tenaga kerja baru dapat beradaptasi untuk menghindari terjadinya kejutan kebudayaan yang dapat menghambat untuk
bertahan pada lingkungan baru tersebut. Begitu juga karyawan
yang dihadapkan pada lingkungan pekerjaan yang baru. Mereka yang
dapat beradaptasi dengan baik akan lebih mudah bertahan dalam lingkungan yang
baru, sedangkan karyawan yang tidak dapat menyesuaikan diri akan merasa
tidak nyaman sehingga mudah untuk memilih pekerjaan yang lain.
Dengan melalui begitu banyak proses dalam pengadaan, diharapkan sebuah
organisasi/perusahaan betul-betul melaksanakannya dengan baik maka akan
menghasilkan sumber daya manusia yang baik pula dan berkualitas.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengadaan sumber daya manusia adalah
suatu upaya untuk mempermudah jumlah dan jenis individu yang tepat sesuai
dengan kebutuhan sumber daya manusia pada suatu perusahaan atau organisasi.
Pengadaan memiliki fungsi yang terkait dengan masalah penetuan kebutuhan sumber
daya manusia, penarikan (rekrutmen), seleksi, penempatan (placement), induksi, dan orientasi. Pengadaan sumber daya manusia perlu memberikan perhatian yang
serius terhadap kualitas dan jumlah karyawan dalam penentuan kebutuhan sumber
daya manusia. Di sisi lain, pengadaan sumber daya manusia harus memperhatikan
masalah pemilihan dan rekrutmen
karyawan, pembagian formulir karyawan, dan wawancara dalam kepentingan
pengadaan sumber daya manusia untuk seleksi dan penempatan (placement). Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan sumber daya manusia melalui pelatihan
agar lebih menjamin dilakukannya dengan baik dalam pelaksanaan pencapaian
tujuan organisasi.
A.
Sumber dan Proses Penarikan tenaga kerja
Beberapa pendapat ahli tentang penarikan (perekrutan),yaitu :
·
Menurut Umar (2004), rekrutmen
merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya calon tenaga kerja
yang sesuai dengan lowongan yang tersedia.
·
Menurut Gomes (1995:105), rekrutmen
merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk
diperkerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.
·
Menurut Siagian (1994:100-102),
rekrutmen adalah untuk mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon
pelamar sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan pilihan terhadap calon pekerja yang dianggap memenuhi standar
kualifikasi organisasi.
·
Menurut Veithzal Rivai dan Ella
Juaviani S (2009:148), rekrutment adalah proses menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk bekerja
dalam suatu perusahaan.
·
Mathis dan Jackson (2001:273),
rekrutmen adalah proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi bagus
untuk pekerjaan di dalam organisasi.
Dari sejumlah pendapat para ahli kami menyimpulkan bahwa rekrutmen atau
penarikan adalah suatu proses dimana sebuah organisasi mencari, menarik, dan
memikat sebanyak-banyaknya pelamar atau calon tenaga kerja yang berkualitas dan
mampu bekerja untuk suatu jabatan/pekerjaan yang sedang dicari.
Agar para pencari tenaga kerja dapat melaksanakan tugasnya dengan efisien,
ekonomis, dan efektif, mereka perlu mengetahui atau mengenali berbagai sumber
penarikan yang mungkin digarap, meskipun benar bahwa mungkin saja tidak semua
sumber tersebut perlu selalu digarap. Perlu tidaknya menggarap sumber-sumber
tertentu tergantung antara lain pada jenis dan jumlah tenaga kerja yang baru
hendak direkrut. Akan tetapi apakah semua sumber yang ada perlu digarap atau
tidak merupakan hal yang dapat dipertimbangkan kemudian. Artinya, pengetahuan
yang mendalam tentang eksistensi berbagai sumber itu sangat penting karena
dengan pengetahuan itu dengan mudah ditentukan sumber mana yang wajar digarap
dan sumber mana pula yang pada suatu ketika tertentu dapat diabaikan karena,
misalnya, sejak semula telah diketahui bahwa tenaga kerja baru yang dicari
tidak terdapat pada sumber tertentu. Adapun beberapa sumber yang bisa dijadikan
acuan yaitu :
a) Sumber internal
Sumber internal adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang
lowong diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan
atau memindahkan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatan itu.
Kebaikan-kebaikan sumber internal :
1. Meningkatkan moral kerja dan kedisplinan karyawan, karena ada kesempatan
promosi.
2. Perilaku dan loyalitas karyawan semakin besar terhadap perusahaan.
3. Biaya penarikan relatif kecil, karena tidak perlu memasang iklan.
4. Waktu penarikan relatif singkat.
5. Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi.
6. Kestabilan karyawan semakin baik.
Kelemahan-kelemahan sumber internal :
1. Kewibawaan karyawan yang dipromosikan itu kurang.
2. Kurang membuka kesempatan sistem kerja baru dalam perusahaan.
b) Sumber eksternal
Sumber eksternal adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong
dilakukan penarikan dari sumber-sumber tenaga kerja di luar perusahaan, antara
lain berasal dari :
1. Pelamar Langsung
2. Lamaran Tertulis
3. Lamaran berdasarkan informasi orang dalam
4. Iklan
5. Instansi pemerintah
6. Perusahaan penempatan tenaga kerja
7. Perusahaan pencari tenaga kerja profesional
8. Lembaga pendidikan
9. Organisasi profesi
10. Serikat pekerja
11. Balai latihan kerja milik pemerintah
12. Nepotisme
Kebaikan-kebaikan sumber eksternal
1. Kewibawaan pejabat relatif baik.
2. Kemungkinan membawa sistem kerja baru yang lebih baik.
Kelemahan-kelemahan sumber eksternal
1. Prestasi karyawan lama cenderung turun, karena tidak ada kesempatan untuk
promosi.
2. Biaya penarikan besar, karena ada iklan dan seleksi.
3. Waktu penarikan relatif lama.
4. Orientasi dan induksi harus dilakukan.
5. Turnover cenderung akan meningkat.
6. Perilaku dan loyalitasnya belum diketahui.
Pelamar-pelamar yang tidak memuaskan
|
Perencanaan SDM
|
Permintaan-permintaan khusus dari manajer
|
Lowongan pekerjaan yang tersedia
|
Analisis Informal jabatan
|
Pendapat manajer
|
Pernyataan-pernyataan jabatan
|
Metode-metode penarikan
|
Pelamar-pelamar yang memuaskan
|
Proses rekrutmen (penarikan) yang baik meliputi :
1. Penentuan dasar penarikan
2. Penentuan sumber-sumber penarikan
3. Metode-metode penarikan
4. Kendala-kendala penarikan
B.
Metode Penarikan SDM
Adapun
metode-metode yang dilakukan dalam penarikan sumber daya manusia :
1. Mencari Dari Dalam (tertutup)
Yang
dimaksud dengan mencari lowongan dari dalam adalah memanfaatkan sumber-sumber
atau cara yang sudah tersedia didalam organisasi kita sebelum mencarinya di
luar atau keluar perusahaan. Sumber dan cara yang umum digunakan oleh
perusahaan adalah sebagai berikut :
1)
Meminta bantuan dari karyawan lama
Salah satu cara umum yang sering digunakan oleh perusahaan untuk mencari
calon pegawai adalah dengan meminta bantuan dari karyawan lama, yaitu mereka
yang sudah ada di dalam perusahaan. Pimpinan perusahaan atau bagian SDM secara
informal menanyakan kepada karyawan yang sudah ada bila mereka mengenal orang
yang berminat untuk pindah kerja atau mencari peluang ditempat baru. Beberapa
keuntungan dari cara ini adalah biaya untuk mencari calon dapat ditekan, waktu
pencarian bisa dipercepat, dan karyawan yang merekomendasi calon diharapkan
dapat memberikan “garansi” tentang karakter dan mungkin kompetensi dari calon.
Beberapa
perusahaan menjelaskan bahwa dari semua cara rekrutmen yang pernah mereka
gunakan ternyata cara ini paling efektif menghasilkan karyawan berpotensi dan
tinggal lama dalam perusahaan. Beberapa perusahaan malah memberikan
hadiah/imbalan khusus bagi karyawan yang merekomendasikan karyawan baru yang
bekerja di perusahaan tersebut minimal selama 6
bulan setelah menyelesaikan masa percobaan.
Walaupun demikian, cara ini mempunyai sejumlah kelemahan yang harus
diwaspadai. Pertama, karyawan yang diminta bantuan sudah pasti akan
merekomendasi orang-orang yang ingin dibantunya. Sesuai dengan sistem budaya
Indonesia, kelompok pertama yang akan dibantunya adalah famili atau keluarga
dekat, kemudian orang satu daerah dan/ orang satu almamater (lulusan perguruan
tinggi yang sama). Inilah yang menyumburkan nepotisme. Gejala tersebut harus
dicegah kecuali bila perusahaan memang mengadopsi gaya manajemen
“Kekeluargaan”.
2)
Mencari dari arsip (bank data) pelamar
Hampir setiap saat perusahaan selalu menerima lamaran dari orang yang
mencari pekerjaan. Biasanya hampir 99% dari orang muda yang belum pernah
bekerja karena baru lulus sekolah atau universitas. Setiap direktur dan manajer
SDM biasanya memiliki kebiasaan untuk menyimpan lamaran yang diterima tersebut untuk
paling sedikit selama 12 bulan. Tujuannya adalah apabila selama masa itu harus
dilaksanakan rekrutmen, maka sebelum mencari calon kesana kemari tidak ada
salahnya untuk mencari dalam bank data pelamar.tentu saja bank data ini hanya
bermanfaat bila kita akan merekrut tenaga muda yang belum berpengalaman,
walaupun kadang-kadang ada sedikit pelamar berpengalaman mengajukan lamaran
sekedar untuk mencoba-coba.
3)
Mengumumkan secara terbuka didalam perusahaan
Bila
perusahaan telah mempunyai kebijakan dan aturan bahawa setiap ada lowongan yang
akan diberikan kesempatan lebih dulu kepada karyawan yang sudah ada untuk
melamarnya, hal ini harus dilakukan. Secara politis dan pisikologi, tentunyakebijakan
ini bagus sekali. Walaupun demikian, semua persyaratan harus diumumkan secara
terbuka demikian juga tes-tes dan proses seleksi lain yang harus diikuti
karyawan. Kekurang transparanan akan mengakibatkan kecurigaan dan sangkaan
bahwa telah terjadi permainan dan bahwa pengumuman atau iklan internal tersebut
hanyalah untuk komisi politik. Adapun alasannya, perusahaan harus tetap punya
hak untuk menetapkan prosedur dan metode seleksi yang sama untuk semua
kandidat, baik yang berasal dari dalam maupun yang dari luar perusahaan.
Demikian pula dalam hal tidak ditemukan kandidat dari dalam yang memenuhi
syarat, maka perusahaan mempunyai hak untuk merekrut dari luar.
2. Mencari Dari Luar (terbuka)
Cara dan
teknik yang umum digunakan perusahaan untuk mencari calon karyawan dari
sumber-sumber luar. Cara-cara tersebut mulai dari memasang iklan, menggunakan
jasa kantor Dinas Tenaga Kerja sampai menggunakan Pembajak. Adapun cara-cara
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Memasang iklan lowongan
Iklan lowongan kerja mempunyai peran dan tujuan yang penting dalam usaha
menarik dan memperoleh pelamar untuk pekerjaan tertentu. Tujuan utama dari
iklan lowongan kerja adalah memberitahukan
bahwa disuatu perusahaan ada lowongan kerja dan mengundang mereka yang
merasa berminat dan memenuhi syarat yang ditetapkan untuk melamar atau
menawarkan diri untuk mengisinya. Karena itu, iklan lowongan kerja mengandung
unsur undangan, bukan hanya sekedar pemberitahuan. Sehingga, iklan lowongan
kerja harus disusun sedemikian rupa supaya menarik perhatian kandidat yang
tepat dan mendorong mereka yang mengajukan lamaran.
2) Menyusun iklan lowongan
Kita telah sering melihat dan membaca iklan lowongan kerja, baik karena
kepentingan dengannya atau hanya sekedar iseng. Sebagian dari iklan tersebut
terlihat dirancang dan ditulis dengan baik dan menarik para pembacanya untuk memberikan respons,
dalam arti mengajukan lamaran. Sebagian lagi mungkin malah menimbulkan rasa
heran, mengapa iklan yang ditujukan untuk kalangan profesional ditulis seperti
ditunjukkan kepada kelompok calon pekerja yang tidak terampil. Bila kita akan
mencari calon melalui pemasangan iklan di media manapun, ada baiknya iklan
tersebut dirancang dengan baik mengikuti langkah-langkah dibawah ini :
a) Tetapkan dulu target audiensinya
Dalam hal mencari sasaran iklan caranya yaitu siapa, atau kelompok tenaga
kerja yang dicari. Ini juga tergantung pada persyaratan yang ditetapkan untuk
jabatan yang diiklankan. Dengan demikian, iklan dapat dikelompokkan dalam
iklan-iklan untuk : tenaga profesional, supervisor, pelaksana, eksekutif
senior, muda baru lulus perguruan tinggi, dan baru lulus SLTA sederajat.
b) Rancangan isi iklan
Fungsi pertama dari iklan lowongan kerja adalah pengumumun, yang dijelaskan
seharusnya adalah tentang jabatan/pekerjaan yang lowong itu. Normalnya, isi
iklan lowongan kerja berdasarkan urutannya adalah :
·
Judul utama. Bisa nama dan logo perusahaan. Bisa
juga berupa kalimat khusus seperti kesempatan mengembangkan karier.
·
Gambar. Ilustrasi atau logo untuk lebih memikat
pembaca. Cara ini belum banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia tetapi
sudah umum dilakukan di Singapura, Malaysia, dan negara maju lainnya.
·
Uraian jabatan. Secara ringkas, dalam satu atau dua
kalimat dijelaskan tugas, tanggung jawab, dan tempat jabatan ini dalam
organisasi.
·
Persyaratan jabatan. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
orang yang berminat melamar lowongan tersebut.
·
Cara mengajukan lamaran. Apakah
lamaran harus dikirim lewat pos, via faks, atau boleh melalui email dan apa
saja yang harus disertakan dalam surat lamaran.
·
Alamat. Untuk hubungan atau untuk mengirim
lamaran.
·
Lain-lain. Misalnya tanggal paling lambat lamaran
harus diterima oleh perusahaan dan kode lamaran yang harus dicantumkan.
c) Ukuran iklan
Tergantung
pada tujuan, sasaran, dan anggaran yang tersedia. Di beberapa negara maju
sekarang ini, iklan lowongan kerja sudah mulai dimanfaatkan oleh perusahaan
untuk menanamkan atau memperkuat citra perusahaan dimata masyarakat. Oleh
karena itu, iklan lowongan kerja seringkali digabungkan dengan iklan hubungan
masyarakat dan anggaran yang diperlukan bisa diambil atau digabungakan dengan
iklan hubungan masyarakat.
d) Pilihan media
Pilihan
media sangat ditentukan oleh para pembaca yang merupakan target iklan ini. Oleh
karena itu, jangan sampai iklan untuk eksekutif dimuat dikoran yang dibaca oleh
kalangan bawah atau iklan untuk lulusan SLTA dimuat dimedia khusus para
eksekutif. Pilihan media sekarang tersedia lebih banyak. Selain itu, di media
cetak konvensional seperti surat kabar dan majalah, kita juga bisa memuatnya di
media elektronik pada acara-acara khusus atau di website khusus di Internet.
e) Iklan terbuka atau tersamar
Sewaktu
memasang iklan lowongan pekerjaan, kita seringkali harus mempertimbangkan
apakah perlu mencantumkan nama perusahaan secara terang-terangan atau terbuka,
atau justru menyembunyikan nama perusahaan. Seringkali perusahaan yang terkenal
dan besar pun tidak mau membuka identitas mereka sewaktu memasang iklan lowonga
pekerjaan. Mereka hanya membuka identitas mereka, misalnya bila mencari calon
tenaga-tenaga sarjana yang baru lulus untuk dijadikan manajement trainee. Hal ini mereka lakukan untuk mempublikasikan
dan menaikkan citra perusahaan. Bila merekrut tenaga senior atau tenaga
profesional, mereka melakukan hal sebaliknya.
3)
Memanfaatkan jasa dinas tenaga kerja
setempat
Cara ini dapat ditempuh perusahaan yang memerlukan terutama tenaga-tenaga
kerja pelaksana dari mulai yang tidak terampil sampai yang terampil. Kantor ini
biasanya sudah memikirkan daftar orang-orang yang mencari kerja terutama pada
kelompok yang disebut itu. Instansi pemerintah ini memiliki kredibilitas di
mana kelompok pencari kerja profesional karena cara kerjanya mungkin dianggap
belum mencapai stanndar profesional. Jika masih banyak perusahaan yang
meragukan kredibilitas kantor tersebut karena dikhawatirkan terjadinya
praktik-praktik yang negatif dalam memilih calon. Bila perusahaan ingin memanfaatkan
jasa mereka, sebaliknya disepakati bahwa seleksi dan keputusan final berada
ditangan perusahaan. Artinya, calon yang dikirim oleh kantor itu tidak otomatis
akan diterima bekerja. Salah satu lembaga yang bernaung di bawah Departemen
Tenaga Kerja yang dapat dijadikan sumber tenaga kerja adalah Balai Latihan
Kerja (BLK). Perusahaan yang memerlukan tenaga-tenaga operator dan teknis juga
dapat mengunjungi instansi ini dan melakukan rekrutmen disana.
4)
Memanfaatkan jasa pencari/ penyalur
tenaga kerja
Cara ini
banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah-wilayah
industri baru terutama yang berada diluar Pulau Jawa, misalnya di Pulau Batam.
Agen atau biro ini membantu perusahaan mencarikan tenaga kerja terutama yang
berasal dari Jawa (Barat, Tengah, dan Timur).
Mereka biasanya memfokiskan pada tenaga-tenaga atau calon-calon kerja
terampil untuk industri manufaktur pada sektor elektronik, industri berat, dan sebagainya. Tentu ada biaya untuk jasa
yang mereka berikan yang biasanya ditetapkan per tenaga kerja. Untuk rekrutmen
tenaga kerja pada kelompok ini, penggunaan jasa penyalur tenaga kerja dinilai
sangat membantu menghemat waktu dan juga biaya. Selain itu, sebagaian besar
dari perusahaan ini dikelola oleh mereka yang pernah bekerja diperusahaan
sejenis di wilayah tersebut. Mereka menguasai semua ketentuan peraturan dan
Undang-Undang Ketenagakerjaan RI, maupun peraturan yang berlaku di daerahnya.
5) Menggunakan jasa konsultan dan head
hunter
Penggunaan jasa perusahaan dan head
hunter dalam rekrutmen banyak dilakukan oleh perusahaan yang mencari
tenaga-tenaga manajerial. Alasan utama mengapa perusahaan melakukan hal
tersebut adalah karena proses rekrutmen tersebut mungkin harus dirahasiakan,
baik kepada orang dalam maupun orang luar. Sudah banyak biro konsultan dan head hunter yang beroperasi di
Indonesia, baik yang mempunyai jaringan internasional maupun yang beruang
lingkup nasional saja. Mereka juga memiliki tenaga kerja spesialis rekrutmen
yang profesional dan sangat terlatih dalam teknik dan metode seleksi. Tentu
saja untuk jasa mereka ada biaya yang cukup tinggi yang berkisar antara 20%
sampai 30% dari penghasilan dalam setahun (gaji, plus THR, dan lain-lain) yang
akan dibayarkan kepada calon yang diterima oleh perusahaan yang meminta jasa
mereka. Walaupun sebagian besar dari mereka dapat disebut profesional, ada juga
menggunakan tenaga-tenaga junior tetapi kurang mempunyai pengalaman praktik di
industri.
Kadang-kadang mereka terlalu bernafsu “menjual” calon mereka dan tidak
memperhatikan apakah calon tersebut akhirnya akan mampu beradaptasi dengan
budaya perusahaan yang akan dimasukinya.
6) Rekrutmen langsung dikampus (lembaga pendidikan)
Hampir semua perusahaan besar yang sedang berkembang, baik asing, nasional
ataupun BUMN, sudah menggunakan cara ini khususnya pada waktu mereka mencari
tenaga-tenaga muda untuk dilatih. Perusahaan juga mempertimbangkan merekrut
dari pendidikan-pendidikan kejuruan khusus yang berorientasi praktis.
7) Rekrutmen melalui organisasi profesi
Rekrutmen melalui organisasi seperti ini dapat dilakukan bila kita berikan
mencari tenaga-tenaga profesional dan spesialis tertentu melalui pendekatan
langsung. Organisasi profesi yang sudah aktif di Indonesia antara lain :
·
Perhimpunan Manajemen SDM Indonesia;
·
Indonesia Marketing Association (IMA);
·
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
·
Ikatan Finansial Eksekutif Indonesia
(IFEI);
·
Ikatan Sekretaris Indonesia (ISI); dan
·
Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
C.
Kendala-Kendala Penarikan
Agar proses penarikan berhasil, perusahaan perlu menyadari berbagai kendala
yang bersumber dari organisasi, pelaksana penarikan, dan lingkungan eksternal.
Beberapa kendala yang umumnya dihadapi perusahaan :
1. Kebijaksanaan-kebijaksanaan Organisasi
a. Kebijaksanaan Promosi;
b. Kebijaksanaan imbalan,kompensansi, dan kesejahteraan;
c. Kebijaksanaan tentang status kepegawaian/karyawan;
d. Kebijaksanaan sumber daya manusia/sumber tenaga kerja.
2. Persyaratan jabatan
3. Metode pelaksanaan penarikan
4. Kondisi pasar tenaga kerja
5. Solidaritas perusahaan
6. Kondisi-kondisi lingkungan eksternal
a. Tingkat pengangguran;
b. Langkah tidaknya keahlian atau keterampilan tertentu;
c. Proyeksi angkatan kerja pada umumnya;
d. Peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan;
e. Praktek rekrutmen oleh organisasi lain;
f. Pertimbangan para pencari tenaga kerja
mengenai tuntutan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja
baru nantinya.
D.
Dasar Kebijaksanaan dan Tujuan Seleksi
Dasar seleksi
berarti penerimaan karyawan baru hendaknya berpedoman kepada dasar tertentu
yang digariskan oleh internal maupun eksternal perusahaan supaya hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan. Dasar-dasar itu antara lain :
1.
Kebijaksanaan perburuhaan
pemerintah
Seleksi penerimaan
karyawan baru harus berdasarkan dan berpedoman kepada Undang-Undang Perburuhan
Pemerintah. Seleksi usia harus didasrkan kepada Undang-Undang tanggal 6 Januari
1951 No.I Pasal 1 :
·
Ayat 1-b : “orang dewasa ialah orang
laki-laki maupun perempuan yang berumur 18 tahun ke atas.”
·
Ayat 1-c : “orang muda ialah orang laki-laki maupun
perempuan yg berumur diatas 14 tahun, akan tetapi di bawah 18 thn.”
·
Ayat 1-d : “anak-anak ialah orang laki-laki maupun
perempuan yg berumur 14 thn le bawah.”
·
Pasal 4 Ayat 1 menetapkan “orang muda
tidak boleh menjalankan pekerjaan pada malam hari.”
·
Pasal 7 Ayat 1 menetapkan “orang wanita tidak boleh menjalankan
pekerjaan pada malam hari, kecuali jikalau pekerjaan itu menurut sifat, tempat,
dan keadaan, seharusnya dijalankan oleh orang wanita.”
Peraturan perburuhan melarang
adanya diskriminasi kulit, agama, dan suku bangsa. Sebaliknya, Undang-Undang
tidak memperbolehkan mempekerjakan anak-anak dibawah umur dan orang-orang yang
terlibat dalam G-30-S/PKI. Halhal diatas harus menjadi dasar kebijakan seleksi
penerimaan karyawan baru bagi setiap organisasi dan perusahaan.
2.
Job specification
Dalam spesifikasi,
telah ditetapkan, persyaratan dan kualifikasi minimun dari orang yang dapat
menjabat atau melakukan pekerjaan tersebut. Dasar ini harus betul-betul menjadi
pedoman pelaksanaan seleksi, prinsipnya adalah “ the right man on the right
place and the right man behind the right gun”. Jadi, titik tolak
pemikiran seleksi hendaknya kepada apa yang akan dijabat, baru siapa yang akan
menjabatnya, bukan siapa baru apa. Jabatan
atau pekerjaan apapun yang akan diisi hendaknya diseleksi beradasarkan atas
spesifikasi jabatan atau pekerjaan tersebut.
3.
Ekonomis rasional
Tindakan ekonomis
hendaknya menjadi dasar pelaksanaan seleksi supaya biaya, waktu, dan pikiran
dimanfaatkan secara efektif sehingga hasil effektif dapat
dipertanggungjawabkan.
4.
Etika sosial
Seleksi harus dilakukan sesuai
dengan etika sosial. Artinya, memperhatikan norma-norma hukum, agama,
kebudayaan, dan adat istiadat masyarakat serta hukum yang berlaku di negara
bersangkutan.
Adapun tujuan seleksi yang diadakan organisasi/perusahaan menurut Hasibuan
adalah sebagai berikut :
- karyawan yang
qualified dan potensial
- karyawan yang jujur dan berdisiplin
- karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat
- karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja
- karyawan yang memenuhi syarat Undang-Undang Perburuhan
- karyawan yang dapat bekerja sama
- karyawan yang dinamis dan kreatif
- karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab
- karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi
- karyawan yang mudah dikembangkan dimasa akan datang
- karyawan yang bekerja secara mandiri
- karyawan yang mempunyai budaya dan perilaku malu
- mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan
- karyawan yang jujur dan berdisiplin
- karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat
- karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja
- karyawan yang memenuhi syarat Undang-Undang Perburuhan
- karyawan yang dapat bekerja sama
- karyawan yang dinamis dan kreatif
- karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab
- karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi
- karyawan yang mudah dikembangkan dimasa akan datang
- karyawan yang bekerja secara mandiri
- karyawan yang mempunyai budaya dan perilaku malu
- mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan
Namun menurut kami tujuan seleksi adalah
untuk mendapatkan tenaga kerja/karyawan yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang mendukung pelaksanaan
pekerjaan begitupula menjunjung tinggi moral kerja, kejujuran,
dan kedisplinan sangatlah penting dimiliki oleh tenaga kerja/karyawan. Sehubungan dengan hal itu, proses
seleksi harus dilaksanakan sejalan dengan hasil analisis jabatan, deskripsi
tugas dan spesifikasi pekerjaan, yang semuanya sudah di tuangkan dalam
perencanaan SDM.
E.
Proses/Langkah-Langkah Seleksi
Sistem seleksi menurut Andrew F. Sikula adalah Succesive-Hurdles dan Compensatory-Approach. Succesive-Hurdles adalah
sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing.
Compensatory-Approach adalah sistem seleksi dengan menghitung rata-rata nilai
test pelamar, apakah mencapai standar atau tidak. Prosedur seleksi ditetapkan
dengan cermat berdasarkan asas efesiensi untuk memperoleh karyawan yang
qualified dengan penempatan yang tepat. Adapun
langkah-langkah seleksi meliputi :
1. Seleksi surat-surat lamaran.
2. Pengisian blanko lamaran.
3. Pemeriksaan referensi
4. Wawancara pendahuluan
5. Test penerimaan.
Test penerimaan meliputi Physical test
(medical test), academic test (knwoledge test), dan phsycological test.
6. Test Psikologi.
Adapun Jenis-jenis test psikologi :
·
test kecerdasan
·
test kepribadian,test bakat, tes minat
dan tes prestasi
F.
Kulifikasi Yang Menjadi Dasar Seleksi
1. Umur
Umur dapat mempengaruhi kondisi
fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga
diatur dalam Undang-Undang Perburuhan.
2. Keahlian
Keahlian menentukan mampu
tidaknya seseorang menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Keahlian
meliputi : technical skill, human skill, conceptual skill, kecakapan untuk
memanfaatkan kesempatan serta kecermatan menggunakan peralatan yang dimiliki
perusahaan.
3. Kesehatan Fisik
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan indikator
yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
5. Jenis Kelamin
Jenis kelamin harus diperhatikan
berdasarkan sifat pekerjaan, waktu pekerjaan, dan peraturan perburuhan.
6. Tampang
Tampang hanyalah merupakan
kualifikasi tambahan. Artinya, untuk jabatan tertentu tampang akan turut
membantu keberhasilan seseorang dalam tugasnya.
7. Bakat
Orang yang berbakat lebih kreatif
mengembangkan dirinya.
8. Tempramen
Temperamen adalah pembawaan
seseorang yang sulit dipengaruhi oleh lingkungan yang melekat pada dirinya.
9. Karakter
Karakter merupakan sifat
pembawaan seseorang yang dapat diubah oleh lingkungan atau pendidikan.
10. Pengalaman Kerja
Orang yang berpengalaman
merupakan calon karyawan yang telah siap pakai.
11. Kerja Sama
Kerja sama merupakan kunci
keberhasilan perusahaan karena sifatnya positif serta berasaskan kemampuan.
12. Kejujuran
Kejujuran merupakan kunci untuk
mendelegasikan tugas pada seseorang.
13. Kedisiplinan
14. Inisiatif dan Kreatif
Inisiatif dan kreatif merupakan
kaulifikasi yang penting karena dapat membuat seseorang mandiri dalam
menyelesaikan tugasnya.
G.
Penempatan SDM
Penempatan berarti
mengalokasikan para karyawan baru atau lama pada posisi kerja tertentu.
Penempatan terdiri dari dua hal yaitu karyawan yang baru datang dari luar
perusahaan dan penugasan bagi karyawan yang lama di tempat yang baru (perlu
orientasi/pengenalan).
Dalam alur ini ada
tiga jenis penempatan, yaitu promosi, transfer dan demosi. Setiap keputusan
harus diiringi dengan orientasi dan tindak lanjut , apapun penyebabnya seperti
perampingan , merger, akuisisi atau perubahan internal lainnya.
1. Promosi dan Penggantian Tenaga
Kerja
Promosi terjadi apabila seorang karyawan dipindahkan dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung
jawab atau level. Umumnya diberikan sebagai penghargaan, hadiah atas usaha dan
prestasinya di masa lampau.
Pembuat keputusan dapat membedakan antara karyawan yang kuat
dan lemah secara objektif. Keputusan seharusnya mencerminkan kinerja secara
individu karyawan, tidak didasarkan pada pemilihan yang menyimpang. Pembuat
keputusan tidak seharusnya mengikuti prasangka atau perasaan pribadinya. Kalau
kegiatan itu didasarkan pada kepentingan pribadi, SDM perusahaan akan
didominasi oleh orang-orang yang tidak berkompeten, dan pada akhirnya kinerja
perusahaan akan menurun.
Hakikatnya, manusia cenderung untuk terus meningkatkan
tingkat kompetensinya. Meskipun tidak selalu benar, prinsip tersebut menyatakan
bahwa baiknya kinerja seseorang pada bidang tertentu belum tentu baik juga pada
bidang kerja lain. Contoh jika seorang teknisi (ahli teknik) dari perekrutan
pekerja baru pada perusahaan pertamina, secara konsisten membuat penghematan
yang cukup besar dari kegiatan perubahan desain dalam penyulingan, ini adalah
salah satu contoh keunggulan kinerja dari seorang teknisi. Kemudian teknisi
tersebut dipromosikan menjadi seorang supervisor. Keahlian yang dipelukan untuk
menjadi supervisor yang handal sangat berbeda dengan keahlian yang diperlukan
untuk menjadi teknisi yang handal. Akibat dari sistem promosi itu perusahaan
pertamina akan memperoleh dua kerugian, yaitu mempunyai supervisor yang tidak
handal dan akan kehilangan teknisi yang handal.
Ada juga model promosi sistem senioritas. Dalam beberapa
hal, pada umumnya pekerja senior akan dipromosikan terlebih dahulu[2]. Maksud senior disini adalah pekerja
yang mempunyai masa kerja paling lama di perusahaan tersebut. Karyawan yang
akan dipromosikan ditentukan berdasarkan catatan senioritas yang ada pada
perusahaan. Alasan rasional dari pendekatan ini adalah untuk menghilangkan atau
mengurangi promosi yang menyimpang.
Penggantian
tenaga kerja dapat terjadi karena :
1) Pengangkatan jabatan,
2) Perpindahan Kerja
3) Pemberhentian Kerja, dan
4) Meninggal dunia
Pengangkatan dalam jabatan biasanya didasarkan atas dasar
pada:
1)
Prestasi
kerja,
2)
Disiplin
kerja,
3)
Kesetiaan,
4)
Pengabdian,
5)
Pengalaman,
6)
Dapat
dipercaya,
7)
Serta
adanya syarat-syarat objektif lainnya sehingga seseorang diangkat dalam
jabatan.
Dalam rangka kepentingan pelaksanaan tugas seorang pegawai
atau tenaga kerja dan dalam rangka pembinaan dapat dilakukan perpindahan
jabatandan atau perpindahan bidang tugas dalam satu wilayah maupun keluar ke
wilayah lain.
2. Transfer dan Demosi
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan
karyawan lainnya yang ada pada perusahaan. Transfer terjadi kalau seorang
karyawan dipindahkan dari satu posisi ke posisi lainnya yang tingkatannya
hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya.
Demosi terjadi kalau seorang karyawan dipindahkan dari satu posisi ke posisi
lainnya yang lebih rendah tingkatannya.
Transfer mungkin lebih bermanfaat bagi karyawan, karena
pengalaman kerja mereka akan bertambah dan mempunyai keahlian baru dan dalam
prespektif yang berbeda mereka juga akan menjadi karyawan yang lebih baik
sehingga menjadi calon kuat untuk dipromosikan di masa mendatang. Transfer juga
akan memperbaiki motivasi dan kepuasan individu.
Demosi jarag menimbulkan hasil yang positif bagi seorang
karyawan. Biasanya hal tersebut terjadi karena masalah kedisiplinan, karyawan
didemosi karena kinerja yang tidak baik, atau karena ketidaktaatan terhadap
disiplin kerja. Satu permasalahan akan timbul akibat demosi, yaitu karyawan mungkin
akan kehilangan motivasi kerja atau dapat menimbulkan keraguan yang lebih besar
yang diputuskan oleh keputusan demosi. Disamping menimbulkan pengaruh negatif
bagi karyawan yang lain, karyawan yang didemosi juga makin tidak produktif, dan
makin jelek loyalitasnya.
Pada dasarnya demosi dimaksudkan dengan tujuan baik, yaitu
mendorong atau memacu karyawan yang tidak dapat mengerjakan tugasnya. Daripada
memutuskan hubungan kerja, perusahaan lebih memilih untuk mempertahankan
karyawan dan ditempatkan pada level tanggung jawab yang lebih rendah.
3. Job Posting Program
Job Posting Program memberikan informasi kepada karyawan tetang pembukaan
lowongan kerja persyaratannya. Pengumuman tentang lowongan kerja tersebut
mengundang para karyawan yang memenuhi syarat untuk melamarnya. Biasanya
diumumkan melalui bulletin atau surat kabar perusahaan baik surat kabar biasa
maupun elektronik. Kualifikasi dan ketentuan lainnya biasanya diamil dari
informasi analisis pekerjaan, melalui pencalonan diri ataupun dengan rekomendasi
supervisorm karyawan yang tertarik dapat mengajukan permohonan kepada
departemen SDM.
Tujuan program Job Posting ini adalah untuk
memberikan dorongan bagi karyawan untuk mencari promosi dan transfer serta
membantu departemen SDM dalam mengisi jabatan internal. Dengan demikian, job
posting dapat mempertemukan antara kepentingan perusahaan dengan
kepentingan karyawan. Tidak semua jabatan dapat melalui job posting ini,
biasanya hanya bagi jabatan level bawah yang berdifat klerikal, teknis, dan
posisi supervisor. Namun, pekerjaan pada level yang lebih tinggi dapat pula
diumumkan untuk memenuhi tuntutan afirmasi dan persamaan kesempatan pekerjaan,
sehingga para karyawan yakin bahwa mereka dapat mengisi pekerjaan apa saja
dalam perusahaan, Karenanya pentingnya bagi departemen SDM untuk membuat aturan
tentang program job posting dan konsisten dilaksanakan.
Walaupun kebanyakan pencari pekerjaan itu mencari promosi,
tetapi banyak pencalon diri itu mencari transfer untuk memperluas keterampilan
atau alasan pribadi, Bahkan mencalonkan diri untuk demosi juga mungkin biala
seseorang yang frustasi sehingga mencari pekerjaaan lain yang lebih baik.
Misalnya saja seoran piñata huruf pada surat kabar akan demosi untuk posisi
wartawan karena dalam jangka waktu panjang profesi wartawan lebih menjanjikan.
Pencalonan diri juga digunakan oleh pengelola pelatihan.
Banyak perusahaan yang mempekerjakan lulusan sarjana untuk program pelatihan.
Untuk kemudian para alumni pelatihan diberikan kesempatan untuk mencalonkan
diri pada jabatan yang dibutuhkan.
H.
Induksi dan Orientasi
Induksi merupakan kegiatan untuk
memperkenalkan tenaga kerja baru dengan tugas dan pekerjaan, para penyelia, dan tenaga
kerja yang sudah ada. Induksi menunjukkan
prosedur formal. Di dalamnya meliputi tenaga kerjabaru dalam mengisi formulir
keterangan untuk daftar pembayaran gaji/upah/honorarium, diberitahu
dimana mereka harus bekerja, mempelajari ketentuan/peraturan perusahaan,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam prosedur ini, pekerja
baru juga diperkenalkan dengan atasan, mandor, penyelianya dan anggota
kelompok kerja yang akan menjadi teman sekerjanya. Tingkat formalitas
dalam proses induksi tenaga kerja semakinmeningkat sehubungan dengan makin
meluasnya ekspansi perusahaan.
Setelah diadakan
kegiatan induksi, selanjutnya diadakan kegiatanorientasi. Ada beberapa
pengertian orientasi menurut para ahli, yakni sebagaiberikut. Orientasi
didefinisikan:
1.
Familiarization with and
adaptation to a situation or an environment.(pengakraban dan penyesuaian dengan
situasi atau lingkungan). Cascio,1995: 2392.
2.
The activities involved
introducing new employees to the organization andtheir work units. (aktivitas
yang melibatkan pengenalan karyawan barukepada organisasi dan unit kerja
mereka) Descenzo & Robbins, 1994: 230-231
3.
Familiarize employes with their
role, their organization, it’s policies, and other employees. (mengakrabkan
karyawan dengan peran, organisasi,kebijakan organisasi, dan karyawan lain)
Wether & Davis, 19:251
Kami menyimpulkan bahwa Orientasi adalah
pengenalan dan adaptasi pegawai kepada posisi barunya dan lingkungannya. Selama masa ini, pegawai
tersebut akan memperoleh pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan nilai-nilai
yang diperlukan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Mentor tersebut harus
menemani pegawai tersebut selama langkah ini. Pendatang baru harus berintegrasi
dengan team dan belajar apa yang diharapkan darinya. Proses ini mungkin
diperkaya dengan pelatihan yang secara langsung berhubungan dengan tugas yang
melejat dengan pekerjaan.
Kontak pertama pegawai baru
dengan lingkungan fisik dan manusianya sangat penting, karena ini akan
mengkondisikan hubungannya dengan perusahaan. Pegawai tersebut harus merasa
didukung dan penting. Orang pertama yang ditemuinya adalah supervisor
langsungnya, yang akan menggambarkan profil perusahaan disamping memberikan
informasi mengenai latar belakang organisasi, nilai-nilai, klien, jasa yang
ditawarkan, staff, dan perilaku yang diharapkan. Atasan langsungnya juga akan
menjelaskan peranan pegawai baru.
Oleh karena itu,
induksi dan orientasi terhadap tanaga kerja baru merupakan kegiatan penting dan
harus dilaksanakan. Sukses tidaknya tenagakerja yang bersangkutan melaksanakan
tanggung jawab dalam bidang tuga sdan pekerjaan yang diberikan kepadanya
dipengaruhi oleh induksi dan orientasi yang tepat.
BAB III
STUDI KASUS
Kelompok kami mencoba membuat studi kasus sendiri yang berorientasi pada
proses penarikan atau perekrutan tenaga kerja/karyawan. Studi kasus yang kami
buat sangatlah sederhana sehingga kami berharap dapat dimengerti oleh kami
sendiri dan para pembaca. Berikut studi kasusnya :
A. Kasus
Sebuah perusahaan swasta PT. Personel Alih
daya adalah salah satu perusahaan Outsourcing terbesar di Indonesia yang mencari 200 Tenaga kerja berkualitas. Dengan kualifikasi sebagai berikut :
1. Pendidikan minimal D3 dengan IPK min. 3,0 skala 4.0
2. Berusia 20 -27 tahun
3. Fresh graduate atau pengalaman kerja 1-3 tahun (diutamakan di bidang customer service)
4. Mampu mengoperasikan komputer
5. Bersedia bekerja dalam shift
6. Bersedia tidak menikah selama bekerja
7. Tidak pernah terlibat dalam perkara pidana atau berurusan dengan pihak berwajib dengan menunjukkan surat kelakuan baik
8. Berpenampilan menarik
9. Dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
10. Memiliki lafal suara yang jelas dan tidak berdialek daerah
11. Jujur, mempunyai itikad baik dan bertanggung jawab pada pekerjaan
12. Bebas dari penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba
13. Bersedia ditempatkan di BSD (Depan Mall teras kota)
14. Paket gaji yang menarik
2. Berusia 20 -27 tahun
3. Fresh graduate atau pengalaman kerja 1-3 tahun (diutamakan di bidang customer service)
4. Mampu mengoperasikan komputer
5. Bersedia bekerja dalam shift
6. Bersedia tidak menikah selama bekerja
7. Tidak pernah terlibat dalam perkara pidana atau berurusan dengan pihak berwajib dengan menunjukkan surat kelakuan baik
8. Berpenampilan menarik
9. Dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
10. Memiliki lafal suara yang jelas dan tidak berdialek daerah
11. Jujur, mempunyai itikad baik dan bertanggung jawab pada pekerjaan
12. Bebas dari penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba
13. Bersedia ditempatkan di BSD (Depan Mall teras kota)
14. Paket gaji yang menarik
Namun setelah melalui proses penarikan dan seleksi
ternyata calon tenaga kerja atau pelamar yang diharapkan oleh PT. Personel Alih
Daya kurang bahkan beberapa diantara calon tenaga kerja atau pelamar tersebut
belum memenuhi standar kualifikasi yang ditetapkan oleh PT. Personel Alih daya.
B. Identifikasi Masalah
1.
Apa yang menjadi faktor penyebab
penarikan/rekrutmen PT. Personel Alih Daya kurang maksimal/efektif, apakah dari
faktor internal maupun eksternal ?
2.
Bagaimanakah yang seharusnya dilakukan
oleh PT. Personel Alih Daya agar mampu merekrut calon tenaga kerja yang sesuai
dengan jumlah yang diinginkan dan standar kualifikasi yang telah
ditentukan ?
C. Solusi
1.
Faktor-faktor penyebabnya adalah :
·
Perencanaan sumber daya manusia PT.
Personel Alih Daya, menetapkan standar kualifikasi yang sangat tinggi dan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan terlalu banyak tanpa melihat atau meninjau
langsung kondisi perkembangan
dimasyarakat pada umumnya.
·
Metode yang digunakan mungkin
menggunakan metode tertutup sehingga hanya sedikit pelamar yang mengetahuinya, mungkin hanya orang-orang
dari dalam perusahaan PT. Personel Alih Daya sendiri dan orang-orang tertentu.
·
Persyaratan jabatan, hal ini
berhubungan erat dengan perencanaan sumber daya manusia PT. Personel Alih Daya
yang menetapkan standar kualifikasi atau persyaratan jabatan. Jika semakin
banyak persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang pelamar maka akan hanya ada
sedikit pelamar yang mendaftar, begitupun sebaliknya.
·
Kondisi eksternal, menyangkut tentang
langkah tidaknya keahlian atau keterampilan yang dibutuhkan. Contoh, keahlian
yang dibutuhkan PT. Personel Alih Daya yaitu dapat berkomunikasi dalam bahasa
Inggris dan mengoperasikan komputer.
2. Kami ingin memberikan solusi, yakni pertama
dalam analisis pekerjaannya betul-betul dilakukan dengan seksama sehingga dapat
menghasilkan standar kualifikasi yang sesuai dengan jabatan dan memperhatikan
pertumbuhan pendidikan di dalam masyarakat yang dapat menilai apakah masyarakat
mampu memenuhi standar kualifikasi yang ditentukan oleh perusahaan. Kedua metode yang digunakan, kami
menilai PT. Personel Alih Daya harus menggunakan kedua metode, baik itu metode
tertutup maupun metode terbuka. Sehingga begitu banyak masyarakat luas
mengetahui lowongan pekerjaan ini. Ketiga
persyaratan jabatan yang ditentukan terlalu banyak sehingga pelamar yang
hanya memiliki beberapa syarat yang sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan,
menjadi ragu atau bimbang memasukkan lamarannya ke PT. Personel Alih Daya. Dan
yang keempat yaitu kondisi eksternal,
dimana merupakan langkah tidaknya keahlian atau keterampilan yang dibutuhkan
dalam hal ini dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan mengoperasikan
komputer. Pada umumnya masyarakat sudah mampu mengoperasikan komputer namun
terbatas dalam penggunaan program, sedangkan dalam hal berkomunikasi dalam
bahasa inggris kami rasa sangatlah minim untuk mendapatkannya karena hanya
beberapa persen saja orang yang dapat menggunakan bahasa Inggris. Kecuali kata
“mampu” dalam hal ini “bisa” kemudian PT. Personel Alih Daya
memberikan pelatihan lebih lanjut agar para karyawan “mampu” berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris secara pasif.
KESIMPULAN
Pengadaan sumber daya manusia adalah
suatu upaya untuk mempermudah jumlah dan jenis individu yang tepat sesuai
dengan kebutuhan sumber daya manusia pada suatu perusahaan atau organisasi.
Pengadaan memiliki fungsi yang terkait dengan masalah penetuan kebutuhan sumber
daya manusia, penarikan (rekrutmen), seleksi, penempatan (placement), induksi, dan orientasi.
1. Rekrutmen atau penarikan adalah suatu proses dimana sebuah organisasi
mencari, menarik, dan memikat sebanyak-banyaknya pelamar atau calon tenaga
kerja yang berkualitas dan mampu bekerja untuk suatu jabatan/pekerjaan yang
sedang dicari.
2. Ada 2 sumber penarikan tenaga kerja, yakni :
·
Sumber internal
·
Sumber eksternal (iklan, saran dari
orang dalam, serikat buruh, lembaga pendidikan, perusahaan pencari tenaga kerja,
nepotisme, dan sumber-sumber lainnya).
Kedua sumber
diatas mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing dalam penggunaannya.
3. Proses tenaga kerja meliputi :
·
Penentuan dasar penarikan
·
Penentuan sumber-sumber penarikan
·
Metode-metode penarikan
·
Kendala-kendala penarikan
4. Metode penarikan ada 2, yaitu :
·
Mencari dari dalam (tertutup), yaitu mencari lowongan dari dalam adalah memanfaatkan sumber-sumber atau
cara yang sudah tersedia didalam organisasi kita sebelum mencarinya di luar
atau keluar perusahaan.
Sumber-sumber perusahaan seperti :
a) Meminta bantuan dari karyawan
lama
b) Mencari dari arsip (bank data)
pelamar
c) Mengumumkan secara terbuka didalam perusahaan
·
Mencari dari luar (terbuka), yaitu cara dan teknik yang umum digunakan perusahaan untuk mencari calon
karyawan dari sumber-sumber luar.
Adapun
cara-cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Memasang iklan lowongan
b) Memanfaatkan jasa dinas tenaga kerja setempat
c) Memanfaatkan jasa pencari/ penyalur tenaga kerja
d) Menggunakan jasa konsultan dan head hunter
e) Rekrutmen langsung dikampus (lembaga pendidikan)
f) Rekrutmen melalui organisasi profesi
5. Kendala-kendala penarikan SDM, yaitu :
Agar proses penarikan berhasil, perusahaan perlu
menyadari berbagai kendala yang bersumber dari organisasi, pelaksana penarikan,
dan lingkungan eksternal. Beberapa kendala yang umumnya dihadapi perusahaan :
1. Kebijaksanaan-kebijaksanaan Organisasi
2. Persyaratan jabatan
3. Metode pelaksanaan penarikan
4. Kondisi pasar tenaga kerja
5. Solidaritas perusahaan
6. Kondisi-kondisi lingkungan eksternal
6.
Dasar
kebijaksanaan
Dasar seleksi berarti penerimaan karyawan baru hendaknya berpedoman
kepada dasar tertentu yang digariskan oleh internal maupun eksternal perusahaan
supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Dasar-dasar itu antara lain :
1. Kebijaksanaan perburuhaan pemerintah
2. Job specification
3. Ekonomis rasional
4. Etika sosial
7.
Tujuan
seleksi bertujuan untuk mendapatkan tenaga
kerja/karyawan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang
mendukung pelaksanaan pekerjaan begitupula menjunjung tinggi moral kerja,
kejujuran, dan kedisplinan sangatlah penting dimiliki oleh tenaga
kerja/karyawan.
8.
Proses/langkah-langkah
seleksi
Adapun langkah-langkah seleksi meliputi :
1.
Seleksi
surat-surat lamaran
2.
Pengisian
blanko lamaran
3.
Pemeriksaan
referensi
4.
Wawancara
pendahuluan
5.
Test penerimaan
Test
penerimaan meliputi Physical test (medical test), academic test (knwoledge
test), dan phsycological test.
6.
Test Psikologi
Test psikologi terdiri dari : test kecerdasan,
test kepribadian, test bakat, test minat dan test prestasi.
9.
Kualifikasi
yang menjadi dasar seleksi :
·
Umur
·
Keahlian
·
Kesehatan Fisik
·
Pendidikan
·
Jenis Kelamin
·
Tampang
·
Bakat
·
Tempramen
·
Karakter
·
Pengalaman
Kerja
·
Kerja Sama
·
Kejujuran
·
Kedisiplinan
·
Inisiatif dan
Kreatif
10. Penempatan karyawan yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima ( lulus
seleksi) pada suatu jabatan/pekerjaan yang membutuhkannya dan sekaligus
mendelegasikan autholity kepada orang tersebut. Ada 3 jenis
penempatan SDM, yaitu :
·
Promosi dan penggantian tenaga
kerja
·
Transfer dan demosi
·
Job posting program
11. Induksi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan tenaga kerja baru dengan tugas dan
pekerjaan, para penyelia, dan tenaga kerja yang sudah ada. Induksi menunjukkan
prosedur formal. Di dalamnya meliputi tenaga kerjabaru dalam mengisi formulir
keterangan untuk daftar pembayaran gaji/upah/honorarium, diberitahu dimana
mereka harus bekerja, mempelajari ketentuan/peraturan perusahaan, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis. Sedangkan Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi pegawai kepada posisi
barunya dan lingkungannya. Selama masa ini, pegawai tersebut akan memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
beradaptasi dengan lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasibuan, Malayu S.P. 2012 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
2. Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
3. Rivai, Veithzal & Ella Jauvani Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
4. Fathoni, Abdurrahmat. 2006 Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bandung: Rineka Cipta.
5. Sedarmayati. 2010. Manajemen
Sumber Daya
Manusia.
Bandung: Refika
Aditama.
Internet :
6. SDM/ppsdm_slide_pengenalan_penempatan.pdf.
8. http://chocomilkcorner.tripod.com/sdm/sdm_shan_1.htm
9. tm-2-pengadaan-sdm.pptx
10. Penarikan SDM.pdf
No comments:
Post a Comment