30 January 2013

MSDM Penilaian Prestasi Kerja



BAB I
PENDAHULUAN

Organisasi/perusahaan yang berkembang merupakan dambaan dari semua orang. Baik pemerintah maupun swasta mengharapkan organisasinya agar tumbuh dan berkembang dengan baik dikarenakan dengan dunia yang semakin berkembang. Dengan adanya perkembangan diharapkan suatu organisasi dapat bersaing dan berakselerasi dengan seiringnya zaman.  Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan suatu organisasi adalah melalui penilaian prestasi kerja yang ada pada organisasi tersebut.
Hasil penilaian prestasi kerja dapat menunjukkan apakah SDM (karyawan) pada organisasi tersebut telah memenuhi sasaran/target sebagaimana yang dikehendaki oleh organisasi, baik secara kuantitas maupun kualitas, bagaimana perilaku pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, apakah cara kerjanya sudah efektif dan efisien, bagaimana penggunaan waktu kerjanya dan sebagainya. Dengan informasi tersebut hasil penilaian prestasi kerja merupakan refleksi berkembang tidaknya organisasi/perusahaan tersebut. Pada organisasi/perusahaan yang cukup maju, hasil penilaian prestasi kerja digunakan sebagai bahan pertimbangan proses manajemen Sumber Daya Manusia seperti mutasi, promosi, pemutusan hubungan kerja dan sebagainya. Penilaian prestasi kerja juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan sedikit banyaknya memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat lagi. Sebagai bagian dari Manajemen Sumber Daya Manusia, penilaian prestasi kerja merupakan salah satu faktor kunci tumbuh dan berkembangnya suatu organisas/perusahaan. Hasil penilaian dapat menunjukkan apakah Sumber Daya Manusia (pegawai/karyawan) pada organisasi/perusahaan tersebut sudah memenuhi target atau sasaran yang dikehendaki baik secara kualitas maupun kuantitas, bagaimana perilaku pekerja dalam melakukan pekerjaannya, apakah cara kerja tersebut sudah efektif dan efisien, bagaimana penggunaan waktu kerja, dan sebagainya. Ketidakakuratan hasil penilaian prestasu kerja dapat merusak atau mengganggu perencanaan sumber daya manusia pada organisasi. Perencanaan karier, pengembangan karier, diklat, penambahan tenaga kerja akan salah, bila hasil penilaian prestasi kerja tidak dapat menggambarkan kondisi pekerja yang sebenarnya. Hasil penilaian pegawai juga dapatdijadikan pertimbangan organisasi/perusahaan di dalam memberikan kenaikan upah/bonus. Hasil penilaian prestasi tidak hanya berpengaruh pada organisasi, tapi juga berpengaruh pada individu pegawai/ karyawan. Penilaian yang tidak didasarkan pada kriteria yang obyektif dapat menimbulkan keresahan dan rasa tidak aman. Sebaliknya penilaian dengan cara yang tepat dan standar atau target yang dinilai jelas dapat meningkatkan motivasi dan gairah kerja pegawai.Sehubungan dengan besarnya pengaruh hasil penilaian, maka perlu diupayakan agar penilaian dilakukan subyektif mungkin. Karenanya harus dihindari kemungkinan like or slide dalam diri penilai saat melakukan penilaian prestasi kerja.Penghindaran tersebut dapat dilakukan dengan pemilihan materi, teknik, metode dan frekuensi yang tetap dalam melakukan penilaian prestasi kerja.

  
BAB II
PEMBAHASAN

Penilaian prestasi kerja karyawan pada dasarnya merupakan penilaian yang sistematik tentang kondisi kerja karyawan secara formal. Dengan adanya kondisi kerja maka harus dikaitkan dengan dengan standar kerja yang dibangun, baik itu standar proses kerja maupun standar hasil kerja. Tidak kalah pentingnya, organisasi atau  perusahaan harus mengkomunikasikan penilaian tersebut kepada karyawan yang bersangkutan. Dengan demikian sasaran yang menjadi obyek penilaian adalah kecapakan/kemampuan pegawai melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang diberikan,penampilan atau perilaku dalam melaksanakan tugas, sikap dalam menjalankan tugas, cara yang digunakan dalam melaksanakan tugas, ketegaran jasmani dan rohanidi dalam menjalankan tugas, dan sebagainya. Penilaian prestasi kerja sangat penting arti dan peranannya dalam pengambilan keputusan dalam berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi program pengenalan penempatan, promosi dan lain-lain. Penilaian pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan secara formal dan obyektif dimana berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara rasional dan didokumentasikan secara sistemaik. Penilaian prestasi kerja karyawan perlu dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana karyawan telah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan bersifat umpan balik bagi karyawan itu sendiri.

A.    Pengertian dan Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. Dengan adanya penilaian berarti para karyawan mendapat perhatian dari atasannya sehingga mendorong mereka bergairah bekerja, asalkan dalam proses penilaian jujur dan obyektif serta tidak adanya promosi, demosi, pengembangan dan sebagainya.
 Beberapa pendapat para ahli tentang penilaian prestasi kerja:
v  Menurut Andrew F. Sikula, penilaian adalah suatu proses mengestimasi atau menetapkan nilai, penampilan, kualitas, atau status dari beberapa objek, orang atau benda.
v  Menurut Dale Yoder, penilaian prestasi kerja merupakan prosedur yang formal dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta kepentingan pegawai.
v  Menurut French, penilaian prestasi kerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala.
v  Menurut Rudianto ( 2006, Hal 311 ), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari sejumlah pengertian mengenai penilaian prestasi kerja kami menyimpulkan bahwa menilai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dalam melaksanakan aktifitas kerjanya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam penilaian prestasi kerja perlu diketahui terlebih dahulu untuk apa penilaian tersebut dilakukan. Adapun tujuan dari penilaian prestasi kerja yaitu:
1.      Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan bersarnya balas jasa.
2.      Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaanya.
3.      Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan.
4.      Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan peralatan kerja,
5.      Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada di dalam organisasi.
6.      Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang lebih baik.
7.      Sebagai alat untuk  mendorong atau membiasakan para atasan (supervisor, managers, administrator) untuk mengobservasi perilaku bawahan (subordinate) supaya diketahui minat dan kebutuhan-kebutuhan bawahannya.
8.      Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
9.      Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
10.  Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personel dan dengan demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan.
11.  Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan.
12.  Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (job description).
                                              
B.     Ruang Lingkup Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Ruang lingkup penilaian dan prestasi kerja karyawan mencakup what, why, where, when, who, dan how atau sering disingkat dengan 5W+1H.
·      What (apa) yang dinilai
Yang dinilai dalam perilaku dan prestasi kerja karyawan seperti kesetiaan, kejujuran, kerja sama, kepemimpinan, loyalitas, pekerjaan saat sekarang, potensi akan datang, sifat dan hasil kerjanya.
·      Why (kenapa) dinilai
Dinilai karena:
ü  Untuk menambah tingkat kepuasan para karyawan dengan memberikan pengakuan terhadap hasil kerjanya.
ü  Untuk membantu kemungkinan pengembangan personel bersangkutan.
ü  Untuk memelihara potensi kerja.
ü  Untuk mengukur prestasi kerja karyawan.
ü  Untuk mengukur kemampuan dan kecakapan karyawan.
ü  Untuk mengumpulkan data guna menetapkan program kepegawaian selanjutnya.
·      Where (di mana) penilaian dilakukan
Tempat penilaian dilakukan di dalam pekerjaan dan di luar pekerjaan.
ü  Di dalam pekerjaan (on the job performance) secara formal.
ü  Di luar pekerjaan (off the job performance) baik secara formal ataupun informal.
·      When (kapan) penilaian dilakukan
Waktu penilaian dilakukan secara formal dan informal.
ü  Formal: penilaian yang dilakukan secara periodic.
ü  Informal: penilaian yang dilakukan secara terus menerus.
·      Who (siapa) yang akan dinilai
Yang akan dinilai yaitu semua tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di perusahaan. Yang menilai (appraiser) atasan langsungnya, atasan dari atasan langsung, dan atau suatu tim yang di bentuk perusahaan itu.
·      How (bagaimana) menilainya
Metode apa yang digunakan dan problem apa yang dihadapi oleh penilai (appraiser) dalam melakukan penilaian.

C.    Sistem dan Metode Penilaian Perstasi Kerja
Dalam penilaian prestasi kerja terlebih dahulu harus mengetahui skala nilai dan metode penilaian yang akan digunakan. Skala nilai adalah bobot yang diberikan  kepada setiap unsure yang dinilai. Bobot-bobot dinyatakan dengan huruf (a, b, c, d, e) atau dengan angka dari 1 s.d 100. Penilai membuat daftar unsur-unsur yang akan dinilai dari setiap karyawan berbentuk tabulasi dan memberikan bobot nilai untuk setiap unsur. Bobot-bobot yang dinilai dijumlahkan, kemudian dihitung nilai bobot rata-rata. Nilai bobot rata-rata ini yang dijadikan indeks prestasi karyawan yang dinyatakan dengan angka atau huruf.
Metode penilaian prestasi karyawan pada dasarnya dikelompokkan atas dua, yaitu metode tradisional dan metode modern.
a.       Metode tradisional merupakan metode tertua dan paling sederhana untuk menilai prestasi karyawan dan diterapkan secara tidak sistematis maupun dengan sistematis. Metode ini memiliki kelebihan dalam hal perlakuan terhadap prestasi kerja yang telah terjadi dan sampai derajat tertentu dapat diukur. Dan juga memiliki kelemahan yaitu prestasi kerja di masa lalu tidak dapat diubah tetapi hanya dapat mengevaluasi prestasi kerja di masa lalu. Yang termasuk metode tradisional adalah sebagai berikut:
§  Rating scale, Penilaian berdasarkan metode ini sangat umum dipakai oleh sebuah organisasi dan dilakukan secara subyektif oleh penilai. Rating scale biasa dilakukan oleh atasan atau supervisor untuk mengukur karakteristik terhadap tujuan kerjanya, misalnya mengenai inisiatif, ketergantungan, kematangan, dan kontribusi. Metode ini memiliki kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Adapun kelebihan yang dimiliki adalah tidak mahal dalam penyusunan dan administrasinya, penilai hanya memerlukan sedikit latihan, tidak memakan waktu, dan dapat diterapkan untuk jumlah karyawan yang besar. Sedangkan kelemahanya adalah kesulitan dalam menentukan kriteria yang relevan dengan pelaksanaan kerja, bahaya “halo effect” (efek penilaian yang bersifat pribadi) dan masing-masing sifat yang dinilai dianggap sama dengan peranannya.

§  Employee comparation merupakan metode penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara seorang karyawan dengan karyawan yang lainnya. Metode Employee comparation terbagi atas:
ü  Alternation rangking merupakan metode penilaian dengan cara mengurut peringkat (rangking) karyawan dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi atau mulai dari bawahan sampai yang tertinggi dan berdasarkan kemampuan yang dimikinya.
ü  Paired comparation merupakan metode penilaian dengan cara seorang karyawan dibandingkan dengan seluruh karyawan lainnya, sehingga dapat berbagai alternative keputusan yang akan diambil. Metode ini biasanya digunakan untuk jumlah karyawan yang sedikit. Kelemahannya sulit digunakan untuk menilai jumlah karyawan yang banyak, karena akan banyak mengorbankan waktu, tenaga dan biaya.
ü  Porced comparation (grading), metode ini sama dengan Paired comparation akan tetapi Porced comparation biasanya digunakan untuk jumlah karyawan yang banyak. Metode ini mengharuskan penilai melakukan penilaian relatif di antara para karyawan terebut disamping membandingkannya dengan definisi masing-masing kategori.
§  Check list dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik karyawan. Kelebihan dari metode ini adalah ekonomis, mudah administrasinya, latihan bagi penilai terbatas, dan terstandarisasi. Sedangkan kelemahannya meliputi penggunaan kriteria kepribadian di samping kriteria prestasi kerja, kemungkinan terjadinya bias nilai dan tidak memungkinkan penilai memberikan penilaian relatif.
§  Freeform essay merupakan metode yang dimana seorang penilai diharuskan membuat karangan yang berkenaan dengan orang/karyawan yang sedang dinilainya.
§  Critical incident adalah penilaian yang didasarkan pada perilaku khusus yang dilakukan di tempat kerja, baik perilaku yang baik maupun perilaku yang tidak baik. Penilaian dilakukan melalui observasi langsung ke tempat kerja. Kelemahannya adalah para atasan sering tidak berminat mencatat peristiwa-peristiwa kritis atau cenderung mengada-ada dan bersifat subyektif.
b.      Metode modern merupakan perkembangan dari metode tradisional dalam menilai prestasi karyawan. Metode ini memusatkan pada prestasi kerja di waktu yang akan datang melalui penilaian potensi karyawan atau penetapan sasaran-sasaran prestasi kerja di masa mendatang. Yang termasuk metode modern adalah sebagai berikut:
§  Assessment center, metode ini biaya dilakukan dengan pembentukan tim penilai khusus. Tim penilai khusus ini bisa dari luar, dari dalam, maupun kombinasi dari luar dan dalam. Pembentukan tim ini harus lebih baik sehingga penilaiannya lebih objektif dan indeks prestasi yang diperoleh sesuai dengan fakta/kenyataan dari setiap individu karyawan yang dinilai. Metode ini diharapkan dakan memberikan kepuasan yang lebih baik bagi karyawan dan penetapan kebijaksanaan yang paling tepat dari perusahaan itu.
§  Management by objective (MBO = MBS) adalah sebuah program manajemen yang mengikutsertan karyawan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan tujuan-tujuanyang dicapai.
Ciri-ciri MBO atau MBS yaitu:
ü  Adanya interaksi antara atasan dengan bawahan secara langsung
ü  Atasan bersama-sama dengan bawahan menentukan sasaran dan kriteria pekerjaanya
ü  Menekan pada masa sekarang dan masa yang akan datang
ü  Menekan pada hasil yang hendak dicapai
Kelebihan dari metode ini adalah standar unjuk kerja jelas, ukuran kinerja jelas, dapat dipahami oleh atasan dan bawahan, dapat memotivasi karyawan dan dapat menunjukkan bimbingan dan dukungan yang akan diberikan dalam peningkatan unjuk kerja serta pengembangan pegawai. Sedangkan kelemahannya adalah sangat individualistis untuk menetapkan tujuan dan kerja sama dalam penilaiannya, jika penetapan sasaran tidak hati-hati bisa mengakibatka sasaran yang satu akan menghambat sasaranyang lainnya, dan sulit menetapkan sasaran yang mempunyai tingkat kesulitan yang sama.

D.    Kendala dalam Penilaian Prestasi
Dalam penilaian prestasi kerja biasanya kita menjumpai kendala-kendala yang dihadapi, adapun kendala-kendala tersebut yaitu:
1.      Hallo effect dan tolak ukur penilaian merupakan kesalahan yang dilakukan oleh penilai, karena umunya penilai cenderungakan memberikan indeks prestasi baik bagi akryawan yang dikenalnya atau sahabatnya. Sebaiknya terhadap karyawan yang kurang dikenalnya penilai memberikan indeks prestasi sedang atau kurang.
2.      Kesalahan kecenderungan terpusat, banyak penilai tidak suka menilai karyawan sebagai yang efektif atau tidak efektif dan sangat baik atau sangat jelek. Di sini penilai cenderung merata-ratakan antara karyawan satu dengan yang lainnya dan bahkan tidak sesuai dengan kenyataan.
3.      Bias terlalu lunak dan terlalu keras, biasanya kesalahan bias yang terlalu lunak cenderung penilai terlalu mudah memberikan nilai dalam evaluasi prestasi kerja karyawan, sedangkan kesalahan bias yang terlalu keras sebaliknya terjadi karena penilai cenderung terlalu ketat dalam evaluasi mereka.
4.      Prasangka pribadi bisa mengubah penilaian terhadap karyawan. Sebagai contoh, seorang atasan pria mungkin cenderung memberi penilaian yang rendah kepada karyawan wanita karena suatu hal. Adapun faktor lain yang mempengaruhi penilaian mencangkup faktor senioritas, kesukuan, agama, kesamaan kelompok dan status sosial.
5.      Pengaruh kesan terakhir, penilai cenderung lebih ingat pada kegiatan-kegiatan karyawan yang baik atau buruk apabila menggunakan ukuran-ukuran prestasi kerja yang subjektif.
E.     Mutasi dan Promosi
Setelah penilaian prestasi kerja karyawan salah satu tindak lanjut yang dilakukan adalah mutasi dan promosi.
1.    Mutasi
Mutasi didasarkan atas indeks prestasi yang dapat dicapai oleh karyawan. Dengan adanya mutasi diharapkan dapat memberikan uraian pekerjaan, lingkungan pekerjaan dan alat-alat kerja yang cocok bagi karyawan tersebut sehingga dapat bekerja secara efektif dan efisien pada jabatannya. Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun secara vertikal di dalam suatu organisasi.

v  Tujuan mutasi yaitu:
ü  Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
ü  Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan
ü  Untuk memperluan atau menambah pengetahuan karyawan
ü  Untuk menghilangkan rasa bosan/jemu terhadap pekerjaannya
ü  Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karier yang lebih tinggi
ü  Untuk pelaksanaan hukuman/sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya
ü  Untuk memberikan pengakuan  dan imbalan terhadap prestasinya
ü  Untuk alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui persaingan terbuka
ü  Untuk tindakan pengamanan yang lebih baik
ü  Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan
ü  Untuk mengatasi perselisihan antara sesama karyawan
  
v  Cara-cara mutasi
Ada dua cara mutasi yang dilakukan dalam suatu organisasi, yaitu:
a.       Cara tidak ilmiah, mutasi dengan cara tidak ilmiah dilakukan dengan cara:
ü  Tidak didasarkan kepada norma/standar kriteria tertentu
ü  Berorientasi semata-mata kepada masa kerja dan ijazah, bukan atas prestasi atau faktor-faktor nyata
ü  Berorientasi kepada banyaknya anggaran yang tersedia, bukan atas kebutuhan nyata karyawan
ü  Berdasarkan spoil system
b.        Cara ilmiah, mutasi dengan cara ilmiah dilakukan dengan cara:
ü  Berdasarkan norma atau standar kriteria tertentu seperti analisis pekerjaan
ü  Berorientasi pada kebutuhan yang nyata
ü  Berorientasi pada formasi nyata kepegawaian
ü  Berorientasi kepada tujuan yang beraneka ragam
ü  Berdasarkan objektivitas yang dapat dipertanggungjawabkan

v  Sebab dan alasan mutasi
Sebab-sebab pelaksanaan mutasi antara lain:
§  Permintaan sendiri adalah mutasi yang dilakukan atas keinginan sendiri dari karyawan yang bersangkutan dan mendapatkan persetujuan dari pimpinan organisasi. Mutasi ini umumnya hanya perpindahan kepada jabatan yang peringkatnya sama baik, antarbagian maupun pindah ke tempat lain. Peringkatnya sama artinya kekuasaan dan tanggung jawab maupun besarnya balas jasa tetap sama.
§  Alih tugas produktif (ATP) adalah mutasi karena kehendak pimpinan perushaan untuk meningkatkan produksi dengan menempatkan karyawan bersangkutan ke jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan kecakapannya.
v  Kendala-kendala pelaksanaan mutasi
Ø Formasi jabatan tidak (belum) memungkinkan
Ø Pengaruh senioritas
Ø Soal etis (etika)
Ø Kesulitan menetapkan standar-standar sebagai kriteria untuk pelaksaan

2.    Promosi
Promosi memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai  kemampuan serta kecakapan karyawan bersangkutan untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian promosi akan memberikan stasus sosial, wewenang, tanggung jawab, serta penghasilan yang semakin besar bagi karyawan.
Jika ada kesempatan bagi karyawan dipromosikan berdasarkan asas keadilan dan objektivitas, karyawan akan terdorong bekerja dengan giat, bersemangat, berdisiplin dan berprestasi kerja sehingga sasaran perusahaan secara optimal dapat dihadapi. Dan juga akan mendorong penarikan pelamar yang semakin banyak memasukkan lamarannya sehingga pengadaan karyawan baik bagi perusahaan akan lebih mudah. Sebaliknya, jikas kesempatan untuk dipromosikan relative kercil ada maka gairah kerja, semangat kerja, disiplin kerja dan prestasi kerja karyawan akan menurun. Serta penarikan dan pengadaan karyawan semakin sulit bagi perusahaan bersangkutan.
Pengertian promosi menurut para ahli yaitu:
·    Menurut Drs. H. Malayu S.P Hasibuan, promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility karyawan kejabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilannya semakin besar.
·    Menurut Edwin B. Flipo, promosi adalah suatu perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang mempunyai status dan tanggung jawab lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji lainnya, walaupun tidak selalu demikian.
·    Menurut Andrew F. Sikula, secara teknik promosi adalah suatu perpindahan di dalam suatu organisasi dari satu posisi ke posisi lainnya yang melibatkan baik peningkatan upah maupun status.
Dari bebrapa definisi diatas kami menyimpulkan bahwa promosi adalah perpindahan suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi, di mana wewenang, tanggung jawab dan pendapatannya akan tinggi pula.
v  Tujuan promosi yaitu:
a.    Untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi tinggi.
b.    Dapat meinmbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yang semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar.
c.    Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin tinggi, dan memperbesar produktivitas kerjanya.
d.   Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasinya promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.
e.    Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai (multiplier effect) dalam perushaan karena timbulnya lowongan berantai.
f.     Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perushaan.
g.    Untuk menambah atau memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.
h.    Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabat lainnya berhenti. Agar jabatan itu tidak lowong maka dipromosikan karyawan lainnya.
i.      Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat, kenangan dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat sehingga produktivitas kerjanya juga meningkat.
j.      Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanya kesempatan promosi merupakan daya pendorong seta perangsang bagi pelamar-pelamar untuk memasukkan lamarannya.
k.    Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobaannya.

v  Jenis-jenis promosi
1.    Promosi sementara (Temporary Promotion), seseorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya jabatan yang lowong yang harus segera diisi.
2.    Promosi tetap (Permament Promotion), seseorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatanyang lebih tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan.
3.    Promosi kecil (Small Scale Promotion), menaikkan jabatan seseorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan ke jabatan yang sulit yang meninta keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggung jawab dan gaji.
4.    Promosi kering (Dry PromotionI), seorang karyawan dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan tanggung jawab tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.

v  Alasan-alasan promosi:
a)      Perbedaan kenaikan gaji yang diterima mungkin dianggap tidak seimbang dengan tambahan tanggung jawab yang akan dilaksanakannya.
b)      Mereka merasa segan meninggalkan kelompok lamanya untuk masuk ke kelompok baru yang belum pasti sikap penerimaannya.
c)      Keamanan pada pekerjaan yang baru selalu ada faktor-faktor ketidakpastian sedangkan pada pekerjaan yang lama mereka telah mempunyai keahlian dan telah menguasainya.
d)     Keluarga tidak bersedia pindah ke tempat yang baru karena sakit atau pendidikan anak-anak yang kurang baik di tempat yang baru.
e)      Kesehatan, sehingga tidak dapat memikul tanggung jawab yang semakin besar. Iklim yang tidak cocok dan seringnya berjangkit penyakit di tempat yang baru.
f)       Tempat terpencil, sarana pendidikan, transportasi, hiburan,rumah sakit, adat istiadat, dan bahasa di tempat yang baru tidak cocok.


BAB III
STUDY KASUS
§  Menilai Kenerja Kurir di Atlantic Association of Pathologists (APP)
Atlantic Association of Pathologists (APP) didirikan pada tahun 1992 sebagai laboratorium patologi regional untuk mencari laba. Sejak permulaan, APP telah memperoleh kontrak dengan lima dari enam rumah sakit di wilayah Atlanta dan telah mengembangkan lingkup sampai ke Amerika Serikat bagian tenggara. Dengan mensentralisasikan operasi laboratorium, yang menggunakan penilaian melalui komputer paling akhir.  Dan mecapai omset dengan cepat, AAP telah meraih skala ekonomis. Akibatnya AAPtelah tumbuh menjadi empat kali ukuran awalnya dan sekarang mempunyai 321 karyawan.
Salah satu kebutuhuan utama AAP adalah mengangkut bahan percobaan dari lokasi pengambilan ke oprasi pusat. Untuk memenuhi kebutuhan ini, AAP memperkerjakan kurir yang mengambil dan mengantar bahan percobaan dan barang-barang lain antara AAP dan kliennya. Posisi kurir adalah posisi awal masuk yang membutuhkan sedikit skali pendidikan atau pelatihan. Posisi ini membutuhkan kemampuan untuk memenuhi batas waktu yang ketat dan catatan pengantaran yang sama.
Sejak bergabung, kebutuhan akan kurir telah meningkat enam kali, dan sekarang jumlah kurir ada tiga puluh. Sayangnya keluar-masuknya juga tinggi. Bukan tidak lazim kurir tidak masuk kerja untuk suatu aplusan. AAP juga telah memecat sepuluh kurir karena kinerja kerja yang rendah dalam tiga tahun terakhir. Karena pengambilan harus mengandalkan lembur, dengan beberapa kurir bekerja lebih dari dari enam puluh jam seminggu. Ketidak konsistenan layanan telah mengakibatkan AAP kehilangan salah satu kontraknya dengan rumah sakit. Keluhan ini mengenai layanan yang lamban, sikap kasar dan kurangnya pengetahuan di pihak kurir telah diterima dari dokter pribadi dan dokter hewan yang dilayani. Karena keunggulan bersaing AAP terletak pada kemampuannya menyediakan layanan laboratorium diluar lokasi dengan cepat dan efisien, kyra burs, manajer sumber daya manusia, telah menargetkan layanan kurir sebagai satu perioritas utamanya. Sejak direkrut dua bulan lalu, ia telah menulis kembali dan membakukan uraian pekerjaan kurir. Selanjutnya ia berencana menangani sistem penilaian kinerja AAP. Namun, pejabat-pejabat koprasi menolak rencananya. Komentar berikut ini merupakan ciri khas pandangan manajemen: “ini posisi ‘murahan’ dengan keterampilan rendah. Yang dilakukan kurir hanayalah mengantar dan jika mereka tidak mengerjakannya, perusaahan dapat menggantinya”.
Kyra telah menemukan bahwa biaya lembur kurir AAP adalah $100.000 tahun lalu, atau sekitar 25%  dari total penggajian kurir. Seleksi kurir baru memerlukan lebih dari 250 jam dan biayanya lebih dari $50.000. masalah peningkatan kurir menjengkelkan karena 70%  waktu kurir dihabiskan untuk naik kendaraan dari dan  ke AAP tanpa sepengetahuan penyelia. Oleh karena itu, sulit mendapatkan gambaran yang jelas apa sebetulnya yang terjadi pada lokasi klien. Masalah potensial lainnya adalah bahwa kurir mempunyai lebih dari satu penyelia. Selain penyelia langsung, mereka juga melapor kepada pejabat teknologi administrasi dari bagian kurir tersebut dan kepada seseorang dokter medis yang mengkoordinir layanan medis.
Inti permasalahan kinerja adalah sistem penilaian kinerja AAP saat ini, termasuk formulir kinerja saat ini. Sebagian penyelia mengeluh bahwa umpan balik dari tidak spesifik pada pekerjaan karyawan. Mereka juga menunjukkan, banyak tingkatan daftar tingkah laku tidak saling terpisah, sehingga mereka terpaksa mengecek dua karakteristik perilaku dalam satu bidang. Misalnya, ketika mengevaluasi tanggung jawab, penilaian kadang-kadang terpaksa mengecek karakteristiknya.
Sistem juga menjadi masalah dengan adanya bias penilai. Bagi dua puluh kurir yang dinilai ratingnya selama periode penilaian kinerja terkhir, skor rata-ratanya adalah 3,8, yang secara signifikasikan di atas skor  rata-rata yang diharapkan yaitu 3,0. Tidak seorang kurir pun mendapaktan skor dibawah 2,0. Meskipun skor tinggi mungkin telah diberi penjelasan dalam beberapa kasus, skor itu bahkan diberikan kepada karyawan yang ingin dipecat. Membuar kesulitan membenarkan pemberhentiann  individu karena kemerosotan kinerja. Namun, kurir sebagai suatu kelompok, yang rata-rata 4,1. Kurir yang menerima rating yang tinggi untuk semua dimensi lainnya.
Hal yang membuat persoalan bertambah buruk, anggaran sumber daya manusia dibatasi, dan sedikit sekali uang tersedia untuk melatih penilai. Dilengkapi dengan pengetahuan yang suram ini, kyra duduk di bangkunya, merenungkan apa yang harus ia lakukan.

§  Identifikasi  Masalah
1.      Mengapa peningkatan kinerja kurir tidak efektif?
2.      Bagaimana seharusnya yang dilakukan oleh Atlantic Association of Pathologists (APP) dalam meningkatkan kinerja kurir?

§  Solusi
a.       Faktor-faktor penyebabnya yaitu:
ü  Kurir lebih banyak menghabiskan waktunya di APP. Seharusnya waktu kerja kurir  itu lebih banyak di lokasi karena salah satu keunggulan dari APP yaitu menyediakan layanan laboratorium di luar lokasi dengan cepat dan efisien.
ü  Adanya lebih dari satu penyelia sehingga membuat kurir harus melapor secara berulang pada penyelia berbeda yang seharusnya cukup dengan satu penyelia saja yang sudah menangani semuanya.
b.      Seharusnya Atlantic Association of Pathologists (APP) mengembangkan kinerja kurir. Karena dengan adanya pengembangan kurir dapat berkerja secara efektif dan efisien. Serta unuk bagian penyelia alangkah baiknya diperlukan cukup satu penyelia saja sehingga kurir tidak perlu lagi berulang-ulang melapor pada bagian penyelia.









Bab IV
Kesimpulan

1.    Penilaian prestasi kerja bahwa menilai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dalam melaksanakan aktifitas kerjanya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
2.    Tujuan dari penilaian prestasi kerja yaitu:
a.       Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
b.      Untuk mengukur prestasi kerja.
c.       Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan
d.      Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan
e.       Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan
f.       Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan
g.      memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (job description).
c.    Ruang lingkup penilaian prestasi kerja karyawan yaitu:
a.       What (apa) yang dinilai
b.      Why (kenapa) dinilai
c.       Where (di mana) penilaian dilakukan
d.      When (kapan) penilaian dilakukan
e.       Who (siapa) yang akan dinilai
f.       How (bagaimana) menilainya
d.   Sistem dan metode penilaian prestasi kerja, yaitu:
·      Metode tradisional
a.       Rating scale
b.      Employee comparation
c.       Check list
d.      Freeform essay
e.       Critical incident

·      Metode modern
a.    Assessment center
b.    Management by objective (MBO = MBS)

f.     Kendala dalam penilaian presasi kerja, yaitu:
  Hallo effect dan tolak ukur penilaian
  Kesalahan kecenderungan terpusat
  Bias terlalu lunak dan terlalu keras
  Prasangka pribadi bisa mengubah penilaian terhadap karyawan
  Pengaruh kesan terakhir
g.    Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun secara vertikal di dalam suatu organisasi.
h.    Promosi adalah perpindahan suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi, di mana wewenang, tanggung jawab dan pendapatannya akan tinggi pula.
  
Daftar Pustaka
1.      Handoko, T. Hani. 1987 Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
2.      Hasibuan, Malayu S.P. 2012 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
3.      Martoyo, Susilo. 2000 Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
4.      Rachmawati, Ike Kusdyah. 2007 Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.
Internet:
6.      file:///D:/Data/Bab-6-Penilaian-Prestasi-Kerja.htm

No comments: