31 May 2013

Pasar Tradisional dan Pasar Moderen




PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODEREN

Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang menyatakan antara pembeli dan pejual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring kemajuan teknologi, internet, atau malah hanya dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, mereka dapat saja berada di tempat yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli, dan barang yang diperjual-belikan serta adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Contoh pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.
Pasar tradisional beroperasi dalam jam yang terbatas, umumnya hanya beroperasi pada pagi hari dan tidak buka sampai sore atau malam hari. Para wanita yang bekerja biasanya memanfaatkan waktu istirahat makan siang untuk sekaligus berbelanja kebutuhan keluarga di pasar modern yang dekat dengan lokasi kerjanya. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat, kurang dapat ditangkap oleh pengelola pasar tradisional yang tidak begitu memerhatikan kebersihan pasar dan fasilitas pasar. Kehadiran pasar-pasar modern membuat belanja menjadi suatu wisata keluarga yang memberikan pengalaman tersendiri.
Tahapan yang diperlukan oleh pasar tradisional untuk meningkatkan daya saing usahanya maupun bertahan (menghindar dari kematian) dalam kompetisi bisnis ritel menurut analisis masa depan terhadap organisasinya dalam memunculkan kegiatan ekonomi yang dapat menyerap kesempatan kerja dan pengembangan wilayah (praktik dan strategik) adalah kemampuan daya tanggap, kelincahan, kemampuan belajar, kompetensi modal insani dan kreativitas operator pasar tradisional sebagai bagian dari keunggulan organisasi belum menghasilkan kapasitas, fleksibilitas dan keragaman yang luas. Sebagai akibatnya pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, becek serta bau, dan karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah.
Untuk menciptakan kondisi lingkungan pasar tradisional yang lebih baik dan lebih nyaman, kebijakan-kebijakan yang akan membantu meningkatkan daya saing pasar tradisional harus diciptakan dan dilaksanakan, dengan upaya-upaya : Pertama, memperbaiki infrastruktur. Hal ini mencakup jaminan tingkat kesehatan dan kebersihan yang layak, penerangan yang cukup, dan lingkungan keseluruhan yang nyaman. Contohnya, konstruksi bangunan pasar berlantai dua tidak disukai dikalangan pedagang karena para pelanggan enggan untuk naik dan berbelanja di lantai dua. Untuk itu, Pemerintah Daerah dan pengelola pasar tradisional swasta harus melihat pasar tradisional bukan hanya sekadar sebagai sumber pendapatan.
Pedagang tradisional selama ini selalu dihadapkan pada masalah permodalan dan jaminan/asuransi atas barang dagangannya. Oleh sebab itu, sudah saatnya Pemda dan lembaga keuangan setempat memperhatikan hal ini. Strategi pengadaan barang yang kerap menjadi strategi utama pedagang tradisional adalah membeli barang dagangan dalam bentuk tunai dengan menggunakan dana pribadinya. Kondisi ini berdampak negatif terhadap usaha. Mereka menjadi sangat rentan terhadap kerugian yang disebabkan oleh rusaknya barang dagangan dan fluktuasi harga yang tidak menentu.
Dengan menempatkan rumusan efektivitas diatas efisiensi, ketika lonceng kematian pasar tradisional telah berdentang dan pengunjung setia yang terakhir telah meninggalkan pasar tradisional yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhannya, sebesar apapun romantisme yang merepresentasikan nilai-nilai budaya tradisional, pasar tradisional akan tinggal kenangan dan menjadi ikon penghias museum peradaban masa lalu bangsa ini. Pasar tradisional yang tidak mampu berubah menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, jelas bukan tipe organisasi masa depan yang dapat selalu menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan. Untuk mempertahankan eksistensi pasar tradisional, dibutuhkan intervensi seluruh pemangku kepentingan untuk merubah organisasi pasar tradisional saat ini menjadi organisasi masa depan yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang selalu berubah.
Pasar modern sebenarnya tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang, berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket.
Kalah pamor begitulah kira-kira saat ini yang membuat nasib pasar tradisional kian merana karena sepi ditinggal peminatnya. Pasar tradisional yang dulu  menjadi basis ekonomi rakyat kini semakin sepi peminatnya. Masyarakat lebih tertarik datang ke supermarket dan minimarket yang menyajikan suasana dan kesan nyama. Supermarket dan minimarket menjadi favorit lantaran menyediakan transaksi singkat di ruangan ber-AC, bersih, nyaman dan rapi. Jauh dari suasana semrawut, kumuh, dan kotor seperti umumnya melekat di pasar tradisional.
Sayangnya, sistem ekonomi di pasar modern tidak memberikan kepuasan nilai budaya. Pembeli memang leluasa memilih barang apa saja yang dikehendaki, tapi tidak ada pemaknaan mendalam dalam interaksi komunikasi yang terjadi antara pembeli dan pedagang. Murah-senyumnya para pelayanan hingga kasir sejatinya bukan menjungjung nilai-nilai kekeluargaan, melainkan demi tuntutan pasar yang tunduk sistem kapitalis. Pasar modern semakin mengajarkan masyarakat pragmatis dalam berinteraksi antarsesama. Sebab, transaksi ekonomi yang terjadi sebatas pemenuhan kebutuhan. Datang, memilih, membayar, dan pulang. Selesai, semuanya final di situ.
Kehadiran pasar modern tak bisa ditolak lagi karena zaman memang sudah berubah. Ada sisi positif dari kehadiran pasar modern baik berskala kecil hingga besar, yakni memperluas akses distribusi kebutuhan sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Sisi kelemahannya, pasar modern menggerus eksistensi pasar tradisional dengan segala keanegaraman dan keunikan dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Masing-masing jenis pasar tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dari pasar tradisional sendiri terletak pada beberapa hal. Lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang lengkap, harga yang rendah, barang berupa sayur-sayuran yang segar dan alami tanpa perlu adanya alat penyegar,  sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional.
Dilihat dari aspek sosiologi, pasar tradisional juga memiliki keunggulan dalam hal interaksi diantara penjual dan pembeli maupun antar penjual yang ada dalam satu lingkup pasar tersebut. Interaksi sosial merupakan hubungan – hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok – kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang atau lebih bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, atau saling berbicara. Aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial. Juka kita bandingkan aktivitas-aktivitas yang ada di pasar tradisional dengan pasar modern, terlihat sekali perbedaan interaksi pada keduanya. Di pasar tradisional, interaksi sosial itu lebih sering terjadi. Misalnya dalam hal tawar menawar barang, pastinya terjadi suatu komunikasi. Biasanya orang-orang yang datang ke pasar tradisional merupakan orang yang bertempat tinggal di kawasan tersebut sehingga mereka saling mengenal. Ketika bertemu/berpapasan di pasar mereka akan saling bertegur sapa. Sedang jika kita melihat pada pasar modern, interaksi yang terjalin itu mungkin tidak sekuat di pasar tradisional, meski tetap ada yang namanya interaksi.
Dengan segala kelemahan pasar modern, banyak sekali keunggulan yang diberikannya, sehingga pada saat ini pasar modern merupakan alternatif pilihan berbelanja yang lebih banyak diminati orang. Tempat yang nyaman, tata letak dan ruang yang bagus, kualitas barang yang bagus, pilihan barang yang beragam, praktis dan tidak ribet untuk tawar menawar harga, promosi penjualan dan jam operasional yang tidak terbatas / sampai malam bahkan 24 jam merupakan daya tarik dan keunggulan yang diberikan pasar modern.
Perbedaan Pasar Tradisional Dengan Pasar Moderen:
1.      Pasar modern menawarkan diskon dan freebies sedangkan pasar tredisional tidak ada,
2.      Pasar modern lebih bersih dari pasar tradisional,
3.      Jenis-jenis barang yang dijual pada pasar tradisonal terfokus pada kebutuhan sandang-pangan sehari-hari dan kebutuhan premir, sedangkan pasar modern jenis-jenis barangyang di jual adalah beragam dari barang-barang premis, subtitusi bahkan ekslusif,
4.      Pembeli yang datang pada pasar modern berasal dari masyarakat setempat danmasyarakat luar daerah sedangkan pasar tradisional pembelinya hanya dari masyarakatsetempat,
5.      Penjual yang beraktifitas dalam pasar modern pada dasar nya telah memilikipengalaman dalam pengatahuan bisnis sedangkan penjual yang beraktifitas dalam pasartradisional hanya berharap pada nasib keuntungan,
6.      Modal yang di milik oleh penjual di pasar modal jumlah nya relative besar sedangpenjual di pasar tradisional memiliki modal yang relative rendah,
7.      Pembeli yang datang pada pasar tradisional pada umumnya masyarakat menengahkebawah dan masyarakat berekonomi rendah. Sedangkan pembeli pada pasar modernumumnya masyarakat menengah ke atas dan masyarakat ekonomi tinggi,
8.      Pasar modern tidak dapat tawar menawar sedangkan pasar tradisional dapat tawarmenawar.

Dampak Pasar Modern Terhadap Pasar Tradisional
Dalam menghadapi persaingan pasar-pasar modern dalam era globalisasi saat ini setiap pasar-pasar tradisional dituntut untuk dapat bersaing dengan pasar-pasar modern yang berkembang bak jamur di musim hujan. Pada prinsipnya, perusahaan retail tidak akan terlepas dengan permasalahan seberapa besar kemampuan perusahaan retail dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Sumber dana perusahaan retail dapat diperoleh dari sumber dana internal dan eksternal perusahaan. Sumber dana internal artinya dana yang diperoleh dari hasil kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas laba. Sedangkan sumber dana eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, yang terdiri dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri. Berbeda dengan pasar tradisional yang masih morat-marit dalam pengelolaan dana.
Berkaca pada masa dahulu, pada zaman itu belum menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah. Pada zaman dahulu orang hanya menganut sistim barter atau tukar menukar barang, yang belum seimbang antara barang yang satu dengan barang yang lain. Dari tahun ketahun pasar mulai berkembang dengan bisnis retail. Lahirnya perusahaan retail dipengaruhi oleh gaya hidup yang modern yang menganut paham hedonisme. Akan tetapi pada hakekatnya pasar tradisional tidaklah semuanya punah namun mereka masih tetap bertahan dalam kerasnya persaingan bisnis retail yang modern.
Ketika pasar modern akan dibangun dalam suatu kota atau wilayah tentulah tidak semudah membalikkan telapak tangan dan harus mendapatkan ijin dari pejabat yang terkait. Tentunya juga harus menimbang dengan masyarakat disekitar. Karena mereka adalah calon pembeli. Namun, ketika perusahaan retail dalam pemenuhan kebutuhan modalnya semakin meningkat sedangkan dana yang dimiliki telah digunakan semua, maka perusahaan tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana dana yang berasal dari luar yaitu dalam bentuk hutang. Jika saja bisnis retail semakin berkembang dari tahun ketahun tanpa adanya peraturan-peraturan yang berlaku maka ini sangat berpengaruh dengan pasar tradisional yang juga akan mengurangi pendapatan dari pasar tradisional itu sendiri, karena tentulah dari segi kenyaman pasar modern tentu akan lebih mementingkan tingkat kenyamanan daripada pasar tradisional
Hal ini berbeda dengan pasar tradisional yang masih menggunakan alat yang serba manual. Orang cenderung akan beralih kepasar modern karena pengaruh gaya hidup hedonisme yang tinggi. Atau karena masyarakat kita yang cenderung konsumtif dan dengan di dorong rasa keingintahuan yang besar terhadap barang yang bersifat baru.


No comments: