Secara
sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang menyatakan antara
pembeli dan pejual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi
jual beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring
kemajuan teknologi, internet, atau malah hanya dengan surat. Pembeli dan
penjual tidak bertemu secara langsung, mereka dapat saja berada di tempat yang
berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses pembentukan pasar, hanya
dibutuhkan adanya penjual, pembeli, dan barang yang diperjual-belikan serta
adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Contoh pasar yaitu pasar
tradisional dan pasar modern.
Pasar tradisional
merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya
transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses
tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan
berupa ikan,
buah,
sayur-sayuran,
telur,
daging,
kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang
menjual kue-kue
dan barang-barang lainnya.
Pasar
tradisional beroperasi dalam jam yang terbatas, umumnya hanya beroperasi pada
pagi hari dan tidak buka sampai sore atau malam hari. Para wanita yang bekerja
biasanya memanfaatkan waktu istirahat makan siang untuk sekaligus berbelanja
kebutuhan keluarga di pasar modern yang dekat dengan lokasi kerjanya. Tingkat
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat, kurang dapat
ditangkap oleh pengelola pasar tradisional yang tidak begitu memerhatikan
kebersihan pasar dan fasilitas pasar. Kehadiran pasar-pasar modern membuat
belanja menjadi suatu wisata keluarga yang memberikan pengalaman tersendiri.
Tahapan yang
diperlukan oleh pasar tradisional untuk meningkatkan daya saing usahanya maupun
bertahan (menghindar dari kematian) dalam kompetisi bisnis ritel menurut
analisis masa depan terhadap organisasinya dalam memunculkan kegiatan ekonomi
yang dapat menyerap kesempatan kerja dan pengembangan wilayah (praktik dan
strategik) adalah kemampuan daya tanggap, kelincahan, kemampuan belajar,
kompetensi modal insani dan kreativitas operator pasar tradisional sebagai
bagian dari keunggulan organisasi belum menghasilkan kapasitas, fleksibilitas
dan keragaman yang luas. Sebagai akibatnya pasar tradisional selalu identik
dengan tempat belanja yang kumuh, becek serta bau, dan karenanya hanya
didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah.
Untuk menciptakan kondisi lingkungan pasar tradisional
yang lebih baik dan lebih nyaman, kebijakan-kebijakan yang akan membantu
meningkatkan daya saing pasar tradisional harus diciptakan dan dilaksanakan,
dengan upaya-upaya : Pertama, memperbaiki infrastruktur. Hal ini mencakup
jaminan tingkat kesehatan dan kebersihan yang layak, penerangan yang cukup, dan
lingkungan keseluruhan yang nyaman. Contohnya, konstruksi bangunan pasar
berlantai dua tidak disukai dikalangan pedagang karena para pelanggan enggan untuk
naik dan berbelanja di lantai dua. Untuk itu, Pemerintah Daerah dan pengelola
pasar tradisional swasta harus melihat pasar tradisional bukan hanya sekadar
sebagai sumber pendapatan.
Pedagang
tradisional selama ini selalu dihadapkan pada masalah permodalan dan
jaminan/asuransi atas barang dagangannya. Oleh sebab itu, sudah saatnya Pemda
dan lembaga keuangan setempat memperhatikan hal ini. Strategi pengadaan barang
yang kerap menjadi strategi utama pedagang tradisional adalah membeli barang
dagangan dalam bentuk tunai dengan menggunakan dana pribadinya. Kondisi ini
berdampak negatif terhadap usaha. Mereka menjadi sangat rentan terhadap
kerugian yang disebabkan oleh rusaknya barang dagangan dan fluktuasi harga yang
tidak menentu.
Dengan
menempatkan rumusan efektivitas diatas efisiensi, ketika lonceng kematian pasar
tradisional telah berdentang dan pengunjung setia yang terakhir telah
meninggalkan pasar tradisional yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhannya,
sebesar apapun romantisme yang merepresentasikan nilai-nilai budaya
tradisional, pasar tradisional akan tinggal kenangan dan menjadi ikon penghias
museum peradaban masa lalu bangsa ini. Pasar tradisional yang tidak mampu
berubah menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, jelas bukan tipe organisasi
masa depan yang dapat selalu menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan.
Untuk mempertahankan eksistensi pasar tradisional, dibutuhkan intervensi
seluruh pemangku kepentingan untuk merubah organisasi pasar tradisional saat
ini menjadi organisasi masa depan yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya yang selalu berubah.
Pasar modern
sebenarnya tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini
penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang, berada dalam bangunan
dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga.
Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran,
daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat
bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan
dan hypermarket, supermarket, dan minimarket.
Kalah pamor begitulah kira-kira saat ini yang membuat nasib
pasar tradisional kian merana karena sepi ditinggal peminatnya. Pasar
tradisional yang dulu menjadi basis ekonomi rakyat kini semakin sepi
peminatnya. Masyarakat lebih tertarik datang ke supermarket dan minimarket yang
menyajikan suasana dan kesan nyama. Supermarket dan minimarket menjadi favorit
lantaran menyediakan transaksi singkat di ruangan ber-AC, bersih, nyaman dan
rapi. Jauh dari suasana semrawut, kumuh, dan kotor seperti umumnya melekat di
pasar tradisional.
Sayangnya, sistem ekonomi di pasar modern tidak memberikan
kepuasan nilai budaya. Pembeli memang leluasa memilih barang apa saja yang
dikehendaki, tapi tidak ada pemaknaan mendalam dalam interaksi komunikasi yang
terjadi antara pembeli dan pedagang. Murah-senyumnya para pelayanan hingga
kasir sejatinya bukan menjungjung nilai-nilai kekeluargaan, melainkan demi
tuntutan pasar yang tunduk sistem kapitalis. Pasar modern semakin mengajarkan
masyarakat pragmatis dalam berinteraksi antarsesama. Sebab, transaksi ekonomi
yang terjadi sebatas pemenuhan kebutuhan. Datang, memilih, membayar, dan
pulang. Selesai, semuanya final di situ.
Kehadiran pasar modern tak bisa ditolak lagi karena zaman
memang sudah berubah. Ada sisi positif dari kehadiran pasar modern baik
berskala kecil hingga besar, yakni memperluas akses distribusi kebutuhan
sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Sisi kelemahannya, pasar modern menggerus
eksistensi pasar tradisional dengan segala keanegaraman dan keunikan dari
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Masing-masing jenis
pasar tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dari pasar
tradisional sendiri terletak pada beberapa hal. Lokasi yang strategis, area
penjualan yang luas, keragaman barang yang lengkap, harga yang rendah, barang
berupa sayur-sayuran yang segar dan alami tanpa perlu adanya alat
penyegar, sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual
dan pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional.
Dilihat dari aspek
sosiologi, pasar tradisional juga memiliki keunggulan dalam hal interaksi
diantara penjual dan pembeli maupun antar penjual yang ada dalam satu lingkup
pasar tersebut. Interaksi sosial merupakan hubungan – hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok
– kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Apabila dua orang atau lebih bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu.
Mereka saling menegur, berjabat tangan, atau saling berbicara. Aktivitas
semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial. Juka kita bandingkan
aktivitas-aktivitas yang ada di pasar tradisional dengan pasar modern, terlihat
sekali perbedaan interaksi pada keduanya. Di pasar tradisional, interaksi
sosial itu lebih sering terjadi. Misalnya dalam hal tawar menawar barang,
pastinya terjadi suatu komunikasi. Biasanya orang-orang yang datang ke pasar
tradisional merupakan orang yang bertempat tinggal di kawasan tersebut sehingga
mereka saling mengenal. Ketika bertemu/berpapasan di pasar mereka akan saling
bertegur sapa. Sedang jika kita melihat pada pasar modern, interaksi yang
terjalin itu mungkin tidak sekuat di pasar tradisional, meski tetap ada yang
namanya interaksi.
Dengan
segala kelemahan pasar modern, banyak sekali keunggulan yang diberikannya,
sehingga pada saat ini pasar modern merupakan alternatif pilihan berbelanja
yang lebih banyak diminati orang. Tempat yang nyaman, tata letak dan ruang yang
bagus, kualitas barang yang bagus, pilihan barang yang beragam, praktis dan
tidak ribet untuk tawar menawar harga, promosi penjualan dan jam operasional
yang tidak terbatas / sampai malam bahkan 24 jam merupakan daya tarik dan
keunggulan yang diberikan pasar modern.
Perbedaan Pasar
Tradisional Dengan Pasar Moderen:
1.
Pasar
modern menawarkan diskon dan freebies sedangkan pasar tredisional tidak ada,
2.
Pasar
modern lebih bersih dari pasar tradisional,
3.
Jenis-jenis
barang yang dijual pada pasar tradisonal terfokus pada kebutuhan sandang-pangan
sehari-hari dan kebutuhan premir, sedangkan pasar modern jenis-jenis barangyang
di jual adalah beragam dari barang-barang premis, subtitusi bahkan ekslusif,
4.
Pembeli
yang datang pada pasar modern berasal dari masyarakat setempat danmasyarakat
luar daerah sedangkan pasar tradisional pembelinya hanya dari
masyarakatsetempat,
5.
Penjual
yang beraktifitas dalam pasar modern pada dasar nya telah memilikipengalaman
dalam pengatahuan bisnis sedangkan penjual yang beraktifitas dalam
pasartradisional hanya berharap pada nasib keuntungan,
6.
Modal
yang di milik oleh penjual di pasar modal jumlah nya relative besar
sedangpenjual di pasar tradisional memiliki modal yang relative rendah,
7.
Pembeli
yang datang pada pasar tradisional pada umumnya masyarakat menengahkebawah dan
masyarakat berekonomi rendah. Sedangkan pembeli pada pasar modernumumnya
masyarakat menengah ke atas dan masyarakat ekonomi tinggi,
8.
Pasar
modern tidak dapat tawar menawar sedangkan pasar tradisional dapat tawarmenawar.
Dampak Pasar
Modern Terhadap Pasar Tradisional
Dalam menghadapi persaingan
pasar-pasar modern dalam era globalisasi saat ini setiap pasar-pasar
tradisional dituntut untuk dapat bersaing dengan pasar-pasar modern yang
berkembang bak jamur di musim hujan. Pada prinsipnya, perusahaan retail tidak
akan terlepas dengan permasalahan seberapa besar kemampuan perusahaan retail
dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan
mengembangkan usahanya. Sumber dana perusahaan retail dapat diperoleh dari
sumber dana internal dan eksternal perusahaan. Sumber dana internal artinya
dana yang diperoleh dari hasil kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas
laba. Sedangkan sumber dana eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari
luar perusahaan, yang terdiri dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri. Berbeda
dengan pasar tradisional yang masih morat-marit dalam pengelolaan dana.
Berkaca pada masa dahulu, pada zaman
itu belum menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah. Pada zaman dahulu
orang hanya menganut sistim barter atau tukar menukar barang, yang belum
seimbang antara barang yang satu dengan barang yang lain. Dari tahun ketahun
pasar mulai berkembang dengan bisnis retail. Lahirnya perusahaan retail
dipengaruhi oleh gaya hidup yang modern yang menganut paham hedonisme. Akan
tetapi pada hakekatnya pasar tradisional tidaklah semuanya punah namun mereka
masih tetap bertahan dalam kerasnya persaingan bisnis retail yang modern.
Ketika pasar modern akan dibangun
dalam suatu kota atau wilayah tentulah tidak semudah membalikkan telapak tangan
dan harus mendapatkan ijin dari pejabat yang terkait. Tentunya juga harus
menimbang dengan masyarakat disekitar. Karena mereka adalah calon pembeli.
Namun, ketika perusahaan retail dalam pemenuhan kebutuhan modalnya semakin
meningkat sedangkan dana yang dimiliki telah digunakan semua, maka perusahaan
tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana dana yang berasal dari luar
yaitu dalam bentuk hutang. Jika saja bisnis retail semakin berkembang dari
tahun ketahun tanpa adanya peraturan-peraturan yang berlaku maka ini sangat
berpengaruh dengan pasar tradisional yang juga akan mengurangi pendapatan dari
pasar tradisional itu sendiri, karena tentulah dari segi kenyaman pasar modern
tentu akan lebih mementingkan tingkat kenyamanan daripada pasar tradisional
Hal ini
berbeda dengan pasar tradisional yang masih menggunakan alat yang serba manual.
Orang cenderung akan beralih kepasar modern karena pengaruh gaya hidup hedonisme
yang tinggi. Atau karena masyarakat kita yang cenderung konsumtif dan dengan di
dorong rasa keingintahuan yang besar terhadap barang yang bersifat baru.
No comments:
Post a Comment