EKONOMI PEMBANGUNAN
PROSES, MASALAH, DAN DASAR
KEBIJAKAN
EDISI KEDUA
SADONO SUKIRO
BAB 1
PEMBANGUNAN EKONOMI DAN EKONOMI
PEMBANGUNAN
Pada umunya pembangunan ekonomi
diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk
mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia,
perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin
tinggi dan teknologi semakin meningkat. sebagai implikasi dari perkembangan ini
diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran masyarakat semakin tinggi.
Ekonomi Pembangunan adalah suatu
bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah-masalah
ekonomi di Negara-negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu
dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.
Kekurangperhatian terhadap
Pembangunan Sebelum Perang Dunia II ada beberapa factor yang dapat dianggap
sebagai penyebab terbatasnya perhatian terhadap masalah pembangunan yaitu :
1.
Penjajahan
masih berlangsung secara meluas
2.
Kekurangan
perhatian dalam masyarakat yang terjajah
3.
Kekurangan
perhatian di kalangan cendikiawan
Perkembangan perhatian terhadap
pembangunan ekonomi. Sesudah berakhirnya Perang Dunia II, secara mendadak
perhatian terhadap masalah-masalah dan issue mengenai pembangunan ekonomi
berkembang dengan pesat. Penyebab utama perkembangan tersebut yaitu :
1.
Keinginan
Negara berkembang untuk mengatasi keterbelakangan mereka
2.
Sebagai
usaha membantu mewujudkan pembangunan ekonomi untuk menghambat perkembangan
komunisme
3.
Sebagai
usaha untuk meningkatkan hubungan ekonomi
4.
Perkembangan
keinginan untuk membantu Negara berkembang
Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi adalah ada tidaknya pembangunan ekonomi dalam suatu Negara
pada suatu tahu tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan
jasa yang berlaku dari tahun ke tahun, tetapi juga perlu diukur dari perubahan
lain yang berlaku dalam barbagai aspek kegiatan ekonomi seperti perkembangan
pendidikan, perkembangan teknologi, peningkatan dalam kesehatan, peningkatan
dalam infrastruktur yang tersedia, dan peningkatan dalam pendapatan dan
kemakmuran masyarakat.
Adapun beberapa ciri umum Negara berkembang yaitu :
1.
Tingkat
kemakmuran relative rendah
2.
Produktivitas
pekerja sangat rendah
3.
Tingkat
pertambahan penduduk sangat tinggi
4.
Kegiatan
ekonomi bersifat dualistis
5.
Kegiatan
ekonomi tetap berpusat di sector pertanian
6.
Bahan
mentah merupakan ekspor terpenting
BAB 2
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA DAN
JURANG PEMBANGUNAN
Dikebanyakan
Negara Asia dan Afrika yang pada periode 1820 hingga Perang Dunia II sebagian
merupakan daerah terjajah (seperti India, Negara kita, dan Ghana) dan sebagian
lainnya mempunya pemerintahan sendiri (seperti China dan Tailand) pembanguna
ekonomi hamper tidak ada. Perekonomian berkembang dengan sangat lambat dan
taraf hidup masyarakatnya tidak banyak berkembang. Dikebanyakan Negara Amerika
Latin, pertumbuhan ekonominya lebih pesat dari di Asia dan Afrika, tetapi tidak
secepat seperti di Negara maju. Keadaan ini menyebabkan taraf hidup di Negara
Amerika Latin tidak banyak berbeda dengan yang dicapai di Asia dan Negara Afrika
yang relative kaya. Selanjutnya pola pertumbuhan yang berbeda antara dua
kelompok Negara tersebut menyebabkan dalam dua abad belakangan ini jurang
pembangunan antara Negara maju dan Negara berkembang menjadi semakin
berkembang.
BAB 3
MENELUSURI ARTI PEMBANGUNAN
Secara kasar pembangunan ekonomi
dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
suatu masyarakat terus menerus bertambah dalam jangka panjang. data pendapatan
perkapita bisa digunakan untuk tiga tujuan berikut :
1. Menentukan tingkat kesejahteraan
yang dicapai suatu Negara pada suatu tahun terentu;
2. Menggambarkan tingkat kelajuan
atau kecepatan pembangunan ekonomi dunia dan diberbagai Negara; dan
3. Menunjukkan jurang pembangunan
Negara.
Perlu juga hendaknya disadari bahwa
pendapatan per kapita sebagai indicator tingkat kemakmuran dan pembangunan
mempunyai beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan dari penggunaan data
pendapatan perkapita sebagai indeks untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan
masyarakat adalah karena pengukuran secara demikian tidak memberikan gambaran
tentang bentuk perubahan dalam distribusi pendapatan maupun perkembangan dalam
kesempatan kerja.
Mengenai keadaan distribusi
pendapatan di beberapa Negara, analisinya memberikan gambaran mengenai distribusi pendapatan relative maupun distribusi pendapatan mutlak. Yang
dimaksud dengan distribusi pendapatan relative adalah perbandingan pendapatan
yang diterima oleh berbagai golongan penerima pendapatan, dan penggolongan ini
didasarkan pada besarnya pendapatan yang diterima. Sedangkan yang dimaksud
dengan pendapatan distribusi mutlak adalah presentase jumlah penduduk yang
pendapatannya mencapai suatu tingkat pendapatan tertentu atau kurang dari itu.
BAB 4
MASALAH PENDUDUK DAN IMPLIKASINYA
Yang dimaksudkan dengan masalah
penduduk adalah masalah pertambahan jumlah penduduk yang sangat besar di Negara
berkembang. Hal ini menimbulkan beberapa
masalah pada usaha-usaha pembangunan karena, disatu pihak, pertambahan penduduk
yang sangat tinggi akan menimbulkan perkembangan jumlah tenaga kerja yang
hampir sama cepatnya. Dilain pihak kemampuan Negara itu menciptakan kesempatan
kerja yang baru sangat terbatas. Sebagai akibat dari kedua keadaan yang
bertentangan itu, pertambahan penduduk menimbulkan masalah-masalah berikut :
1. Jumlah pengangguran yang sudah
cukup serius keadaannya sesudah Perang Dunia II makin bertambah serius lagi;
2. Perpindahan penduduk dari daerah
pedesaan ke kota menjadi bertambah pesat dan menimbulkan masalah urbanisasi
yang berlebihan;
3. Pengangguran di kota-kota besar
terus bertambah; dan
4. Keadaan kemiskinan di Negara
berkembang semakin serius.
BAB 5
HAMBATAN PEMBANGUNAN : FAKTOR
DALAM NEGERI
Ketika Negara maju terus menerus
mengalami peningkatan taraf hidup, sampai Perang Dunia II kebanyakan Negara berkembang
tidak banyak mengalami perubahan hal itu terjadi karena terdapat
penghambat-penghambat pembangunan. Tiga aspek dari teori yang menjelaskan
tentang bentuk-bentuk hambatan tersebut yang berasal darii dalam negeri adalah
:
1.
Analisis
mengenai pengaruh perkembangan penduduk terhadap beberapa aspek dalam
pembangunan ekonomi.
Efek positif dari perkembangan penduduk ialah
perkembangan itu memungkinkan pertambahan jumlah tenaga kerja dari masa ke masa
serta perluasan pasar. Efek negative
dari perkembangan penduduk terhadap pembangunan akan tercipta apabila
produktivitas sector produksi sangat rendah dan dalam masyarakat terdapat
banyak pengangguran.
2.
Efek
dualism social dan teknologi terhadap mekanisme pasar dan penggunaan tenaga
kerja.
Salah
satu ciri penting dari Negara berkembang, yaitu perekonomiannya bersifat
dualistis, terutama dualism social dan teknologi, menimbulkan keadaan-keadaan
yang menyebabkan mekanisme pasar tidak berfungsi secara semestinya.
3.
Lingkaran
perangkap kemiskinan (the vicious circle
of poverty) sebagai factor yang mengekalkan keterbelakangan.
Yang
dimaksud dengan lingkaran perangkat kemiskinan adalah serangkaian kekuatan yang
saling mempengaruhi secara sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan dimana
sesuatu Negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami banyak kesukaran
untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi.
BAB 6
HAMBATAN PEMBANGUNAN : FAKTOR
LUAR NEGERI
Disamping keadaan yang sudah ada
di Negara berkembang, terdapat pula keadaan atau pengaruh yang berasal dari
Negara maju, yang dapat mengurangi kemampuan Negara berkembang mempercepat pembangunan ekonomi. Ahli-ahli
ekonomi klasik telah menunjukkan beberapa keuntungan yang mungkin diperoleh
apabila mengadakan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Negara lain. Namun
sejak beberapa abad yang lalu kebanyakan Negara berkembang telah banyak
melakukan hubungan dengan dunia luar, terutama dengan Negara maju, keuntungan
yang telah diperoleh belumlah mencapai tingkat yang cukup mengembirakan.
Sebaliknya, segolongan ahli ekonomi menganggap bahwa hubungan tersebut telah
menghambat Negara berkembang mencapai perkembangan yang lebih pesat. Jadi dapat
disimpulkan sebab-sebabnya perdagangan antara Negara maju dengan Negara
berkembang, tidak dapat memberikan sumbangan optimal kepada percepatan
pembangunan ekonomi di Negara yang masih rendah tahap pembangunannya.
BAB 7
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DALAM
PROSES PEMBANGUNAN
Bahwa struktur ekonomi akan
mengalami perubahan dalam proses pembangunan ekonomi, sudah lama disadari oleh
ahli-ahli ekonomi. Dengan bertambah lengkapnya data mengenai berbagai aspek
pembangunan ekonomi di Negara berkembang, sekarang para ahli ekonomi telah pula
dapat menunjukkan ciri-ciri perubahan struktur ekonomi dalam pembangunan
Negara-negara itu semenjak mereka melakukan usaha yang lebih giat untuk
mengembangkan ekonominya.
Pertumbuhan ekonomi yang dialami
Negara berkembang ciri-cirinya adalah seperti dibawah ini :
1.
Tabungan
dan Pembentukan modal mengalami peningkatan yang cukup besar.
2.
Pendapatan
pemerintah meningkat terutama disebabkan oleh kenaikan dalam tingkat penerimaan
pemerinta dari pajak.
3.
Pendidikan.
Dalam menggambarkan perkembangan yang dicapai dalam bidang pendidikan sepanjang
proses pembangunan digunakan dua macam indicator : besarnya pengeluaran
(dinyatakan dalam persentase dari produk domestic bruto) untuk pendidikan, dan
banyaknya anak-anak yang berada disekolah dasar dan disekolah menengah.
4.
Struktur
pemerintahan domestic. Untuk menunjukkan ciri-ciri perubahan struktur
permintaan domestic digunakan empat macam proses perubahan, yaitu dalam tingkat
pembentukan modal, tingkat konsumsi rumah tangga, tingkat konsumsi pemerintah,
dan tingkat konsumsi bahan makanan.
5.
Struktur
produksi. Gambaran yang diperoleh mengenai corak perubahan struktur produksi
dalam proses pembangunan dengan penelitian yang baru ini memperkuat kesimpulan
hasil-hasil yang telah diperoleh sebelumnya mengenai ciri-ciri perubahan
struktur ekonomi dalam proses pembangunan.
6.
Struktur
perdagangan. Peranan ekspor dalam kegiatan ekonomi nasional menjadi bertambah
penting, yang disebabkan oleh bertambah pentingnya peranan ekspor barang-barang
industry pengolahan dan ekspor jasa. Sedangkan peranan ekspor bahan mentah
menurun.
7.
Penggunaan
tenaga kerja. Tenaga kerja pada sector pertanian perananya menurun, sedang
sector industry dan sector jasa meningkat.
8.
Urbanisasi,
Tingkat kelahiran dan tingkat kematian. PPembangunan ekonomi akan di ikuti oleh
perubahan proporsi penduduk yang tinggal di daerah urban, dan penurunan dalam
tingkat kelahiran dan kematian.
9.
Distribusi
pendapatan. Untuk melihat perubahan dalam distribusi pendapatan dalam proses
pembangunan, diperhatikan : (i) perubahan bagian pendapatan nasional yang
diterima oleh 40% penduduk yang tergolong sebagai penerima pendapatan terendah;
dan (ii) perubahan bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh 20%
penduduk yang pendapatannya tergolong sebagai pendapatan yang paling tinggi.
BAB 8
TAHAP – TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Salah satu teori mengenai pembanguna
ekonomi yang paling banyak mendapat perhatian dan komentar adalah teori
tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang dicetuskan oleh Rostow. Menurut Rostow
proses pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dari setiap Negara
didunia dapat digolongkan kedalam salah
satu dari kelima tahap pertumbuhan ekonomi yang dijelaskannya. Kelima tahap
pertumbuhan itu adalah : masyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat untuk lepas landas (the preconditions for take-off), lepas
landas (the take-off), gerakan kearah
kedewasaan (the drive to maturity),
dan masa konsumsi tinggi (the age of high
massconsumptions).
Sedangkan tambahan perbedaan untuk
Negara berkembang dikemukakan empat factor
yaitu : (i) pertambahan penduduk yang sangat pesat dinegara berkembang;
(ii) menajamnya pertentangan politik antara komunisme dan pandangan politik
lainnya di Negara berkembang, akan menyebabkan proses pertumbuhan mencapai
lepas landas menjadi lebih rumit; (iii) tersedianya teknologi yang lebih modern
yang dapat digunakan di Negara berkembang; (iv) terdapatnya kemungkinan untuk
memperoleh bantuan teknik, pinjaman bersyarat ringan, dan pemberian (grant) dari Negara yang lebih maju,
merupakan factor yang akan mempercepat tercapainya dan berlakunya proses lepas
landas.
BAB 9
PROSES PEMBANGUNAN DALAM
PEREKONOMIAN DENGAN KELEBIHAN TENAGA KERJA
Salah satu aspek penting yang
menyebabkan perbedaan besar antara keadaan Negara berkembang pada masa ini
dengan keadaan Negara maju dalam proses pembangunan mereka dimasa lalu, adalah
masalah penduduk. hal ini antara lain dapat dilihat dari rasio antara luas
tanah dengan jumlah penduduk di Negara berkembang. Nilai perbandingan itu
sangat kecil dan itu berarti luas tanah pertanian yang dikerjakan oleh
tiap-tiap petani atau keluarga petani di Negara berkembang sangat terbatas.
Berbagai studi mengenai pembangunan menunjukkan bahwa tingkat pengangguran
terbuka dan terselubung di beberapa Negara berkembang adalah sangat
tinggi. Disamping itu, sifat penting
lainnya dari keadaan penduduk di Negara berkembang adalah tingkat pertambahan
penduduk yang sangat cepat dan hal inilah yang menyebabkan masalah pengangguran
yang dihadapi Negara tersebut makin lama makin bertambah buruk.
Pertambahan penduduk yang cepat dan
implikasinya terhadap masalah
pengangguran dan proses pembangunan yang berlaku, mendorong beberapa
ahli ekonomi untuk membuat teori mengenai corak pembangunan dan perubahan
struktur ekonomi dalam suatu masyarakat dimana : (i) sebagian besar penduduknya
masih menjalankan kegiatan di sector pertanian yang tradisional; dan (ii)
sector tersebut mempunyai kelebihan dalam jumlah tenaga kerja sehingga
menghadapi masalah pengangguran terbuka dan terselubung yang serius. Analisis
yang demikian dipelopori oleh Lewis, yang kemudia diperdalam oleh Ranis dan
Fei, dan beberapa ahli ekonomi lainnya.
BAB 10
KESESUAIAN KEBIJAKAN EKONOMI
KONVENSIONAL DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi oleh Negara berkembang sangat berbeda coraknya dengan yang dihadapi
oleh Negara maju. Disebabkan keadaan yang seperti ini, maka timbulah keperluan
yang mendesak untuk mempercepat pembangunan di Negara-negara tersebut; yaitu
agar pendapatan masyarakat dapat ditingkatkan, masalah penduduk diatasi dan
masalah pengangguran tidak menjadi bertambah serius.
Menghadapi keadaan-Keadaan,
masalah-masalah, dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi yang berbeda di kedua
golongan Negara ini, maka timbulah pertanyaan : dapatkah teori-teori ekonomi
yang konvensional yaitu teori-teori ekonomi yang digunakan untuk menganalisis
masalah kebijakan ekonomi di Negara maju, digunakan di Negara berkembang?
Kesesuaian dari dua teori ekonomi konvensional yang paling asas, yaitu teori
makro ekonomi – yang menganalisis tentang factor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengeluaran masyarakat dalam perekonomian – dan mikro ekonomi – yang
menganalisis mengenai perilaku masyarakat dalam berbagai aspek kegiatan
ekonomi.
BAB 11
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI :
FAKTOR-FAKTOR
YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN
Banyak teori yang menerangkan
factor-faktor yang menimbulkan dan menentukan lajunya pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Kebanyakan dari teori-teori tersebut sudah dikemukakan
sebelum para ahli ekonomi mulai tertarik kepada masalah-masalah pembangunan di
Negara berkembang. Menurut teori-teori pertumbuhan, lajunya pertumbuhan ekonomi
terutama ditentukan oleh perkembangan penduduk, perkembangan penanaman modal
dan kemajuan teknologi.
Dari ketiga factor penting
tersebut, factor pertama – yaitu perkembangan penduduk – tidak selalu dipandang
akan memberikan sumbangan positif kepada pembangunan ekonomi. Teori klasik
menunjukkan bahwa kelebihan penduduk akan menyebabkan suatu masyarakat kembali
ke taraf pembangun yang sangat rendah. Dua penentu pembangunan lainnya, yaitu
pembentukan modal dan perbaikan teknologi, akan selalu memberi sumbangan
positif kepada pembangunan ekonomi. Berdasarkan kepada sifat hubungan diantara
kedua factor ini dapatlah dikatakan bahwa yang ideal bagi pembangunan ekonomi
adalah pembentukan modal yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan teknologi
atau yang disertai dengan perbaikan semacam itu.
Teori-teori pertumbuhan sebelum
Neo – Klasik memberikan pandangan yang sangat pesimis mengenai keadaan proses
pembangunan di dalam jangka panjang. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi
klasik, kelebihan penduduk akan menyebabkan suatu masyarakat mengalami
kemunduran kembali dalam pembangunannya. Sedangkan menurut pandangan
Schumpeter, pada tingkat pembangunan yang sangat tinggi akan timbul masalah
kekurangan penanaman modal sebagai akibat dari kekurangan inovasi dan akan
menimbulkan masalah stagnasi atau ketiadaan perkembangan ekonomi. Teori
Harrod-Domar juga berpendapat bahwa kekurangan dalam penananman modal akan
menimbulkan proses pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan masalah resesi
yang lebih serius dari masa-masa sebelumnya.
BAB 12
KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL :
PEMBANGUNAN SEIMBANG DAN TIDAK SEIMBANG
Teori-teori mengenai pembentukan
modal (investasi) menerangkan strategi makro mengenai kebijakan infestasi yang
perlu dijalankan suatu Negara yang ingin memulai dan mempercepat pembangunan
ekonominya.
Berdasarkan pada keyakinan ini,
issue yang lebih penting untuk dipersoalkan adalah : pola infestasi yang
bagaimanakah yang perlu dijalankan Negara berkembang untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kegiatan infestasi yang akan dilaksanakan? sebagai
usaha untuk memberi jawaban kepada persoalan ini beberapa ahli ekonomi
mengemukakan teori pembangunan ekonomi secara besar-besaran dan pembangunan
seimbang. Berbagai teori ini dikritik oleh beberapa ahli ekonomi lainnya, dan
salah seorang diantaranya yaitu Hirschman mengemukakan teori tandingan yang
dikenal sebagai teori pembangunan tidak seimbang.
Pembangunan seimbang itu dapatlah
di defenisikan sebagai usaha pembangunan yang berusaha mengatur program
penananman modal secara sedemikian rupa, sehingga sepanjang proses pembangunan
tidak akan timbul hambatan-hambatan yang bersumber dari penawaran maupun
permintaaan.
Hirschman dan Streeten, disamping
mengritik teori pembangunan seimbang,
mengemukakan pula teori pembangunan tidak seimbang. Menurut mereka program
pembangunan tidak seimbang adalah program pembangunan yang lebih sesuai untuk mempercepat proses pembangunan di
negara berkembang. Apabila ditelaah alasan-alasan yang dikemukakan oleh
Hirschman, pada hakikatnya gagasan untuk melaksanakan pembangunan seimbang
didasarkan kepada tiga pertimbangan, yaitu : (i) secara histories pembangunan
ekonomi yang telah berlaku coraknya tidak seimbang; (ii)untuk mempertinggi
efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia; dan (iii) pembangunan tidak
seimbang akan menciptakan bottlenecks
atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan, yang akan menjadi pendorong
bagi pembangunan selanjutnya.
BAB 13
PENGARAHAN MODAL UNTUK
PEMBANGUNAN
Tingkat kemakmuran yang relative
rendah di Negara berkembang menimbulkan implikasi penting terhadap kemampuan
Negara melakukan penanaman modal. Kemakmuran masyarakat rendah tersebut
menyebabkan : (i)tingkat tabungan yang dapat diwujudkan masyarakat relative
terbatas; dan (ii) kemampuan warga untuk membayar pajak juga terbatas. Sejak
lama ahli-ahli ekonomi telah menyadari bahwa kemampuan Negara berkembang
menyediakan tabungan dan membayar pajak adalah jauh lebih rendah dari Negara
maju. Rendahnya tingkat tabungan dan pendapatan pajak menimbulkan masalah besar
bagi Negara berkembang. Disatu pihak, usaha mempercepat pembangunan
ekonomi memerlukan modal besar. Di lain
pihak, kemampuan Negara berkembang menyediakan modal amat terbatas. Oleh sebab
itu, sebagai salah satu aspek dalam kebijakan pembangunan, Negara berkembang
perlulah melakukan berbagai usaha untuk memperoleh lebih banyak dana untuk
pembangunan.
Usaha pengerahan modal untuk
pembangunan dapat dibedakan kepada pengerahan modal dalam negeri dan pengerahan
modal luar negeri. modal yang berasal dari dalam negeri berasal dari tiga
sumber : tabunga sukarela masyarakat, tabungan pemerintah dan tabungan paksa.
Modal yang berasal dari luar negeri dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu
bantuan luar negeri, pinjaman luar negeri, dan penanaman modal asing.
No comments:
Post a Comment