18 April 2013

Ekonomi Pembangunan




RINGKASAN BUKU
EKONOMI PEMBANGUNAN
PROSES, MASALAH, DAN DASAR KEBIJAKAN
EDISI KEDUA
SADONO SUKIRO



BAB 1
PEMBANGUNAN EKONOMI DAN EKONOMI PEMBANGUNAN
            Pada umunya pembangunan ekonomi diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat,  dan kemakmuran masyarakat semakin tinggi.
            Ekonomi Pembangunan adalah suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah-masalah ekonomi di Negara-negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.
Kekurangperhatian terhadap Pembangunan Sebelum Perang Dunia II ada beberapa factor yang dapat dianggap sebagai penyebab terbatasnya perhatian terhadap masalah pembangunan yaitu :
1.      Penjajahan masih berlangsung secara meluas
2.      Kekurangan perhatian dalam masyarakat yang terjajah
3.      Kekurangan perhatian di kalangan cendikiawan
Perkembangan perhatian terhadap pembangunan ekonomi. Sesudah berakhirnya Perang Dunia II, secara mendadak perhatian terhadap masalah-masalah dan issue mengenai pembangunan ekonomi berkembang dengan pesat. Penyebab utama perkembangan tersebut yaitu :
1.      Keinginan Negara berkembang untuk mengatasi keterbelakangan mereka
2.      Sebagai usaha membantu mewujudkan pembangunan ekonomi untuk menghambat perkembangan komunisme
3.      Sebagai usaha untuk meningkatkan hubungan ekonomi
4.      Perkembangan keinginan untuk membantu Negara berkembang
Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi adalah ada tidaknya pembangunan ekonomi dalam suatu Negara pada suatu tahu tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku dari tahun ke tahun, tetapi juga perlu diukur dari perubahan lain yang berlaku dalam barbagai aspek kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan, perkembangan teknologi, peningkatan dalam kesehatan, peningkatan dalam infrastruktur yang tersedia, dan peningkatan dalam pendapatan dan kemakmuran masyarakat.
Adapun  beberapa ciri umum Negara berkembang yaitu :
1.      Tingkat kemakmuran relative rendah
2.      Produktivitas pekerja sangat rendah
3.      Tingkat pertambahan penduduk sangat tinggi
4.      Kegiatan ekonomi bersifat dualistis
5.      Kegiatan ekonomi tetap berpusat di sector pertanian
6.      Bahan mentah merupakan ekspor terpenting

BAB 2
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA DAN JURANG PEMBANGUNAN
            Dikebanyakan Negara Asia dan Afrika yang pada periode 1820 hingga Perang Dunia II sebagian merupakan daerah terjajah (seperti India, Negara kita, dan Ghana) dan sebagian lainnya mempunya pemerintahan sendiri (seperti China dan Tailand) pembanguna ekonomi hamper tidak ada. Perekonomian berkembang dengan sangat lambat dan taraf hidup masyarakatnya tidak banyak berkembang. Dikebanyakan Negara Amerika Latin, pertumbuhan ekonominya lebih pesat dari di Asia dan Afrika, tetapi tidak secepat seperti di Negara maju. Keadaan ini menyebabkan taraf hidup di Negara Amerika Latin tidak banyak berbeda dengan yang dicapai di Asia dan Negara Afrika yang relative kaya. Selanjutnya pola pertumbuhan yang berbeda antara dua kelompok Negara tersebut menyebabkan dalam dua abad belakangan ini jurang pembangunan antara Negara maju dan Negara berkembang menjadi semakin berkembang.


BAB 3
MENELUSURI ARTI PEMBANGUNAN
            Secara kasar pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita suatu masyarakat terus menerus bertambah dalam jangka panjang. data pendapatan perkapita bisa digunakan untuk tiga tujuan berikut :
1.      Menentukan tingkat kesejahteraan yang dicapai suatu Negara pada suatu tahun terentu;
2.      Menggambarkan tingkat kelajuan atau kecepatan pembangunan ekonomi dunia dan diberbagai Negara; dan
3.      Menunjukkan jurang pembangunan Negara.
Perlu juga hendaknya disadari bahwa pendapatan per kapita sebagai indicator tingkat kemakmuran dan pembangunan mempunyai beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan dari penggunaan data pendapatan perkapita sebagai indeks untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah karena pengukuran secara demikian tidak memberikan gambaran tentang bentuk perubahan dalam distribusi pendapatan maupun perkembangan dalam kesempatan kerja.
Mengenai keadaan distribusi pendapatan di beberapa Negara, analisinya memberikan gambaran mengenai distribusi pendapatan relative maupun distribusi pendapatan mutlak. Yang dimaksud dengan distribusi pendapatan relative adalah perbandingan pendapatan yang diterima oleh berbagai golongan penerima pendapatan, dan penggolongan ini didasarkan pada besarnya pendapatan yang diterima. Sedangkan yang dimaksud dengan pendapatan distribusi mutlak adalah presentase jumlah penduduk yang pendapatannya mencapai suatu tingkat pendapatan tertentu atau kurang dari itu.


BAB 4
MASALAH PENDUDUK DAN IMPLIKASINYA
            Yang dimaksudkan dengan masalah penduduk adalah masalah pertambahan jumlah penduduk yang sangat besar di Negara berkembang.  Hal ini menimbulkan beberapa masalah pada usaha-usaha pembangunan karena, disatu pihak, pertambahan penduduk yang sangat tinggi akan menimbulkan perkembangan jumlah tenaga kerja yang hampir sama cepatnya. Dilain pihak kemampuan Negara itu menciptakan kesempatan kerja yang baru sangat terbatas. Sebagai akibat dari kedua keadaan yang bertentangan itu, pertambahan penduduk menimbulkan masalah-masalah berikut :
1.      Jumlah pengangguran yang sudah cukup serius keadaannya sesudah Perang Dunia II makin bertambah serius lagi;
2.      Perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke kota menjadi bertambah pesat dan menimbulkan masalah urbanisasi yang berlebihan;
3.      Pengangguran di kota-kota besar terus bertambah; dan
4.      Keadaan kemiskinan di Negara berkembang semakin serius.


BAB 5
HAMBATAN PEMBANGUNAN : FAKTOR DALAM NEGERI
            Ketika Negara maju terus menerus mengalami peningkatan taraf hidup, sampai Perang Dunia II kebanyakan Negara berkembang tidak banyak mengalami perubahan hal itu terjadi karena terdapat penghambat-penghambat pembangunan. Tiga aspek dari teori yang menjelaskan tentang bentuk-bentuk hambatan tersebut yang berasal darii dalam negeri adalah :
1.      Analisis mengenai pengaruh perkembangan penduduk terhadap beberapa aspek dalam pembangunan ekonomi.
Efek positif dari perkembangan penduduk ialah perkembangan itu memungkinkan pertambahan jumlah tenaga kerja dari masa ke masa serta perluasan pasar. Efek negative dari perkembangan penduduk terhadap pembangunan akan tercipta apabila produktivitas sector produksi sangat rendah dan dalam masyarakat terdapat banyak pengangguran.

2.      Efek dualism social dan teknologi terhadap mekanisme pasar dan penggunaan tenaga kerja.
Salah satu ciri penting dari Negara berkembang, yaitu perekonomiannya bersifat dualistis, terutama dualism social dan teknologi, menimbulkan keadaan-keadaan yang menyebabkan mekanisme pasar tidak berfungsi secara semestinya.

3.      Lingkaran perangkap kemiskinan (the vicious circle of poverty) sebagai factor yang mengekalkan keterbelakangan.
Yang dimaksud dengan lingkaran perangkat kemiskinan adalah serangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi secara sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan dimana sesuatu Negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami banyak kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi.


BAB 6
HAMBATAN PEMBANGUNAN : FAKTOR LUAR NEGERI
Disamping keadaan yang sudah ada di Negara berkembang, terdapat pula keadaan atau pengaruh yang berasal dari Negara maju, yang dapat mengurangi kemampuan Negara berkembang  mempercepat pembangunan ekonomi. Ahli-ahli ekonomi klasik telah menunjukkan beberapa keuntungan yang mungkin diperoleh apabila mengadakan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Negara lain. Namun sejak beberapa abad yang lalu kebanyakan Negara berkembang telah banyak melakukan hubungan dengan dunia luar, terutama dengan Negara maju, keuntungan yang telah diperoleh belumlah mencapai tingkat yang cukup mengembirakan. Sebaliknya, segolongan ahli ekonomi menganggap bahwa hubungan tersebut telah menghambat Negara berkembang mencapai perkembangan yang lebih pesat. Jadi dapat disimpulkan sebab-sebabnya perdagangan antara Negara maju dengan Negara berkembang, tidak dapat memberikan sumbangan optimal kepada percepatan pembangunan ekonomi di Negara yang masih rendah tahap pembangunannya.


BAB 7
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DALAM PROSES PEMBANGUNAN
            Bahwa struktur ekonomi akan mengalami perubahan dalam proses pembangunan ekonomi, sudah lama disadari oleh ahli-ahli ekonomi. Dengan bertambah lengkapnya data mengenai berbagai aspek pembangunan ekonomi di Negara berkembang, sekarang para ahli ekonomi telah pula dapat menunjukkan ciri-ciri perubahan struktur ekonomi dalam pembangunan Negara-negara itu semenjak mereka melakukan usaha yang lebih giat untuk mengembangkan ekonominya.
            Pertumbuhan ekonomi yang dialami Negara berkembang ciri-cirinya adalah seperti dibawah ini :
1.      Tabungan dan Pembentukan modal mengalami peningkatan yang cukup besar.
2.      Pendapatan pemerintah meningkat terutama disebabkan oleh kenaikan dalam tingkat penerimaan pemerinta dari pajak.
3.      Pendidikan. Dalam menggambarkan perkembangan yang dicapai dalam bidang pendidikan sepanjang proses pembangunan digunakan dua macam indicator : besarnya pengeluaran (dinyatakan dalam persentase dari produk domestic bruto) untuk pendidikan, dan banyaknya anak-anak yang berada disekolah dasar dan disekolah menengah.
4.      Struktur pemerintahan domestic. Untuk menunjukkan ciri-ciri perubahan struktur permintaan domestic digunakan empat macam proses perubahan, yaitu dalam tingkat pembentukan modal, tingkat konsumsi rumah tangga, tingkat konsumsi pemerintah, dan tingkat konsumsi bahan makanan.
5.      Struktur produksi. Gambaran yang diperoleh mengenai corak perubahan struktur produksi dalam proses pembangunan dengan penelitian yang baru ini memperkuat kesimpulan hasil-hasil yang telah diperoleh sebelumnya mengenai ciri-ciri perubahan struktur ekonomi dalam proses pembangunan.
6.      Struktur perdagangan. Peranan ekspor dalam kegiatan ekonomi nasional menjadi bertambah penting, yang disebabkan oleh bertambah pentingnya peranan ekspor barang-barang industry pengolahan dan ekspor jasa. Sedangkan peranan ekspor bahan mentah menurun.
7.      Penggunaan tenaga kerja. Tenaga kerja pada sector pertanian perananya menurun, sedang sector industry dan sector jasa meningkat.
8.      Urbanisasi, Tingkat kelahiran dan tingkat kematian. PPembangunan ekonomi akan di ikuti oleh perubahan proporsi penduduk yang tinggal di daerah urban, dan penurunan dalam tingkat kelahiran dan kematian.
9.      Distribusi pendapatan. Untuk melihat perubahan dalam distribusi pendapatan dalam proses pembangunan, diperhatikan : (i) perubahan bagian pendapatan nasional yang diterima oleh 40% penduduk yang tergolong sebagai penerima pendapatan terendah; dan (ii) perubahan bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh 20% penduduk yang pendapatannya tergolong sebagai pendapatan yang paling tinggi.


BAB 8
TAHAP – TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
            Salah satu teori mengenai pembanguna ekonomi yang paling banyak mendapat perhatian dan komentar adalah teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang dicetuskan oleh Rostow. Menurut Rostow proses pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dari setiap Negara didunia  dapat digolongkan kedalam salah satu dari kelima tahap pertumbuhan ekonomi yang dijelaskannya. Kelima tahap pertumbuhan itu adalah : masyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat untuk lepas landas (the preconditions for take-off), lepas landas (the take-off), gerakan kearah kedewasaan (the drive to maturity), dan masa konsumsi tinggi (the age of high massconsumptions).
            Sedangkan tambahan perbedaan untuk Negara berkembang dikemukakan empat factor  yaitu : (i) pertambahan penduduk yang sangat pesat dinegara berkembang; (ii) menajamnya pertentangan politik antara komunisme dan pandangan politik lainnya di Negara berkembang, akan menyebabkan proses pertumbuhan mencapai lepas landas menjadi lebih rumit; (iii) tersedianya teknologi yang lebih modern yang dapat digunakan di Negara berkembang; (iv) terdapatnya kemungkinan untuk memperoleh bantuan teknik, pinjaman bersyarat ringan, dan pemberian (grant) dari Negara yang lebih maju, merupakan factor yang akan mempercepat tercapainya dan berlakunya proses lepas landas.

BAB 9
PROSES PEMBANGUNAN DALAM PEREKONOMIAN DENGAN KELEBIHAN TENAGA KERJA
            Salah satu aspek penting yang menyebabkan perbedaan besar antara keadaan Negara berkembang pada masa ini dengan keadaan Negara maju dalam proses pembangunan mereka dimasa lalu, adalah masalah penduduk. hal ini antara lain dapat dilihat dari rasio antara luas tanah dengan jumlah penduduk di Negara berkembang. Nilai perbandingan itu sangat kecil dan itu berarti luas tanah pertanian yang dikerjakan oleh tiap-tiap petani atau keluarga petani di Negara berkembang sangat terbatas. Berbagai studi mengenai pembangunan menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka dan terselubung di beberapa Negara berkembang adalah sangat tinggi.  Disamping itu, sifat penting lainnya dari keadaan penduduk di Negara berkembang adalah tingkat pertambahan penduduk yang sangat cepat dan hal inilah yang menyebabkan masalah pengangguran yang dihadapi Negara tersebut makin lama makin bertambah buruk.
            Pertambahan penduduk yang cepat dan implikasinya terhadap masalah  pengangguran dan proses pembangunan yang berlaku, mendorong beberapa ahli ekonomi untuk membuat teori mengenai corak pembangunan dan perubahan struktur ekonomi dalam suatu masyarakat dimana : (i) sebagian besar penduduknya masih menjalankan kegiatan di sector pertanian yang tradisional; dan (ii) sector tersebut mempunyai kelebihan dalam jumlah tenaga kerja sehingga menghadapi masalah pengangguran terbuka dan terselubung yang serius. Analisis yang demikian dipelopori oleh Lewis, yang kemudia diperdalam oleh Ranis dan Fei, dan beberapa ahli ekonomi lainnya.


BAB 10
KESESUAIAN KEBIJAKAN EKONOMI KONVENSIONAL DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
            Masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh Negara berkembang sangat berbeda coraknya dengan yang dihadapi oleh Negara maju. Disebabkan keadaan yang seperti ini, maka timbulah keperluan yang mendesak untuk mempercepat pembangunan di Negara-negara tersebut; yaitu agar pendapatan masyarakat dapat ditingkatkan, masalah penduduk diatasi dan masalah pengangguran tidak menjadi bertambah serius.
            Menghadapi keadaan-Keadaan, masalah-masalah, dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi yang berbeda di kedua golongan Negara ini, maka timbulah pertanyaan : dapatkah teori-teori ekonomi yang konvensional yaitu teori-teori ekonomi yang digunakan untuk menganalisis masalah kebijakan ekonomi di Negara maju, digunakan di Negara berkembang? Kesesuaian dari dua teori ekonomi konvensional yang paling asas, yaitu teori makro ekonomi – yang menganalisis tentang factor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran masyarakat dalam perekonomian – dan mikro ekonomi – yang menganalisis mengenai perilaku masyarakat dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi.


BAB 11
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI : FAKTOR-FAKTOR
YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN
Banyak teori yang menerangkan factor-faktor yang menimbulkan dan menentukan lajunya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Kebanyakan dari teori-teori tersebut sudah dikemukakan sebelum para ahli ekonomi mulai tertarik kepada masalah-masalah pembangunan di Negara berkembang. Menurut teori-teori pertumbuhan, lajunya pertumbuhan ekonomi terutama ditentukan oleh perkembangan penduduk, perkembangan penanaman modal dan kemajuan teknologi.
Dari ketiga factor penting tersebut, factor pertama – yaitu perkembangan penduduk – tidak selalu dipandang akan memberikan sumbangan positif kepada pembangunan ekonomi. Teori klasik menunjukkan bahwa kelebihan penduduk akan menyebabkan suatu masyarakat kembali ke taraf pembangun yang sangat rendah. Dua penentu pembangunan lainnya, yaitu pembentukan modal dan perbaikan teknologi, akan selalu memberi sumbangan positif kepada pembangunan ekonomi. Berdasarkan kepada sifat hubungan diantara kedua factor ini dapatlah dikatakan bahwa yang ideal bagi pembangunan ekonomi adalah pembentukan modal yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan teknologi atau yang disertai dengan perbaikan semacam itu.
Teori-teori pertumbuhan sebelum Neo – Klasik memberikan pandangan yang sangat pesimis mengenai keadaan proses pembangunan di dalam jangka panjang. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, kelebihan penduduk akan menyebabkan suatu masyarakat mengalami kemunduran kembali dalam pembangunannya. Sedangkan menurut pandangan Schumpeter, pada tingkat pembangunan yang sangat tinggi akan timbul masalah kekurangan penanaman modal sebagai akibat dari kekurangan inovasi dan akan menimbulkan masalah stagnasi atau ketiadaan perkembangan ekonomi. Teori Harrod-Domar juga berpendapat bahwa kekurangan dalam penananman modal akan menimbulkan proses pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan masalah resesi yang lebih serius dari masa-masa sebelumnya.


BAB 12
KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL : PEMBANGUNAN SEIMBANG DAN TIDAK SEIMBANG
Teori-teori mengenai pembentukan modal (investasi) menerangkan strategi makro mengenai kebijakan infestasi yang perlu dijalankan suatu Negara yang ingin memulai dan mempercepat pembangunan ekonominya.
Berdasarkan pada keyakinan ini, issue yang lebih penting untuk dipersoalkan adalah : pola infestasi yang bagaimanakah yang perlu dijalankan Negara berkembang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan infestasi yang akan dilaksanakan? sebagai usaha untuk memberi jawaban kepada persoalan ini beberapa ahli ekonomi mengemukakan teori pembangunan ekonomi secara besar-besaran dan pembangunan seimbang. Berbagai teori ini dikritik oleh beberapa ahli ekonomi lainnya, dan salah seorang diantaranya yaitu Hirschman mengemukakan teori tandingan yang dikenal sebagai teori pembangunan tidak seimbang.
Pembangunan seimbang itu dapatlah di defenisikan sebagai usaha pembangunan yang berusaha mengatur program penananman modal secara sedemikian rupa, sehingga sepanjang proses pembangunan tidak akan timbul hambatan-hambatan yang bersumber dari penawaran maupun permintaaan.
Hirschman dan Streeten, disamping mengritik teori pembangunan  seimbang, mengemukakan pula teori pembangunan tidak seimbang. Menurut mereka program pembangunan tidak seimbang adalah program pembangunan yang lebih sesuai  untuk mempercepat proses pembangunan di negara berkembang. Apabila ditelaah alasan-alasan yang dikemukakan oleh Hirschman, pada hakikatnya gagasan untuk melaksanakan pembangunan seimbang didasarkan kepada tiga pertimbangan, yaitu : (i) secara histories pembangunan ekonomi yang telah berlaku coraknya tidak seimbang; (ii)untuk mempertinggi efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia; dan (iii) pembangunan tidak seimbang akan menciptakan bottlenecks atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan, yang akan menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya.


BAB 13
PENGARAHAN MODAL UNTUK PEMBANGUNAN
Tingkat kemakmuran yang relative rendah di Negara berkembang menimbulkan implikasi penting terhadap kemampuan Negara melakukan penanaman modal. Kemakmuran masyarakat rendah tersebut menyebabkan : (i)tingkat tabungan yang dapat diwujudkan masyarakat relative terbatas; dan (ii) kemampuan warga untuk membayar pajak juga terbatas. Sejak lama ahli-ahli ekonomi telah menyadari bahwa kemampuan Negara berkembang menyediakan tabungan dan membayar pajak adalah jauh lebih rendah dari Negara maju. Rendahnya tingkat tabungan dan pendapatan pajak menimbulkan masalah besar bagi Negara berkembang. Disatu pihak, usaha mempercepat pembangunan ekonomi  memerlukan modal besar. Di lain pihak, kemampuan Negara berkembang menyediakan modal amat terbatas. Oleh sebab itu, sebagai salah satu aspek dalam kebijakan pembangunan, Negara berkembang perlulah melakukan berbagai usaha untuk memperoleh lebih banyak dana untuk pembangunan.
Usaha pengerahan modal untuk pembangunan dapat dibedakan kepada pengerahan modal dalam negeri dan pengerahan modal luar negeri. modal yang berasal dari dalam negeri berasal dari tiga sumber : tabunga sukarela masyarakat, tabungan pemerintah dan tabungan paksa. Modal yang berasal dari luar negeri dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu bantuan luar negeri, pinjaman luar negeri, dan penanaman modal asing. 

No comments: