18 April 2013

Efektivitas - Perilaku Keorganisasian



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Organisasi merupakan sekumpulan dari beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif untuk dapat mencapai suatu tujuan bersama dari kelompok tersebut. Keberhasilan suatu organisasi pada umumnya dapat kita ukur dengan konsep efektifitas. Dimana setiap organisasi biasanya berada dalam lingkungan yang berbeda-beda berdasarkan perkembangan jaman yang akan terus mempengaruhi keefektifitasan suatu organisasi. Sehingga setiap organisasi selalu menginginkan agar pelaksanaan kerja dan penggunaan sumber daya yang ada di dalam suatu organisasi dapat berdaya guna .
Ada begitu banyak definisi yang menjelaskan tentang suatu keefektivitasan dalam suatu organisasi. Dan pengukuran tingkat keefektivitasan suatu organisasi juga berbeda-beda menurut beberapa para ahli. Efektivitas organisasi mencakup dari individu dan kelompok. Dimana dalam individu lebih menekankan hasil keja dari seorang karyawan dalam suatu organisasi. Tugas yang harus dilakukan biasanya ditetapkan sebagai bagian dari pekerjaan atau posisi dalam organisasi. Efektifitas kerja diketahui lewat prestasi kerjanya. Sedangkan kelompok menekankan pada jumlah kontribusi dari semua anggotanya, dimana kelompok lebih besar daripada jumlah kontribusi dari tiap–tiap individu.
Keefektivitasan suatu organisasi tentunya tidak lepas dari perilaku – perilaku individu yang ada dalam organisasi tersebut. Karena prestasi individu adalah dasar prestasi organisasi. Untuk itu sangat penting kita harus memahami tentang perilaku individual seseorang dalam berorganisasi. Memahami perilaku manusia adalah suatu hal yang sangat sulit karena setiap manusia sebagai individu mempunyai perilaku yang berbeda – beda.
Ada begitu banyak model perilaku seseorang dalam organisasi yang dipengruhi oleh beberapa factor yang dapat dibedakan menjadi 2 macam, yakni factor intern dan ekstern. Dimana perilaku intern merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh factor genetika, yakni segala hal yang dibawa sejak lahir sehingga merupakan warisan dari orang tuanya. Sedangkan perilaku ekstern merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh factor luar, yakni lingkungan.
Perilaku, selain dapat dibedakan menjadi perilaku intern dan ekstern, perilaku juga dapat pula dibedakan menjadi perilaku individu dan perilaku kelompok, perilaku negative dan perilaku positif, serta perilaku nyata dan perilaku yang diarahkan. Semua jenis perilaku ini tentunya di dasari oleh factor-faktor yang membentuknya.
Dalam makalah ini kita akan membahas tentang efektivitas dalam suatu organisasi yang mungkin disebabkan oleh perilaku-perilaku individu dalam suatu organisasi tersebut.

B.     Masalah

1.      Apakah pengertian efektivitas ?
2.      Apa saja unsur dari efektifitas organisasi ?
3.      Apa saja factor yang mempengaruhi efektivitas suatu organisasi ?
4.      Bagaimanakah cara-cara mengukur efektivitas organisasi?
5.      Apakah pengertian dari perilaku organisasi ?
6.      Apa saja model – model perilaku organisasi ?



BAB II
ISI

A.    Pengertian Efektivitas
Sesuatu organisasi dikatakan efektif bila para anggotanya merasa puas. Pandangan ini merupakan kelanjutan pandangan penganut paham hubungan antar manusia, yang menempatkan kepuasan anggota sebagai inti persoalan organisasi dan manajemen.
Dengan melihat organisasi sebagai sistem, usaha membahas efektivitas organisasi secara lebih komprehensif menjadi lebih mungkin. Memang dalam kenyataan sangatlah sulit melihat atau mempersamakan efektivitas organisasi dengan tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Hal ini disebabkan selain karena selalu ada penyesuaian dalam target yang akan dicapai, juga dalam proses pencapaiannya sering sekali ada tekanan dari keadaan sekeliling.
Kenyataan tersebut selanjutnya menyebabkan bahwa jarang sekali target dapat tercapai secara keseluruhan. Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang dimaksud dengan “Efektivitas”. Bagaimanapun definisi efektivitas berkaitan dengan pendekatan umum. Agar lebih jelas tentang pengertian efektifitas, berikut ini ada beberapa pengertiannya menurut para ahli :
·         Adam I. Indrawijaya. (2000:227), menjelaskan bahwa efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan. Dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan.
·         Menurut Gibson ezt. Al (1996:30) pengertian efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok dan organisasi. Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka makin lebih efektif dalam menilai mereka.
·         Menurut Soekarno K. (1986:42) efektivitas adalah pencapaian tujuan atau hasil dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, fikiran alat dan lain-alat yang telah dikeluarkan/ digunakan.

Dari penjelasan para ahli di atas dapat kami simpulkan bahwa Efektivitas adalah ketepatgunaan faktor-faktor penunjang dalam suatu proses untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi.
Keefektifan adalah penilaian yang dibuat secara individu sehubungan dengan prestasi individu, kelopok, dan organisasi. Makin tinggi prestasi terhadap prestasi yang diharapkan, maka makin lebih efektif kita menilai mereka.
Keefektifan terdiri dari tiga perspektif:
  1. Keefektifan individual ; Perspektif ini menekankan pelaksanaan tugas dari pekerja atau   organisasi.
  2. Keefektifan kelompok ; Perspektif ini adalah jumlah sumbangan dari anggotanya.
  3. Keefektifan organisasi; Perspektif keefektifan organisasi adalah keefektifan individu dan kelompok.
Hubungan ketiga keefektifan tersebut bahwa keefektifan kelompok tergantung pada keefektifan individu, dan keefektifan organisasi tergantung pada keefektifan kelompok.
Kriteria keefektifan meliputi:
  1. Produksi
  2. Efisiensi
  3. Kepuasan
  4. Keadaptasian
  5. Pengembangan
B.     Unsur Dari Efektivitas Organisasi
Pencapaian efektivitas organisasi meliputi 3 perspektif yang saling berhubungan antara unsur-unsur utama dari sistem organisasi dan bagaimana unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi untuk mempermudah atau menghambat pencapaian tujuan organisasi. Adapun unsur-unsur efektifitas yaitu :
1)      Struktur
Struktur adalah cara bagaimana sesuatu itu disusun. Sesuatu yang ada dalam organisasi adalah pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi yang saling berhubungan oleh karena itu, struktur bertalian dengan hubungan-hubungan pekerjaan yang terdapat dalam organisasi yang relative pasti. Hubungan yang relative itu timbul dari proses pemecahan atas berbagai masalah yang dilakuka oleh manajer.
2)      Tujuan
Tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi di waktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi.
Fungsi Tujuan Organisasi
1.      Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
2.      Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya.
3.      Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi.
4.      Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota.
5.      Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi.

3)      Manusia
Manusia sebagai makhluk berakal merupakan makhluk yang mendapat kedudukan tertinggi. Oleh karena itu, manusia selalu menjadi motor penggerak dalam setiap  kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi. Badan manusia berfungsi sebagai pekerja sedangkan kepala manusia berfungsi sebagai pemikir.
Sumber daya manusia memberikan cetusan kreatif di setiap organisasi. Kreativitas manusia itulah yang nantinya akan membawa dampak pada kemajuan atau kemunduran dari organisasi dilihat dari bagaimana manusia sebagai sumber daya tersebut mengolahnya.
Manusia sebagai anggota organisasi memiliki peranan sangat penting karena kemajuan atau kemunduran suatu organisasi sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas dan moralitas manusia dalam organisasi bersangkutan.Kualitas manusia menentukan mutu luaran organisasi tersebut kuantitas manusia menentukan kecukupan tenaga kerja yang dibutuhakan dan yang tak kala pentingnya adalah moralitas manusia.

4)      Hukum
Anggaran Dasar dalam sebuah organisasi adalah sebuah hukum dasar (kontitusi, Undang-undang Dasar) bagi seluruh elemen Organisasi tersebut melaksanakan tugas dan fungsinya. Jadi Anggaran Dasar merupakan Dasar Hukum dalam berjalannya sebuah Organisasi. Sehingga menjadi sebuah keharusan bagi pengurus untuk mengetahui hakikat dari angggaran dasar itu dibentuk.

5)      Prosedur Pengoperasian Yang Berlaku (Standard Operating Prosedure)
Standard Operating Procedure (SOP) adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana, dan oleh siapa. SOP dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan yang akan mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan. SOP merupakan mekanisme penggerak organisasi/lembaga agar dapat berjalan/berfungsi secara efektif dan efisien.
Dengan SOP tersebut mereka dapat dengan mudah melakukan langkah-langkah yang sistimatis, terstruktur sehingga siap untuk menguasai porsi market yang selalu membesar. Dengan SOP tersebut, mereka dengan mudah menganalisa operasional bisnis mereka sehingga secara bertahap mereka dengan mudah:
·         Meningkatkan tingkat efisiensi biaya produksi
·         Meningkatkan tingkat efektitifitas kerja disetiap lini
·         Meningkatkan tingkat pertumbuhan penjualan yang pada gilirannya mengangkat pertumbuhan bisnisnya

6)      Teknologi
Efektivitas kerja dari para tenaga kerja akan berjalan stabil sesuai target bila tenaga kerja tersebut bekerja dengan menggunakan alat/benda yang memiliki teknologi tinggi. Pengaruh teknologi pada efektivitas kerja juga bisa dilihat dari tingkat kesalahan / error yang dilakukan oleh tenaga kerja. Semakin tinggi teknologi yang digunakan, maka semakin kecil pula tingkat kesalahan yang mungkin terjadi.

7)      Lingkungan
 Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar organisasi yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Terdapat dua jenis klasifikasi lingkungan yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lingkungan sangat dinamis dan kadang – kadang pengaruhnya pada manajemen tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu. Karenanya manajemen dituntut untuk bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan.

8)      Kompleksitas
Kompleksitas merupakan keruwetan. Namun tidak semua keruwetan dalam usaha (kompleksitas bisnis) buruk bagi organisasinya. Ada juga yang baik, dalam arti memberi nilai tambah. Hanya, kebanyakan bos perusahaan tak tahu kompleksitas apa yang tengah dialami perusahaannya/organisasinya. Idealnya, pimpinan perusahaan itu tahu apa penyebab kompleksitas di perusahaan, mana yang harus dihapus karena tak ada nilai tambahnya, dan mana yang harus ditangani oleh pegawai yang qualified.

9)      Spesialisasi
Spesialisasi merupakan suatu bentuk pembagian tenaga kerja di mana individu atau perusahaan memusatkan usaha-usaha produktif mereka pada sebuah kegiatan atau sejumlah kegiatan-kegiatan yang terbatas. Sehingga, karyawan dalam suatu organisasi dapat memusatkan diri pada pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Kebiasaan dan pengulangan akibat tidak terjadinya perpindahan pekerjaan akan meningkatkan keahlian kerja dan penghematan waktu.

10)  Kewenangan
Kewenang merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Kewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu kewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan. Kewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan yang ada dalam organisasi. Kewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.

11)  Pembagian Tugas
Pembagian tugas yang dilakukan oleh pemimpin dalam suatu organisasi bergantung pada keahlian yang dimiliki dari pada individu-individu yang bekerja dalam organisasi tersebut.
Efektifitas organisasi memiliki tiga komponen, yaitu:
1.      Efektifitas Individu (Individual Effectiveness)
Seberapa jauh tiap individu yang ada di organisasi mempengaruhi efektifitas organisasi secara keseluruhan, terdiri dari: (a) Ability, (b) Skill, (c) Knowledge, (d) Attitude, (e) Motivation, (f) Stress
2.       Efektifitas Kelompok (Groups Effectiveness)
Efektifitas organisasi dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang ada di organisasi yang bersangkutan, yaitu oleh: (a) Cohesiveness, (b)Leadership, (c) Structure, (d) Status, (e) Roles, (f) Norms
3.      Efektifitas Organisasi (Organizational Effectiveness)
Efektifitas organisasi ditentukan oleh organisasi secara umum, meliputi sebagai berikut: (a) Environment, (b) Technology, (c) Strategic choices, (d) Structure, (e) Processes, (f) Culture

C.                Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas baik yang bersifat intern ataupun ekstern. Faktor-faktor itu meliputi antara lain:
1)      Karakteristik Organisasi
Yang dimaksud dengan karakteristik organisasi terutama berkenaan dengan struktur dan teknologi yang digunakan didalamnya. Efektivitas ini dipengaruhi oleh tingkat kompleksitas dan formalitas struktur serta sistem kewenangan dalam pengambilan keputusan (sentralisasi versus desentralisasi).
Namun demikian, secara umum dapat dikemukakan bahwa kondisi yang memberikan peluang lebih besar daripada tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi ialah apabila sebuah organisasi menggunakan struktur yang memiliki tingkat kompleksitas rendah, formalitas rendah, dan sistem desentralisasi.
2)      Karakteristik Lingkungan
Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan. Dimensi-dimensi lingkungan yang mempengaruhi efektifitas sebuah organisasi meliputi:
a.       Tingkat keterpaduan keadaan lingkungan
b.      Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan
c.       Tingkat rasionalitas organisasi
Atas dasar ketepatan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan tersebut diperoleh tingkat efektivitas tertentu bagi organisasi yang bersangkutan. Dengan kata lain, efektivitas sebuah organisasi dipengaruhi oleh tingkat ketepatannya dalam menanggapi lingkungan. Oleh karena itu organisasi (dalam hal ini pimpinan) dituntut untuk melakukan pemantauan terhadap perubahan lingkungan secara terus menerus dan berusaha menanggapinya secara tepat dengan melakukan berbagai penyesuaian, baik menyangkut struktur, teknologi, proses, maupun tingkah laku anggota.
3)      Faktor Pekerja
Tingkah laku anggota dapat merupakan hubungan yang sangat berarti bagi pencapaian efektivitas organisasi, tetapi dapat pula merupakan penghambat yang sanggup mengurangai bahkan menggagalkan efektivitas. Masing-masing anggota memiliki karakteristik tertentu yang tidak selalu sama dengan karakteristik anggota lain.
Secara langsung ataupun tidak, setiap anggota tentu berupaya mencapai tujuan pribadinya. Konsekuensinya, tingkah laku yang mereka tunjukkan dapat berbeda-beda satu sama lain.
4)      Kebijakan Manajemen
Kebijakan yang ditempuh seorang pimpinan dalam mengelola organisasi berpengaruh langsung terhadap efektivitas organisasi. Secara garis besar segi-segi yang berkaitan dengan kebijakan pimpinan mencangkup penentuan tujuan, pencarian dan pemanfatan sumber daya, penciptaan lingkungan yang merangsang anggota untuk berprestasi, proses komunikasi, pengambilan keputusan, dan kebijakan yang menyangkut kemampuan organisasi dalam merespon lingkungan.

D.    Cara-Cara Mengukur Efektifitas Organisasi
Dalam melakukan pengukuran terhadap efektivitas organisasi digunakan kriteria dari Steers.
Kriteria efektifitas dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
a.       Dari segi lingkup pengukurannya dikenal adanya efektifitas mikro dan makro.
ü  Kriteria makro ialah pengukuran efektifitas dari sudut yang luas, contohnya keutungan organisasi atau pencapaian tujuan akhir organisasi.
ü   Kriteria mikro ialah pengukuran efektifitas dengan menitikberatkan pada salah satu aspek yang sempit, contohnya penampilan anggota atau tingkat ketidak hadiran karyawan.
b.       Dari segi jumlah variable yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektifitas modal variable tunggal dan jamak.
ü  Pengukuran dengan criteria tunggal ialah cara melihat efektifitas organisasi dengan hanya menggunakan satu variable saja. Banyak pilihan variable yang digunakan dalam teknik ini, contohnya produktifitas diukur dengan data tentang output(produk akhir yang dihasilkan), kepuasan kerja diukur dengan daftar pertanyaan yang diisi oleh para karyawan, keuntungan organisasi dapat dilihat dari data berupa angka-angka yang diperoleh dari bagian pembukuan.
ü  Pengukuran dengan criteria jamak adalah cara melihat efektifitas organisasi dengan menggunakan sebuah model yang mencakup beberapa variable, dimana hubungan antara berbagai variable ikut diperhitungkan.
c.       Dari segi waktu pengukurannya dikenal adanya efektifitas statis dan dinamis.
ü  Pengukuran statis adalah melihat efektifitas dorganisasi dengan mendasarkan diri pada aktivitas yang telah dilakukan.
ü  Dari karakteristik dinamika organisasi orang berusaha mengukur efektifitas organisasi di waktu yang akan dating.
d.      Dari segi tingkat generalisasinya dikenal adanya efektifitas terbatas dan umum.
ü  Teknik umum dimana efektifitas diukur dengan criteria yang dapat diterapkan pada semua jenis organisasi.
ü  Teknik kedua adalah pengukuran efektifitas yang menggunakan criteria lebih khusus sesuai dengan karakteristik organisasi yang bersangkutan. Gibson dan kawan-kawan mengemukakan 5 aspek yang dapat digunakan sebagai kritera, yaitu:
1.      Produktivitas
Produksi ialah kemampuan organisasi menghasilkan produk (output) yang dibutuhkan oleh lingkungan. Dalam hal ini mencakup jumlah(kuantitas) dan mutu (kualitas). Produktvitas adalah terdapatnya korelasi “terbalik” antara masukan dan luaran. Artinya, suatu sistem dapat dikatakan produktif apabila masukan yang diproses semakin sedikit untuk menghasilkan luaran yang semakin besar. Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem kerja yang efisien sehingga proses produksi berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya. Agar produktif, organisasi harus mampu memanfaatkan sumber daya secara efisien, yaitu modal, tenaga kerja, gedung, sarana dan informasi.
Kemampuan dari suatu organisasi  untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal dan melakukan manajemen yang efisien atas sumber daya yang dimiliki sangat menentukan tingkat produktivitasnya. Kemajuan-kemajuan yang tercapai dalam meningkatkan produktivitas organisasi dilakukan secara bertahap, dimana setiap perubahan itu dilakukan oleh suatu proses perencanaan, perumusan dan evaluasi. Tingkat produktivitas dipilih sebagai indikator pengukuran efektivitas organisasi, sebab organisasi sebagai suatu wadah usaha kelompok orang untuk mencapai tujuan yang ditentukannya, tujuan tersebut dapat dicapai dengan menggunakan sumberdaya yang ada dalam organisasi. Pemanfaatan sumberdaya sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi. Untuk itu produktivitas yang sering diartikan sebagai ukuran sampai sejauh mana sumberdaya yang ada disertakan dan dipadukan untuk mencapai suatu hasil tertentu merupakan hal yang dapat dijadikan faktor tolak ukur efektivitas organisasi. Karena pada dasarnya efektivitas organisasi merupakan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Produktivitas merupakan ratio antara masukan dan keluaran, sedangkan pada organisasi publik produktivitas dapat diartikan sampai sejauh mana target yang ditetapkan oleh organisasi dapat direalisasikan dengan baik.
2.      Kepuasan kerja
Kepuasan menunjuk pada keberhasilan organisasi memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh para anggota dan juga kepuasan bagi para pemakai barang dan jasa yang dihasilkan.Kepuasan dapat diukur dari besar kecilnya tingkat kemangkiran, tingkat ketidakhadiran, tingkat keluar masuk organisasi, dan semangat kerja yang ditunjukkan anggota.
Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan/pekerjaannya dalam organisasi. Ini dihasilkan dari persepsi pekerja mengenai pekerjaannya. Jadi kepuasan kerja sepenuhnya menyangkut psikologis individu didalam organisasi, yang diakibatkan oleh keadaan yang ia rasakan dari lingkungan kerjanya, kondisi psikologis ini akan termanifestasi pada sikap kerja individu yang selanjutnya akan berpengaruh pada prestasi kerja.
Tingkat kepuasan kerja pegawai perlu diperhatikan karena berpengaruh langsung pada efektivitas organisasi. Dalam hal ini pimpinan, baik itu kepala dinas, kepala bagian tata usaha maupun bagian personalia harus tanggap dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi pada setiap pegawai. Kepuasan kerja pegawai tidak cukup hanya dengan diberikan insentif akan tetapi pegawai juga membutuhkan motivasi, pengakuan dari atasan atas hasil pekerjaannya, situasi kerja yang tidak monoton dan peluang untuk berkreasi.
3.      Kemampuan menyesuaikan diri (Adaptability)
Kemampuan adaptasi adalah kesanggupan organisasi melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan keadaan. Semakin tinggi frekuensi tingkat ketidakpastian situasi yang menuntut tindakan penyesuaian, semakin mudah melihat kemampuan organisasi dalam melakukan adaptasi.
Kemampuan menyesuaikan diri merupakan kemampuan dari suatu organisasi untuk mengikuti, mengantisipasi dan memanfaatkan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam suatu lingkungan. Hesselbein, Goldsmith dan Beekhard dalam The Organization of the Future (1998) menjelaskan bahwa suatu organisasi harus bergerak cepat, menyesuaikan diri dan melakukan berbagai perubahan di dalam lingkungan agar tetap bertahan (exist) dan berhasil melangsungkan kehidupannya (survive). Perubahan lingkungan bukan merupakan ancaman bagi organisasi dimana harus bersifat seperti bunglon. Tingkat keluwesan yang tinggi sangat diperlukan guna mengantisipasi segala peluang dan ancaman yang exist di dalam lingkungan eksternal.
Lingkungan eksternal oleh Pearce dan Robinson di dalam Manajemen Stratejik, formulasi, implementasi dan pengendalian (1997) akan mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan, dan akhirnya, suatu struktur organisasi dan proses internalnya. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah unsur PEST, yakni:
a)      Unsur Politik (P)
b)      Unsur Ekonomi (E)
c)      Unsur Sosial (S)
d)      Unsur Teknologi (T)
Perubahan yang menyangkut PEST akan mempengaruhi organisasi secara intern dimana struktur, strategi dan sistem akan terkena akibatnya. Dalam menghadapi perubahan lingkungan yang selalu dinamis, organisasi harus selalu mengambil langkah-langkah strategis yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tetap survive di dalam lingkungan yang penuh persaingan. Hesselbein, Golsmith dan Beekhard menjelaskan bahwa perubahan lingkungan harus diantisipasi dengan pengambilan berbagai langkah-langkah strategis, yakni:
a)      Peningkatan terhadap kinerja kerja organisasi
b)      Peningkatan terhadap manajemen keuangan
c)      Peningkatan terhadap proses pelayanan, mutu dan penanaman modal
4.      Kemampuan berlaba
Pengembangan organisasi adalah criteria efektifitas yang menunjuk kepada kemampuan organisasi untuk memandang jauh kedepan dan melakuakan investasi dalam rangka mempertahankan hidup dan mengembangkan usaha organisasi.Criteria pengembangan lebih menekankan pada upaya organisasi dalam jangka panjang.
5.      Pencarian dan pemanfaatan sumber daya manusia
Efisiensi menunjuk pada pengukuran yang berkenaan dengan penggunaan sumber yang langka oleh organisasi. Efisiensi merupakan perbandingan anatara output dan input. Efisiensi dapat dilihat dari besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk proses produksi per unit produk, besarnya biaya dan waktu yang diperlukan setiap siswa sampai dengan lulus, dsb.

E.     Pengertian Dari Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi (PO) adalah bidang ilmu yang mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperan atau berperilaku atau bertindak di dalam organisasi (Davis&Newstrom, 1989). Elemen-elemen kunci dalam perilaku organisasi adalah: manusia, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.
          Manusia membentuk sistem sosial yang bersifat internal dalam organisasi.
           Struktur organisasi menentukan hubungan formal manusia.
          Teknologi memberikan modal manusia dalam tugas-tugasnya.
          Lingkungan merupakan faktor luar yang mempengaruhi organisasi, mempengaruhi sikap manusia, kondisi kerja, pesaing dan kekuatan.
Perilaku organisasi adalah penelaahan tentang individu dan kelompok dalam organisasi. Sebuah organisasi juga mempunyai perilaku yang sama dengan perilaku manusia. Perilaku berhubungan dengan kepribadian dan sikap. Perilaku yang baik akan menentukan keprbadian dan sikap yang baik pula. Perilaku individu adalah perilaku yang dimiliki oleh setiap orang. Perilaku seseorang dengan orang lain berbeda – beda. Perbedaan ini menentukan keunikan individu tersebut, sehingga juga berpengaruh pada keunikan yang terdapat dalam organisasi. Seorang manajer harus paham betul akan keunikan para pegawainya.
Dalam aliran perilaku memandang bahwa organisasi terdiri dari tugas – tugas dan manusia. Adanya peranan anggota dalam kelompok sebagai faktor yang menentukan terbentuknya perilaku organisasi. Kebiasaan dan norma kelompok membentuk perilaku dan mempengaruhi tingkat produktivitasnya.
Perilaku individu akan memotivasi seseorang untuk memenuhi tingkaat kebutuhan individu yang tertinggi, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri. Kebutuhan ini untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan memaksimumkan pemanfaatan kemampuan, keahlian, dan potensi seseorang secara penuh. Akan tetapi, sebuah organisasi tidak dapat melepaskan begitu saja dari kebutuhan dasar manusia.
Proses untuk memenuhi kebutuhan perwujudan diri dilakukan dengan mengefektifkan kinerja sehingga tercapai sebuah prestasi yang tinggi.
Apabila seorang karyawan dapat memotivasi dirinya untuk memaksimalkan potensi tersebut dan merancang strategi untuk mencapai efektivitas kinerja secara pribadi, tentunya dia akan mengefektivitaskan kelompok dan mengarah kepada efektivitas organisasi.
Sebuah organisasi besar yang dapat dikatakan sukses dalam menjalankan sebuah proses produksi dan jasa, tentunya tidak lepas dari kepiawaian dari manajer atau pimpinan puncak yang mendesain organisasi tersebut ke arah sebuah keefektifan kinerja denga mempertimbangkan unsur – unsur dan potensi- potensi yang dimiliki oleh individu – individu tersebut.
F.      Model – Model Perilaku Organisasi
Perilaku organisai bagian dari ilmu manajemen yang merupakan seni manajemen (the art of management). Ada dua hal yang dipertimbangkan dalam filosofi perilaku organisasi yaitu premis kenyataan (pandangan deskriptif tentang perilaku dunia yang diperoleh dari penelitian ilmu perilaku dan pengalaman pribadi), dan premis nilai (mewakili pandangan tentang sesuatu yang lebih disenangi dari sasaran tertentu). Hasil dari sistem perilaku organisasi yang efektif adalah peningkatan motivasi, yang jika digabung dengan kemampuan dan keterampilan karyawan akan meningkatkan produktivitas karyawan.
Ada empat model dalam perilaku organisasi, yaitu:
1. Otokratik
2. Kastodial
3. Suportif dan
4. kolegial.
Model-model dalam perilaku organisasi ini dalam praktiknya adalah sesuatu yang bisa berubah secara evolusioner, sesuatu yang didasarkan pada nilai tambah, sesuatu yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan karyawan, sesuatu yang dapat mengikuti kecendrungan menuju model-model yang lebih baru, dan sesuatu dimana salah satu model dapat diaplikasikandengan sukses pada situasi-situasi tertentu.
Pengembangan model dalam Perilaku Organisasi Model-model dalam perilaku organisai masih dapat dikembangkan sesuai dengan tuntutan modernisasi manajemen dimasa depan. Model dimaksudkan sebagai abstraksi dari realitas, yaitu penyederhanaan representasi dari beberapa fenomena di dunia nyata. . Pengembangan model melibatkan tiga variable pentinga dalam perilaku organisasi, yaitu:
          Variabel tergantung (Dependent Variable) : sebuah respons yang dipengaruhi variabel bebas. Hal yang penting adalah : produktivitas, absen kerja, pindah kerja, pemutusan kerja, dan kepuasan kerja, dan kadang stress di tempat kerja.
          Variabel Bebas ( Independent Variable),sebuah variabel yang dianggap sebagai penyebab timbulnya perubahan pada variable tergantung, terdiri dari tiga tingkatan yaitu tingkat individual, tingkat kelompok, dan tingkat organisasi. Perilaku organisasi paling mudah dipelajari sebagai model bangunan yang bertingkat, yang fondasinya adalah pengertian kita tentang perilaku individual, bahwa karakteristik pribadi mulai dari lahir mempunyai dampak pada perilaku karyawan, dan manajemen hanya sedikit dapat mengubahnya.
          Variabel Antara (Moderating Variable): sebuah variabel yang mengurangi atau mempengaruhi efek dari variabel bebas terhadap variabel tergantung.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ø  Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas organisasi merupakan suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara tepat guna.
Ø  Model-model dalam perilaku organisasi dalam praktiknya adalah sesuatu yang bisa berubah secara evolusioner. Perilaku organisai masih dapat dikembangkan sesuai dengan tuntutan modernisasi manajemen dimasa depan untuk dapat mencapai tujuan puncak dalam suatu organisasi.

B.     Saran
Ø Dalam suatu organisasi, sebaiknya ada pelatihan untuk menambah skill setiap individu yang ada dalam ruang lingkup organisasi tersebut, agar pencapaian prestasi kerja individu semakin baik sehingga dapat pula meningkatkan keefektivitasan dari suatu organisasi.


C.     

DAFTAR PUSTAKA


Sutrisno, Edy., 2010, Budaya Organisasi. Jakarta : Kencana.
Sofyandi, Herman; Garniwa, Iwa., 2007, Perilaku Organisasional.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yuki, Gary; Wexley, Kenneth.,Perilaku Organisasi. Aneka Cipta.
Wursanto. 2003, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi.Yogyakarta : ANDI
Tampubolon, Manahan,2004, Perilaku Keorganisasian. Jakarta : Ghalia Indonesia


No comments: