Makalah Perilaku Keorganisasian :
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Apabila seorang manajer
akan melakukan observasi dan analisis tentang perilaku individu, dan
performanya, maka perlu diperhatikannya tiga kelompok variable yang secara
langsung mempengaruhi perilaku individual, atau apa yang dilakukan seorang
karyawan. Adapun tiga kelompok variable yang dimaksud yaitu :
1.
individual
2.
pisikologikal
3.
keorganisasian
Didalam setiap kelompok terdapat
pula sejumlah subkelompok.Sebagai contoh misalnya dapat dikemukakan bahwa
variabl-variabel individual mencakup variable-variabel kemampuan dan
keterampilan, variable-variabel latar belakang, dan variable-variabel
demografik.
Perilaku biasanya berorientasi pada tujuan. Dengan
kata lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk
mencapai tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui
secara sadar oleh individu yang bersangkutan.
Perilaku Individu adalah sebagai suatu fungsi dari
interaksi antar individu (karyawan) dengan lingkungannya.Sehingga dalam
memotivasi karyawan kita perlu mengetahui lebih lanjut bagaimanakah kondisi emosi
dan suasana hati karyawan tersebut.
Karena emosi merupakan faktorpenting dalam perilaku individu.
Tentu saja beberapa emosi, khususnya bila
ditampilkan pada saat yang salah, dapat mengurangi kinerja karyawan.Namun, ini
tidak mengubah realitas bahhwa karyawan membawa serta satu komponen emosi
bersama dengan mereka ke tempat kerja setiap hari.
B.
Masalah
Dalam pembahasan materi mengenai “Perilaku Individu”
kami mengangkat masalah-masalah yaitu :
1. Pengertian mengenai motivasi?
2. Apa tujuan di lakukannya motivasi?
3. Bagaimana model pengukuraMotivasi karyawan?
4. Apa saja teori-teori Motivasi yang ada?
5. pengertian emosi dan suasana hati?
6. Emosi positif dan emosi negatif!
7. Bagaimanakah cara mengelolah rasa marah?
BAB II
ISI
A.
Pengertian Motivasi
Saat ini, secara
virtual semua orang baik itu praktisi dan sarjana punya devenisi motivasi
tersendiri.secara teknis, istila motivasi berasal dari kata latine movere, yang berarti “bergerak.” agar
lebih jelas tentang pengertian motivasi, berikut ini ada beberapa pengertian
motivasi menurut para ahli :
Ø Menurut French dan Reven (1995), Motivasi adalah
sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu.
Ø Gibson (1995:P.185), Motivasi merupakan kekuatan
yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku.
Ø Hamalik (1993;P.72) “motivasi adalah suatu perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan”.
Ø Sarwoto (1991:P.136) mengemukakan pengertian
motivasi sebagai proses pemberian motif (penggerak) kerja kepada karyawan
sedemikian rupa sehingga mereka bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi.
Ø Sedangkan Hasibuan (2005:P.95), mengartikan
“motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan
segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.
Dari pengertian para
ahli di atas dapat kami simpulkan bahwa Motivasi adalah suatu proses dimana
seseorang diberikan perubahan energi (daya gerak) agar seseorang tersebut
memiliki niat untuk bekerja, baik itu secara individu ataupun kelompok sehingga
tercapainya tujuan yang diinginkan.
Motivasi merupakan
proses yang dimulai dengan defesiensi fisiologis atau pisikologis yang
menggerakan perilaku atau dorongan yang ditunjukkan untuk tujuan atau insentif.
Dengan demikian, kunci untuk memahami proses motivasi bergantung pada
pengertian dan hubungan antara kebutuhan, dorongan, dan insentif.
Kebutuhan membentuk
dorongan yang bertujuan pada insentif, begitulah proses dasar motivasi. Dalam
konteks system, motivasi mencakup 3 elemen yang berinteraksi dan saling
tergantung yaitu :
1.
Kebutuhan
Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis
atau pisikologis. Misalnya, kebutuhan muncul saat sel dalam tubuh kehilangan
makanan atau air ketika tidak ada orang lain yang bertindak sebagai teman atau
sahabat. meskipun kebutuhan pisikologi mungkin berdasarkan defesiensi, tapi
kadang juga tidak. Misalnya, individu dengan kebutuhan kuat untuk maju mungkin
mempunyai sejarah penyampaian konsisten.
2.
Dorongan
Dengan beberapa pengecualian, dorongan, atau motif
(dua istilah yang sering digunakan secara bergantian), terbentuk untuk
mengurangi kebutuhan.dorongan fisiologis dapat didefenisikian sebagai
kehilangan petunjuk. dorongan fisiologis dan pisikologis adalah tindakan yang
berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam meraih insentif. hal tersebut
adalah proses motivasi. Contohnya adalah kebutuhan makan dan minuman,
diterjemahkan sebagai dorongan lapar dan haus.
3.
Insentif
Pada akhir siklus motivasi adalah insentif,
diartikan sebagai semua yang akan mengurangi kebutuhan dan dorongan. Dengan
demikian, memperoleh insentif akan cenderung memulihkan keseimbangan fisiologis
dan pisikologis dan akan mengurangi dorongan makan dan minum cenderung akan
memulihkan keseimbangan dan mengurangi dorongan yang ada. Makanan dan air
merupakan insentif dalam contoh ini.
Dimensi dari proses
motivasi dasar tersebut akan menjadi titik awal untuk teori mengenai isi dan
proses dari motivasi kerja.
B.
Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
moral dan kepuasan kerja karyawan
2.
Meningkatkan
produktivitas kerja karyawan
3.
Mempertahankan
kestabilan karyawan perusahaan
4.
Meningkatkan
kedisiplinan karyawan
5.
Mengefektifkan
pengadaan karyawan
6.
Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik
7.
Meningkatkan
loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
8.
Meningkatkan
tingkat kesejateraan karyawan
9.
Mempertinggi
rasa tanggung jawab karyawan terhadp tugas-tugasnya
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan
bahan baku.
C.
Model PengukuranMotivasi
Karyawan
Model-model pengukuran
motivasi kerja telah banyak dikembangkan, diantaranya oleh McClelland
(Mangkunegara, 2005:68) mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi,
yaitu :
1.
Memiliki tingkat
tanggung jawab pribadi yang tinggi
2.
Berani
menggambil dan memikul resiko
3.
Memiliki tujuan
realistic
4.
Memiliki rencana
kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan
5.
memanfaatkan
umpan balik yang konkrit dalam ssemua kegiatan yang dilakukan
6.
mencari
kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Edward Murray
(Mangkunegara, 2005,68-67) berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai
motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut :
1.
Melakukan
sesuatu dengan sebaik-baiknya
2.
Melakukan
sesuatu dengan cara mencapai kesuksesan
3.
Menyelesaikan
tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan
4.
Berkeinginan
menjadi orang yang terkenal dan menguasai bidang tertentu
5.
Melakukan hal
yang sukar dengan hasil yang memuaskan
6.
Mengerjakan
sesuatu dengan sangat berarti
7.
Melakukan
sesuatu yang lebih baik dari orang lain.
D.
Teori-Teori Motivasi
Secara garis besar,
teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan
pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan
proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat
(reinforcement theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Untuk memahami tentang
motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain
:
1.
Teori Hierarki
Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat
didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara
satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai
kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku
kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan
memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku
pegawai.Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan
bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1)
Kebutuhan
fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas,
seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula
sebagai kebutuhan yang paling dasar
2)
Kebutuhan rasa
aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya,
pertentangan, dan lingkungan hidup
3)
Kebutuhan untuk
rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4)
Kebutuhan akan
harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5)
Kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan
potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan
kritik terhadap sesuatu
2.
Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja
seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya.
Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara
obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai
referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing
karyawan (Robbins, 2007).
3.
Teori X dan Y
Douglas McGregor
mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia.Pandangan pertama pada dasarnya
negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y
(Robbins, 2007).
McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia
didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung
membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
4.
Teori Dua Faktor
Herzberg
Teori ini dikemukakan
oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan
pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias
sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari
keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.
Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
1)
Upah
2)
Kondisi kerja
3)
Keamanan kerja
4)
Status
5)
Prosedur
perusahaan
6)
Mutu penyeliaan
Mutu hubungan interpersonal
antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan
Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan
karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan
ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya
suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut
ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik meliputi :
1)
Pencapaian
prestasi
2)
Pengakuan
3)
Tanggung Jawab
4)
Kemajuan
5)
Pekerjaan itu
sendiri
6)
Kemungkinan
berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi
ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan
membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh
karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.
5.
Teori Kebutuhan
McClelland
Teori kebutuhan
McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini
berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a)
Kebutuhan
pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli,
mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
b)
Kebutuhan akan
kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku
sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c)
Kebutuhan
hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang
ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam
teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .Menurut model
ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
1)
Persepsi
seseorang mengenai diri sendiri
2)
Harga diri
3)
Harapan pribadi
4)
Kebutuhaan
5)
Keinginan
6)
Kepuasan kerja
7)
Prestasi kerja
yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi
seseorang, antara lain ialah :
1)
Jenis dan sifat
pekerjaan
2)
Kelompok kerja
dimana seseorang bergabung
3)
Organisasi
tempat bekerja
4)
Situasi
lingkungan pada umumnya
5)
Sistem imbalan
yang berlaku dan cara penerapannya.
E.
Pengertian Emosi
dan Suasana Hati
Emosi merupakan reaksi
manusia yang kompleks terhadap keberhasilan dan kegagalan personal yang mungkin
dirasakan dan diungkapkan. Karyawan akan menunjukkan emosinya bila karyawan
tersebut merasa senang dengan sesuatu, marah terhadap seseorang, takut terhadap
sesuatu. Di pihak lain, suasana hati tidak diarahkan pada suatu objek. Emosi
dapat berubah menjadi suasana hati ketika karyawan kehilangan focus pada objek
yang kontekstual. Maka bila seorang karyawan mengkritik rekan kerjanya karena
cara berbicaranya terhadap klien kurang baik, karyawan tersebut mungkin marah
terhadap rekan kerjanya. Artinya, karyawan tersebut menunjukkan emosi (marah)
terhadap suatu objek spesifik (rekan kerjanya).Tetapi kemudian pada hari itu,
karyawan tersebut mungkin menemukan dirinya sedang tidak bersemangat.Karyawan
tersebut tidak dapat menganggap bahwa perasaannya disebabkan oleh satu
peristiwa tertentu; karyawan tersebut hanya merasa tidak normal.Keadaan seperti
ini menggambarkan satu suasana hati.
Menurut Richard S
Lazarus, emosi adalah reaksi-reaksi organisme yang rumit dan terpola mengenai
bagaimana kita berfikir mengenai apa yang kita lakukan sepanjang hidup untuk
bertahan hidup dan memeriahkan hidup serta untuk mencapai apa yang kita
inginkan untuk diri kita sendiri.
Emosi adalah perasaan-perasaan
intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.Sedangkan Suasana Hati
adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens dibanding emosi dan
seringkali tanpa rangsangan kontektual.
F.
Emosi Positif
dan Negatif
Sebagaimana yang di
jelaskan di atas, emosi memainkan peran sebagai penyebab dan penyesuaian
tekanan dan emosi berkaitan dengan persoalan biologis dan psikologis.Defenisi
Lazarus mengenai emosi berpusat pada setiap tujuan seseorang.Dengan demikian,
pemisahannya antara emosi yang positif dan negatifpun berorientasi
tujuan.Beberapa emosi dipicu oleh keputusasaan dan kegagalan pada saat mengejar
tujuan.Lazarus menyebut hal ini sebagai emoi yang negatif.Emosi negatif ini
dikatakan tidak searah dengan tujuan. Sebagai contoh, mana diantara tujuh emosi
negatif yang adah di bawah yang
cenderung anda alami jika anda gagal dalam ujian akhir suatu pelajaran yang
diwajibkan? Gagal ujian akan tidak searah dengan tujuan anda untuk lulus tepat
waktu. Disisi lain, mana diantara keempat emosi positif dalam gambar di bawah
yang kemungkinan anda alami jika anda lulus tepat waktu dan dengan penghargaan?
Emosi yang akan anda alami dalam situasi ini positif karena searah dengan (atau
konsisten dengan) suatu tujuan hidup yang penting. Tujuan individu, penting
untuk dicatat, mungkin atau mungkin juga tidak dapat diterima secara
social.Jadi, suatu emosi yang positif, seperti cintah/kasih, mungkin sangat
tidak diinginkan jika berhubungan dengan pelecehan seksual.Sebaliknya, sedikit rasa
sakit berupa rasa bersalah, kegelisahan, dan cemburu dapat memotivasi usaha
ekstra.Secara berimbang, sifat membangun atau merusak dari suatu emosi tertentu
harus dinilai dalam hubungan dengan intensitasnya maupun tujuan yang relevan
bagi orang itu sendiri.
G.
Mengelolah Rasa
Marah
Diantara semua emosi
dalam gambar diatas, rasa marah adalah suatu emosi yang paling cenderung
berbahaya.Rasa marah layak mendapatkan perhatian khusus.Rasa marah yang tidak
terkendali dapat menjadi suatu factor kunci yang dapat meningkatkan reputasi
kekerasan di tempat kerja. Adapun cara mengatur rasa marah dalam diri sendiri
dan diri orang lain yaitu :
Mengurangi Amarah Kronis (Dalam Diri
Anda Sendiri
|
Memberikan Respon Pada Hal Yang
Memancing Amarah
|
Panduan
untuk tindakan :
v Menerima
dengan baik pelajaran yang secara potensial berharga dari amarah.
v Menggunakan
kesalahan dan kelalaian untuk belajar.
v Mengakui
bahwa anda dan orang lain dapat bekerja dengan cukup baik tanpa harus menjadi
sempurna.
v Mempercayai
bahwa sebagian besar orang ingin menjadi anggota keluarga dan rekan sejawat
yang peduli dan membantu.
v Memaafkan
orang lain dan diri sendiri.
v Menghindari
asumsi-asumsi yang tidak realistis dan berorientasi menyalahkan.
v Menggunakan
asumsi yang membangun dan berorientasi belajar.
|
Panduan Untuk Tindakan :
v Hargai sebagai potensi yang memiliki
nilai dari amarah.
v Mengenali rasa putus asa dan stress
orang lain.
v Menggunakan provokasi untuk
mengembangkan kemampuan anda.
v Memperbolehkan orang lain untuk mendinginkan
suasana.
v Mulai memecahkan persoalan pada saat
amarah reda di tingkat yang menengah.
v Memberi selamat pada diri anda sendiri
karena merubah sesuatu beban yang berlebihan menjadi sesuatu kesempatan untuk
menemukan solusi.
v Berbagi keberhasilan dengan para
rekan.
|
Perangkap yang harus dihindari :
v Menanggumng semua kesalahan
adalah suatu luka yang menyakitkan.
v Memberi alasan tidak
tercapainya keinginan anda dengan bencana alam.
v Melihat setiap kesalahan yang
meleset sebagai tujuan suatu pelanggaran yang harus segera dibenahi.
v Menyerang seseorang untuk
melampiaskan kemarahan.
v Mencoba untuk menjadi sempurna
dan menyelesaikan hal-hal dengan sempurna.
v Mencurigai motif orang kecuali
anda memiliki bukti yang tidak dapat dibantah bahwa orang dapat dipercaya.
v Menanggung setiap usaha untuk
merubah diri anda sendiri merupakan sesuatu penerimaan kegagalan.
v Tidak pernah memberikan maaf.
|
Perangkap yang harus dihindari :
v Menterjemahkan setiap kata secara harfiah.
v Mencela pernyataan yang paling ekstrim dan mengabaikan
pernyataan yang lebih sedang.
v Menyangsikan diri anda sendiri karena orang lain
menyangsikan anda.
v Menyerang karena anda telah diserang.
v Melupakan pengalaman tersebut tanpa mengambil pelajaran
darinya.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan tentang Motivasi, Emosi dan Suasana
hati, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Motivasi adalah suatu proses dimana seseorang
diberikan perubahan energi (daya gerak) agar seseorang tersebut memiliki niat
untuk bekerja, baik itu secara individu ataupun kelompok sehingga tercapainya
tujuan yang diinginkan.
2. Model-model
pengukuran motivasi kerja telah banyak dikembangkan, diantaranya oleh
McClelland (Mangkunegara, 2005:68) mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang
yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi. Dan menurut Edward Murray
(Mangkunegara, 2005,68-67) berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai
motivasi berprestasi tinggi ada 7.
3. Sebelum
memotivasi karyawan-karyawannya manajer terlebih dahulu harus memperhatikan
bagaimana emosi dan suasana hati karyawannya pada saat itu.
B.
Saran
Dengan
adanya motivasi dalam organisasi, setiap individu diharapkan untuk membawa
hasil yang diinginkan. Atau dengan kata lain, kesediaan, dorongan dan upaya
seseorang yang mengarahkan perilakunya untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dapat diukur
melalui indikator: memperoleh imbalan, terjalinnya kerjasama, penghargaan,
aktualisasi diri dan kepuasan dalam lingkungan kerja. Sedangkan dalam mengendalikan emosi dan suasana hati dalam organisasi,
sebaiknya dilakukan dengan menawarkan program manajemen kemarahan dan
mengendalikan suasana hati untuk melatih orang menahan atau bahkan
menyembunyikan perasaan-perasaan tersembunyi mereka. karena berpura-pura
dipermukaan lebih menimbulkan stres pada karyawan karena mengharuskan seseorang
untuk memalsukan perasaan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Luthans, Fred. 2005. Perilaku Organisasi.Andi : Yogyakarta.
Winardi. J. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi.Kencana : Jakarta.
Stephen P. Robbins.2003. Perilaku Organisasi.Indeks : Jakarta.
Robert, K. Angelo. 2005. Organizational Behavior. Salemba Empat : Jakarta.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-motivasi.html
No comments:
Post a Comment