14 November 2013

ASERTIF


Anda tentu sudah dapat memahami arti pasif dan agresif bukan? Orang yang pasif sulit mengungkapkan perasaan cenderung memendam permasalahan dan menjauhi situasi yang tidak menyenangkan. Sebaliknya, orang yang agresif cenderung memaksa pendapat atau keinginan tanpa memperdulikan pandangan kebutuhan atau perasaan orang lain.
Asertif adalah sikap di antara pasi dan agresif. Agresi di defenisikan sebagai ketegasan dan keberanian menyatakan pendapat sekaligus tetap menghormati dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Tujuan sikap asertif adalah menemukan koompromi yang sama-sama menguntungkan (win-win solution).
Sikap aserti meliputi tiga komponen dasar :
Ø  Kemampuan mengungkapkan persaan
Ø  Kemampuan mengungkapkan keyakinan pemikiran secara terbuka
Ø  Kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi

Manfaat Bersikap Asertif
Bersikap pasif tidak banyak manfaatnya. Memang ada pepatah yang mengatakan “Diam itu emas” namun anda akan dikira tidak punya kontribusi yang nyata bila anda tidak menunjukkannya. Orang yang pasif pun sering kali menjadi sasaran untuk melakukan hal-hal yang menyebalkan dan diberi tugas berlebihan karena ia tidak sanggup untuk menolaknya. Selain itu, orang pasif diam-diam sering merasa kalah karena harus mengikuti pendapat orang lain.
Sebaliknya, orang yang agresif cenderung mudah stress dan selalu berada dalam keadaan tegang. Terutama bila belum mendapatkan apa yang diinginkan. Tentu sangat melelahkan bila terus-terusan terlibat konflik dengan orang lain. Yang lebih  berbahaya lagi, orang umumnya tidak mau bekerja bersama  orang agresi. Kecuali dalam keadaan terpaksa. Siapapun tidak merasa aman bila berdekatan dengan orang yang dikenal sering memaksakan pendapat dan tidak memperdulikan perasaan orang lain.
Bagi perusahaan, orang-orang yang asertif sangat dibutuhkan. Sepintar dan seterampil apapun seseorang, bila mereka tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, maka sia-sia saja. Apalagi nyaris tidak ada pekerjaan besar yang dapat dikerjakan secara individual. Sebaliknya, perusahaan juga menginginkan orang yang dapat memberikan kontribusi yang nyata. Bukan yang sekedar duduk diam.
Sikap asertif memilik banyak manfaat, diantaranya :
Ø  Orang menyadari peran dan keberadaan anda
Ø  Memperoleh banyak teman dan lebih mudah bekerja sama
Ø  Memudahkan diplomasi dan mempengaruhi orang lain
Ø  Membuat orang merasa dihargai karena kepentingan dan kebutuhannya terakomodasi.

Cara Menjadi Asertif
Ø  Kenali diri
Anda sesungguhnya dapat merupakan gabungan dari pasif, agresif dan asertif. Semua dipengaruhi situasi. Langkah pertama untuk menjadi asertif adalah mengenali diri. Kenalilah, pada saat apa anda menjadi pasif? Dan pada saat apa anda menjadi asertif?
Sejak masa kuliah, kecenderungan tersebut sudah dapat dilihat. Amati bagemana anda bereaksi terhadap segala sesuatu. Apakah anda lebih memilih diam ketika rapat organisasi? Apakah anda protes ketika nilai ujian salah dihitung? Dan hasil pengenalan diri, anda akan memiliki bayangan apa yang anda harus lakukan untuk memperbaikinya.
Ø  Analisa keadaan
Analisa tidak selalu memakan waktu yang lama. Intinya sederhana, berikirlah sejenak untuk bertindak. Cobalah mengidentifikasi apa yang diinginkan oleh semua pihak, termaksuk diri sendiri. Selanjutnya, coba pikirkan apa yang bisa menjadi kompromi membangun (win-win solution) atau alternative solusi yang lebih baik.
Ø  Kendalikan emosi
Orang yang pasif perlu mengendalikan ketakutan mereka sedangkan, orang yang agresif perlu mengendalikan perilaku yang implusif. Setakut atau sekesal apapun anda, tetap kendalikan emosi. Ketika menyatakan pendapat, berikan fakta dan bukan sekedar opini emosional. Pemberian fakta akan membuat penilaian lebih objektif dan rasional.
Ø  Manfaatkan kesempatan
Dalam suatu rapat, kesempatan menjadi asertif sangat mudah dikenali. Yakni, saat pemimpin rapat berkata “Ada yang ingin menanggapi?” Tentu kesempatan menjadi asertif tidak selalu segamblang itu. Peluang emas untuk menjadi asertif adalah ketika terjadi konflik dan dibutuhkan alan keluar. Pastikan penyampaian pendapat anda lakukan secara elegan, tidak ambigu dan menghindari siapapun merasa terhina.
Ø  Berlatih
Kunci utama dari menjadi asertif adalah berlatih, berlatih dan berlatih. Bila anda sudah terlahir sebagai asertif, bersyukurlah. Tapi jika tidak, jangan berkecil hati. Siapapun bisa menjadi lebih baik. Mengubah kebiasaan bukanlah hal yang mudah. Bersabarlah terhadap diri sendiri selama proses berlatih tersebut. Jika biasanya dari 10 kejadian anda pasif dalam 9 kejadian, maka menguranginya menjadi hanya 5 adalah sesuatu yang  patut dihargai.

Cara Menonjolkan Diri
Menonjolkan diri tidak sama dengan menyombongkan diri. Dengan menonjolkan diri, anda berusaha terlihat berbeda dalam artian yang positif. Nilai tambah itulah yang bisa mendukung kesuksesan anda di masa yang akan datang. Berikut sejumlah tips untuk membuat diri terlihat lebih dari yang lain :
Ø  Lebihi Standar
Lakukan segala sesuatu lebih baik dari yang diminta, maka anda akan lebih diperhatikan. Dampak lainnya, anda bisa mendapatkan kepercayaan karena merasa anda  adalah orang yang dapat diandalkan. Contohnya, jika atasan meminta anda mengumpulkan tugas pada hari jum’at dan anda bisa memberikannya sehari sebelumnya dengan kualitas yang baik, tentu anda akan mendapatkan nilai tambah.
Ø  Berinisiatif
Kantor tengah kosong karena sedang am makan siang. Asap terlihat mengepul dari salah satu computer di meja rekan anda. Apa yang anda lakukan? Diam saja? Berbuat sesuatu? Dalam hidup kita tidak bisa berharap ada yang bisa memberi tahu semua hal yang harus dikerjakan. Anda perlu memiliki inisiatif. Bila keadaan genting, ambil keputusan yang anda tahu tidak bertentangan dengan aturan. Jika anda tidak yakin, tanyakan terlebih dahulu mengenai apa yang harus dilakukan. Jangan diam saja. Milikilah inisiatif untuk membuat segala sesuatu lebih baik.
Ø  Senang Mendorong

Semua orang senang dibantu. Bila anda masih sanggup, tawarkanlah untuk menerima tanggung jawab tambahan atau menolong rekan anda. Kebiasaan positi ini akan menimbulkan perasaan senang dan melimpahnya kepercayaan diantara rekan kerja. Terlebih lagi, jika kita sikap siap senang menolong tersebut digunakan untuk menyelesaikan yang terbukti tidak bisa diselesaikan oleh orang lain. Misalnya, problem teknis computer dan lain-lain. 

No comments: