14 November 2013

Kemampuan Belajar dan Kemauan Belajar

Anda mungkin berniat jual buku kuliah anda ke tukang loak. Anda mungkin berfikir tidak akan pernah tenggelam dalam diktat yang membingungkan. Tapi nampaknya harapan tersebut hanya kosong belaka. Setelah lulus, anda ternyata harus belajar lebih banyak lagi. Untuk itu, anda harus memiliki kemampuan dan kemauan belajar.



Apa Gunanya Belajar?
Belajar tidak berhenti ketika anda dinyatakan lulus dengan predikat cum laude. Dalam bidang apapun anda berkarir, sedikit banyak akan ada  hal yang harus anda pelajari. Besar kemungkinan apa yang sudah anda pelajari selama perkuliahan tidak akan terpakai 100%. Sedikit sekali bahkan, kecuali anda ingin menjadi pengajar atau peneliti. Teori mungkin tidak akan tersentuh lagi. Tetapi penerapan teori itulah yang lebih ditekankan.
Tapi itu bukan berarti kuliah tidak ada gunanya. Sebaliknya, kuliah amat berguna sebagai investasi masa depan. Salah satu hal yang dilatih semasa perkuliahan adalah belajar untuk belajar. Selepas lulus mungkin tak seorangpun akan bertanya pada anda cara menyelesaikan integral lipat tiga yang dulu anda pelajari untuk lulus matakuliah kalkulus. Bahkan mungkin anda lupa mengenai pelajaran tersebut walaupun mendapatkan nilai A. Tapi yang menjadi harta karun bagi anda adalah proses belajar tersebut. Dalam proses itu, logika dan keterampilan anda menjadi terasah. Andapun menjadi terbiasa dengan jatuh bangun yang dialami ketika belajar.
Menurut anda mengapa banyak perusahaan besar menyediakan masa pelatihan untuk karyawan barunya? Karena mereka harus mempelajari hal-hal tertentu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan mereka kelak. Mengapa perusahaan banyak yang mensyaratkan pengalaman? Karena mereka enggan mengajarkan anda segala sesuatu dari nol. Tapi intinya adalah sama. Anda harus belajar untuk bisa bertahan dalam lingkungan apapun.

Apa Yang Harus Dipelajari?
Yang perlu anda pelajari adalah hal-hal yang terkait dengan segala sesuatu dengan perkerjaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Ø  Terkait langsung
Apa yang harus dipelajari untuk mengerjakan sesuatu amat berkaitan erat dengan pekerjaan itu sendiri. Misalnya seorang programmer harus belajar menggunakan bahasa pemrograman C++ karena itulah yang digunakan diperusahaannya. Untuk mengetahui apa saja yang perlu dipelajari, kita bisa bertanya pada rekan kerja yang lebih senior. Akan tetapi, jangan sepenuhnya mengandalkan apa yang dikatakannya. Seiring dengan perjalanan, bila anda tidak mengetahui sesuatu mengenai pekerjaan, maka itulah yang harus anda cari tahu.
Ø  Terkait tidak langsung
Jangan anggap hal-hal yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan itu tidak begitu penting. Sebaliknya, walau terlihat remeh bisa jadi justru hal-hal itulah yang menentukan. Contoh hal yang  terkait tidak langsung dengan pekerjaan adalah :
1)    aturan tertulis perusahaan
2)   aturan tidak tertulis dalam komunitas kerja
3)   karakter rekan kerja
4)   karakter atasan
5)   bagaimana menggunakan mesin pendukung (Contohnya mesin fotocopy)

Lima Komponen Pembelajaran
Belajar merupakan syarat mutlak untuk mempertahankan eksistensi. Sekaligus kunci untuk menaikkan kualitas diri dan organisasi. Belajar tanpa adanya keinginan untuk menerapkan apa yang sudah dipelajari, tentu tidak ada gunanya. Belajar membutuhkan bukan sekedar komitmen yang kuat, tetapi juga intensitas yang tinggi untuk tetap melaksanakannya dengan titik pencapaian yang jelas pada akhirnya.
Setelah menyadari akan pentingnya belajar, maka perlu diketahui pula bagaimana melakukan proses belajar dengan tepat. Menurut Peter f. Senge, Penulis The Fifth Discipline :The Art and Pratice Of The Learning Organization, dibutuhkan lima disiplin sebagai komponen utama  dalam proses pembelajaran. Kelima komponen ini perlu dipadukan dalam pelaksanaannya untuk memperoleh hasil memuaskan. Komponen pembelajaran yang dimaksud yaitu :
1.     Pengendalian diri
Walaupun anda disekap di dalma ruangan bersama setumpuk manual,  jika anda tidak ingin belajar, maka anda tidak akan menyerap informasi apapun. Pengendalian diri adalah hal yang anda harus kuasai. Kendalikan diri secara professional. Pertegas apa yang menjadi tujuan belajar anda dan fokuskan diri pada tujuan tersebut.
2.    Penyamaan presepsi
Komponan kedua merupakan proses penyamaan presepsi untuk memahami asumsi berbagai yang digunakanmdalam pembelajaran. Hal ini penting karena dapat tibul kesimpulan yang berbeda bila sudut pendangan yang digunakan pun berbeda. Proses ini membutuhkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan pembelajaran yang seimbang secara insentif.
3.    Berpusat pada visi
Belajar tidak selalu menyenangkan. Atausebagian lebih memilih mengatakan belajar hamper tidak selalu menyenangkan. Pada saat semuanya terasa begitu berat, memiliki visi sangat membantu untuk meningkatkan motivasi. Dengan mengingat tujuan akhir, anda dapat lebih tangguh menghadapi berbagai kendala yang terjadi dalam proses belajar.
4.    Belajar secara tim
Belajar bersama orang lain memiliki banyak keuntungan. Diantaranya, anggota tim dapat saling bertukar ide dan berbagai pengetahuan. Dalam hal ini dibutuhkan ketulusan untuk saling berbagi ilmu dan komunikasi yang terbuka. Keuntungan lain dari belajar bersama adalah saling memotivasi. Secara tidak langsung, tentu kita akan malu bukan bila sudah menyerah sementara orang lain masih tekun belajar?
5.    Berpikir sistemik
Jika dicermati, inti dari konsep Peter F. Senge sebenarnya terletak pada komponen kelima yaitu berfikir sistemik. Dengan berikir sistemik, kita diajak untuk  melihat sesuatu diluar standar dan senantiasa berusaha untuk mencari cara untuk meningkatkan efektivitas dan fungsional

Peningkatan Kompetensi Diri
Untuk dapat memenangkan persaingan, anda harus memiliki nilai tambah. Begitu banyak orang yang memiliki  gelar yang sama dan pengalaman yang sama-sama hijau. Lantas apa yang dapat membedakan? Anda akan terlihat berbeda bila memiliki kompetensi diri yang lebih baik dari yang lain.
Kompetisi diri menyangkut berbagai aspek dan kemampuan. Mulai dari keahlian dan keterampilan tertentu, kemampuan bersosialisasi dan sebagainya. Akan tetapi, untuk dunia kerja/usaha, yang amat berharga adalah kemampuan praktik (practical skills). Apa yang diajari di perkuliahan pada umumnya bersifat teoritis. Padahal, ada perbedaan yang sangat jauh antara teori dan praktik di lapangan. Mungkin hal praktis telah diperkenalkan melalui praktikum, akan tetapi beberapa jam saja tidak cukup untuk benar-benar menguasai kemampuan praktik yang dibutuhkan.
Misalnya saja, seseorang mahasiswa Teknik Informatika pasti mendapatkan kuliah mengenai algoritma dan praktikum membuat program. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu dan tingkat kedalaman soal, diperlukan latihan yang lebih insentif lagi untuk membuat ilmu pemrogramannya semakin mapan.

Sedari dini, cari tahulah kemampuan praktik apa yang dibutuhkan untuk karir anda inginkan. Ingat kembali bahwa karir yang anda inginkan tidak harus selaras dengan bisang studi yang anda pelajari.  Jika anda belum memiliki kemampuan praktik dengan keahlian yang cukup, lakukanlah sesuatu untuk memperbaiki kondisi tersebut. Jangan tunggu hingga lulus untuk meningkatkan kompetisi diri. Kebanyakan kemampuan praktik membutuhkan pengalaman yang tidak dapat diperoleh dengan hanya berlatih 1-2 hari.

No comments: