Anda mungkin berniat jual buku kuliah anda ke
tukang loak. Anda mungkin berfikir tidak akan pernah tenggelam dalam diktat
yang membingungkan. Tapi nampaknya harapan tersebut hanya kosong belaka.
Setelah lulus, anda ternyata harus belajar lebih banyak lagi. Untuk itu, anda
harus memiliki kemampuan dan kemauan belajar.
Apa Gunanya Belajar?
Belajar tidak berhenti ketika anda dinyatakan
lulus dengan predikat cum laude. Dalam
bidang apapun anda berkarir, sedikit banyak akan ada hal yang harus anda pelajari. Besar
kemungkinan apa yang sudah anda pelajari selama perkuliahan tidak akan terpakai
100%. Sedikit sekali bahkan, kecuali anda ingin menjadi pengajar atau peneliti.
Teori mungkin tidak akan tersentuh lagi. Tetapi penerapan teori itulah yang
lebih ditekankan.
Tapi itu bukan berarti kuliah tidak ada gunanya.
Sebaliknya, kuliah amat berguna sebagai investasi masa depan. Salah satu hal
yang dilatih semasa perkuliahan adalah belajar untuk belajar. Selepas lulus
mungkin tak seorangpun akan bertanya pada anda cara menyelesaikan integral
lipat tiga yang dulu anda pelajari untuk lulus matakuliah kalkulus. Bahkan
mungkin anda lupa mengenai pelajaran tersebut walaupun mendapatkan nilai A.
Tapi yang menjadi harta karun bagi anda adalah proses belajar tersebut. Dalam
proses itu, logika dan keterampilan anda menjadi terasah. Andapun menjadi
terbiasa dengan jatuh bangun yang dialami ketika belajar.
Menurut anda mengapa banyak perusahaan besar
menyediakan masa pelatihan untuk karyawan barunya? Karena mereka harus
mempelajari hal-hal tertentu sesuai dengan kebutuhan pekerjaan mereka kelak.
Mengapa perusahaan banyak yang mensyaratkan pengalaman? Karena mereka enggan
mengajarkan anda segala sesuatu dari nol. Tapi intinya adalah sama. Anda harus
belajar untuk bisa bertahan dalam lingkungan apapun.
Apa Yang Harus Dipelajari?
Yang perlu anda pelajari adalah hal-hal yang
terkait dengan segala sesuatu dengan perkerjaan, baik secara langsung ataupun
tidak langsung.
Ø Terkait langsung
Apa
yang harus dipelajari untuk mengerjakan sesuatu amat berkaitan erat dengan
pekerjaan itu sendiri. Misalnya seorang programmer harus belajar menggunakan
bahasa pemrograman C++ karena itulah yang digunakan diperusahaannya. Untuk
mengetahui apa saja yang perlu dipelajari, kita bisa bertanya pada rekan kerja
yang lebih senior. Akan tetapi, jangan sepenuhnya mengandalkan apa yang
dikatakannya. Seiring dengan perjalanan, bila anda tidak mengetahui sesuatu
mengenai pekerjaan, maka itulah yang harus anda cari tahu.
Ø Terkait tidak langsung
Jangan
anggap hal-hal yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan itu tidak begitu
penting. Sebaliknya, walau terlihat remeh bisa jadi justru hal-hal itulah yang
menentukan. Contoh hal yang terkait
tidak langsung dengan pekerjaan adalah :
1)
aturan tertulis perusahaan
2)
aturan tidak tertulis
dalam komunitas kerja
3)
karakter rekan kerja
4)
karakter atasan
5)
bagaimana menggunakan
mesin pendukung (Contohnya mesin fotocopy)
Lima Komponen Pembelajaran
Belajar merupakan syarat mutlak untuk
mempertahankan eksistensi. Sekaligus kunci untuk menaikkan kualitas diri dan
organisasi. Belajar tanpa adanya keinginan untuk menerapkan apa yang sudah
dipelajari, tentu tidak ada gunanya. Belajar membutuhkan bukan sekedar komitmen
yang kuat, tetapi juga intensitas yang tinggi untuk tetap melaksanakannya
dengan titik pencapaian yang jelas pada akhirnya.
Setelah menyadari akan pentingnya belajar, maka
perlu diketahui pula bagaimana melakukan proses belajar dengan tepat. Menurut
Peter f. Senge, Penulis The Fifth
Discipline :The Art and Pratice Of The Learning Organization, dibutuhkan
lima disiplin sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran. Kelima komponen ini
perlu dipadukan dalam pelaksanaannya untuk memperoleh hasil memuaskan. Komponen
pembelajaran yang dimaksud yaitu :
1.
Pengendalian diri
Walaupun
anda disekap di dalma ruangan bersama setumpuk manual, jika anda tidak ingin belajar, maka anda
tidak akan menyerap informasi apapun. Pengendalian diri adalah hal yang anda
harus kuasai. Kendalikan diri secara professional. Pertegas apa yang menjadi
tujuan belajar anda dan fokuskan diri pada tujuan tersebut.
2.
Penyamaan presepsi
Komponan
kedua merupakan proses penyamaan presepsi untuk memahami asumsi berbagai yang
digunakanmdalam pembelajaran. Hal ini penting karena dapat tibul kesimpulan
yang berbeda bila sudut pendangan yang digunakan pun berbeda. Proses ini
membutuhkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan pembelajaran yang seimbang
secara insentif.
3.
Berpusat pada visi
Belajar
tidak selalu menyenangkan. Atausebagian lebih memilih mengatakan belajar hamper
tidak selalu menyenangkan. Pada saat semuanya terasa begitu berat, memiliki
visi sangat membantu untuk meningkatkan motivasi. Dengan mengingat tujuan
akhir, anda dapat lebih tangguh menghadapi berbagai kendala yang terjadi dalam
proses belajar.
4.
Belajar secara tim
Belajar
bersama orang lain memiliki banyak keuntungan. Diantaranya, anggota tim dapat
saling bertukar ide dan berbagai pengetahuan. Dalam hal ini dibutuhkan
ketulusan untuk saling berbagi ilmu dan komunikasi yang terbuka. Keuntungan
lain dari belajar bersama adalah saling memotivasi. Secara tidak langsung,
tentu kita akan malu bukan bila sudah menyerah sementara orang lain masih tekun
belajar?
5.
Berpikir sistemik
Jika dicermati, inti dari
konsep Peter F. Senge sebenarnya terletak pada komponen kelima yaitu berfikir
sistemik. Dengan berikir sistemik, kita diajak untuk melihat sesuatu diluar standar dan senantiasa
berusaha untuk mencari cara untuk meningkatkan efektivitas dan fungsional
Peningkatan Kompetensi
Diri
Untuk dapat memenangkan persaingan, anda harus
memiliki nilai tambah. Begitu banyak orang yang memiliki gelar yang sama dan pengalaman yang sama-sama
hijau. Lantas apa yang dapat membedakan? Anda akan terlihat berbeda bila
memiliki kompetensi diri yang lebih baik dari yang lain.
Kompetisi diri menyangkut berbagai aspek dan
kemampuan. Mulai dari keahlian dan keterampilan tertentu, kemampuan
bersosialisasi dan sebagainya. Akan tetapi, untuk dunia kerja/usaha, yang amat
berharga adalah kemampuan praktik (practical skills). Apa yang diajari di
perkuliahan pada umumnya bersifat teoritis. Padahal, ada perbedaan yang sangat
jauh antara teori dan praktik di lapangan. Mungkin hal praktis telah
diperkenalkan melalui praktikum, akan tetapi beberapa jam saja tidak cukup untuk
benar-benar menguasai kemampuan praktik yang dibutuhkan.
Misalnya saja, seseorang mahasiswa Teknik
Informatika pasti mendapatkan kuliah mengenai algoritma dan praktikum membuat
program. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu dan tingkat kedalaman soal, diperlukan
latihan yang lebih insentif lagi untuk membuat ilmu pemrogramannya semakin
mapan.
Sedari dini, cari tahulah kemampuan praktik apa
yang dibutuhkan untuk karir anda inginkan. Ingat kembali bahwa karir yang anda
inginkan tidak harus selaras dengan bisang studi yang anda pelajari. Jika anda belum memiliki kemampuan praktik
dengan keahlian yang cukup, lakukanlah sesuatu untuk memperbaiki kondisi
tersebut. Jangan tunggu hingga lulus untuk meningkatkan kompetisi diri.
Kebanyakan kemampuan praktik membutuhkan pengalaman yang tidak dapat diperoleh
dengan hanya berlatih 1-2 hari.
No comments:
Post a Comment