Sebuah
studi yang dilakukan Bill Coplin di universitas Syracuse menunjukkan hal yang
mengeutkan. Mayoritas mahasiswa di universitas tersebut lebih memilih bekrja
mandiri daripada bekerja dalam tim. Sebetulnya kecenderungan tersebut tidak
hanya dirasakan mahasiswa universitas Syracuse. Kita pun mungkin merasakan hal
yang sama.
Bagi
mereka yang terbiasa berkompetensi dan ingin berprestati tinggi, bergantung
pada orang lain adalah ide yang kurang menyenangkan. Betapa tidak? Dengan
perbedaan latar belakang dan paradigm, bekerja sama dengan orang lain cenderung
rawan konflik. Namun ustru disitulah tantangannya. Bagaiman cara agar konflik
dapat diminimalkan dan semua pihak dapat bersinergi untuk meraih kesuksesan
bersama?
Perbedaan Bekerja Sama Di Perkuliahan Dan
Pekerjaan
Berkerja
sama dalam mengerjakan tugas kuliah, sangat berbeda dengan bekerja sama dalam
dunia kerja/usaha. Tugas kuliah sifatnya temporer dan diskriptif tugas relative
jelas. Lain halnya dengan dunia kera/usaha dimana kompleksitas pekerjaan jauh
lebih tinggi dan banyak factor eksternal yang dapat muncul di luar bencana.
Berikut adalah penjabaran lebih lengkap mengenai perbedaan-perbedaan tersebut :
Bekerja
Sama Diperkuliahan
|
Bekerja
Sama Dalam Pekerjaan
|
Tidak semua orang
memiliki ambisi untuk mendapatkan nilai bagus
|
Semua orang ingin memberikan
usaha terbaik karena tidak ingin kehilangan pekerjaan.
|
Deskripsi tugas relative
jelas
|
Umumnya, hanya diberi gambaran
global yang harus dilakukan
|
Durasi relative singkat
|
Durasi relative lama
|
Tingkat
kompleksitastas masih terjangkau (sudah disesuaikan dengan bobot materi pelajaran)
|
Tingkat kompleksitas tinggi
|
Tidak terlalu
membutuhkan keahlian yang berbeda-beda
|
Cenderung membutuhkan keahlian
yang berbeda-beda
|
Segala sesuati relative
dapat diperkirakan
|
Umumnya, dilapangan banyak hal
di luar rencana.
|
Jika
diperhatikan, bekerja sama dalam dunia kerja menyerupai kerja sama dalam
organisasi. oleh karena itu, aktif berorganisasi adalah salah satu cara untuk
melaatih kemampua kerja bersama.
Perlu
diperhatikan bahwa bekrja sama dalam organisasi, berbeda dengan kera kelompok
dalam perkuliahan. Dalam organisasi, anggotanya memiliki minat atau paradikma relative
sama. Berbeda dengan perkuliahan dimana kita tahu setiap orang memiliki tingkat
ketertarikan yang berbeda-beda dengan mata kuliah tertentu.
Tipe-Tipe Pekerja
Sadarilah
bahwa setiap orang berbeda. Jika tidak, bisa-bisa kita merasa tertekan ketika
menemui betapa beraneka ragamnya karakter yang ada. Setiap tim umumnya terdiri
dari lima tipe orang. Tiap tipe berbeda, namun semua memainkan peran yang
penting. Kelima tipe tersebut adalah :
1.
Pekera giat
Orang yang mantap dan sangat
tekun mengerjakan tugas hingga selesai.
2.
Pengikut
Yaitu mereka yang rajin bekerja
namun tidak bisa mengambil keputusan penting. Mereka lebih memilih menjadi
pelaksana daripada disuru memberi ide.
3.
Inovator
Mereka adalah orang-orang kreatif
yang memberi berbagai ide untuk menyelesaikan masalah.
4.
Wasit
Mereka adalah orang-orang
memiliki kemampuan untuk meredakan konflik sehingga kerjasama dapat berjalan
dengan baik.
5.
Tukang pamer
Kadang memang menyebalkan, kadang
menyusahkan, tetapi mereka bisa ditemui dimana-mana. anggap saja tipe ini
sebagai bumbu kehidupan dan latihan kesabaran. Kinera tukang pamer terkadang
tidak sebanding dengan ucapannya
Kunci Kerja Sama
Patut
dipahami bahwa membentuk sebuah tim kerja yang solid merupakan hal yang
terbilang sulit. Kesulitan tersebut didasari oleh kenyataan bahwa dalam tim
terdapat banyak kepala dengan banyak gagasan dan pendapat. Dan untuk menyatukannya
bukanlah hal yang mudah.
Untuk
mencapai keharmonisan dan penyatuan yang solid, setiap individu harus memiliki
keterampilan dasar yang diperlukan untuk bekerja secara tim. Secara garis
besar, ada dua keterampilan utama yang mutlak harus dimiliki oleh anggota tim,
yaitu :
1)
Kemampuan mengelolah (Manajjerial skills)
Keterampilan manajerial adalah
kemampuan mengatur dan mengelolah potensi diri sendiri, serta kemampuan untuk
melakukannya koordinasi dengan sesame anggota tim. Termaksud di dalamnya
kemampuan dalam membuat rencana kerja, menentukan tujuan, memantau kinerja,
memonitor perkembangan dan memastikan pekerjaan telah dilakukan secara benar,
dan lain-lain.
2)
Keterampilan interpersonal (Interpersonal Skills)
Keterampilan ini merupakan keterampilan melakukan kontak sosial dengan seluruh
individu di dalam kelompok. Termaksud kemampuan berkomunikasi, saling
menghargai pendapat orang lain dan kemampuan menjaga kekompakkan dengan anggota
tim.
Dengan
dua keterampilan dasar tersebut, seseorang telah memiliki modal dasar untuk
bekrja dalam suatu tim karena keterampilan tersebut akan memudahkan kita bekerja
sama sekaligus mengaktualisasikan diri di dalam sebuah tim. Dan jika sudah
masuk di dalamnya, secara otomati kita memiliki tanggung jawab yang bersinergi
pada satu tujuan yaitu mencapai kesuksesan bersama.
Hambatan Bekerja Sama
Setidaknya
ada tiga hambatan yang umum diketahui dalam bekerja sama, yakni :
1)
Ketidaktahuan
Selain memahami deskriptif
pekerjaan, kita pun perlu mengetahui sejumlah hal yang lain. Misalnya saja
aturan tertulis dan tidak tertulis dalam tim/organisasi, karakter tiap anggota
dan lain sebagainya. Bila kita tidak tahu, kita akan bekerja berdasarkan
keyakinan yang belum tentu benar.
2)
Aliansi
Bila kita masuk dalam tim yang
sudah solid atau sebelumnya sudah daling mengenal, wajar bila diantara mereka
sudah terbentuk semacam aliansi. Ada rasa tersisih bila berusaha masuk ke dalam
lingkungan mereka. Akan tetapi karena harus bekrja sama, ikut arus dan berbaur
tanpa kehilangan prinsip-prinsip dasar. Kalaupun tidak bisa menjadi dekat
seperti sahabat, minimal dapatkan kondisi yang nyaman untuk bekrja sama.
3)
Prasangka Buruk
Pernahkah anda dicap buruk tanpa alasan yang
jelas? Tidak enak bukan bila orang menilai negatif hanya karena logat bicara
atau asal suku anda? Walaupun kita diciptakan sama, kita tidak selalu
diperlakukan sejajar. Bila kita berprasangka buruk muncul penghalang
pisikologis yang membuat kerja sama tidak efektif. Maka, jaga prasangka baik
terhadap orang lain kecuali terbukti sebaliknya.
Meningkatkan Kerjasama Menjadi Sinergi
Bila
sekelompok orang hanya bekerja sama saja, mereka bisa saja membagi semua
pekerjaan dan melaksanakannya sendiri-sendiri. Akan tetapi, pembagian sama rata
yang seperti itu belum tentu memberikan hasil yang optimal. Bila diibaratkan
dengan rumus kerja sama 1+1 adalah 2. Akan tetapi 1+1 dapat menjadi 3 bahkan 10
bila menggunakan rumus sinergi.
Apakah
sinergi itu? Sinergi adalah :
Ø memanfaatkan
perbedaan
Ø saling
melengkapi dalam bekerja
Ø keterbukaan
pikiran
Ø menemukan
cara-cara baru yang lebih baik
Dan
sinergi bukanlah :
Ø cuek saja
terhadap perbedaan
Ø bekera
masing-masing secara mandiri
Ø berfikir
diri selalu benar
Ø menerima
apapun yang sudah ada, entah baik atau buruk.
Tentu
naïf bila kita berikir semua orang persis sama. Tiap orang memiliki perbedaan
cara bekerja, paradikma dan karakteristik. Perbedaan bisa jadi hal yang
menyebalkan tetapi dapat juga menjadi modal untuk saling melengkapi. Contoh
sinergi sudah sering kita dengar sejak SMP. Misalnya saja tentang burung kecil
yang memakan kutu di punggung badak. Keduanya memetik menfaat : burung mendapat
makanan dan badak menjadi bersih punggungnya. Sama kasusnya dengan pelatuk yang
memakan makanan yang terselip di gigi buaya. Dalam dunia kerja, bersinergi
berarti membagi pekerjaan sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing,
bukan sekedar membagi pekerjaan sama rata.
Langkah Bersinergi
Perdebatan
atau ketidaksepahaman mengenai apapun sebenarnya dapat diarahkan emnuju sinergi. Berikut ini adalah
proses lima langkah sederhana untuk membantu bersinergi :
1)
Deenisikan masalah atau peluang
Pahami pokok permasalahan beserta
peluang-peluang yang ada.
2)
Dengarkan orang lain
Gunakan keterampilan mendengarkan
orang lain agar kita bisa memahami apa yang diinginkan orang lain. Bila mereka
merasa dihargai, umumnya mereka mau mendengarkan anda.
3)
Sampaikan pendapat
Utarakan pendapat dengan cara
santun dan elegan. Gunakan fakta dan bukan sekedar opini yang emosional.
4)
Berembuk
Gunakan kreatifitas dan untuk
memunculkan laternatif-alternatif solusi yang sebelumnya tidak terbayangkan.
Dalam berembuk ingatlah untuk :
Ø jadilah
kreatif dan biarlah ide-ide gila mengalir
Ø hindari
sikap mengkritik
Ø terus
bangun ide baik untuk memancing ide yang lebih bagus
5)
Cari solusi terbaik
Setelah berembuk beberapa saat, biasanya ide
yang terbaik akan muncul. Bila kesulitan memunculkan solusi terbaik, bandingkan
kelebihan dan kekurangan tiap solusi.
Menjaga Kemandirian
Dalam
bekerja sama, anda juga tetap harus memiliki kemandirian. Dunia kerja/usaha
membutuhkan orang-orang yang dapat bekerja sama namun tidak perlu “diasuh”
terus menerus. Mengapa? Karena “mengasuh” seseorang itu dapat menganggu
konsentrasi dan menghambat pekerjaan.
Berikut
adalah beberapa ciri-ciri perilaku yang kurang mandiri :
Ø Terlalu
sering bertanya, termaksud menanyakan hal yang sama berulang-ulang, hal yang
sudah jelas dan hal yang sebetulnya dapat di cari tahu sendiri.
Ø Meminta
tolong atau mengklaim diri tidak bisa padahal belum benar-benar mencoba.
Ø Harus
ditemani dan tidak mau mengerjakan
sesuatu tugas sendirian
Ø Menyalahkan
orang lain dan menolak bertanggung jawab bila terjadi sesuatu.
Intinya
kemandirian sederhana saja. Coba dulu semua usaha, baru meminta bantuan atau
informasi pada orang lain. Ketika meminta bantuan pun, tunjukkan apa saja usaha
yang telah dilakukan.
Yang
tidak kalah penting, bertanggung jawablah dan jangan hanya sekedar menyalahkan.
Salah satu kalimat yang paling di benci dalma dunia kerja/usaha adalah “Itu
bukan salah saya.” Mungkin benar itu bukan kesalahan anda, akan tetapi jika
cari waktu dan cara yang tepat untuk mengatakannya. Ketika sesuatu yang buruk
terjadi, sikap soliti lebih penting daripada deensif dan mencari kambing hitam.
Walaupun itu bukan tanggung jawab anda secara langsung, tawarkan solusi atau
penggil orang yang menurut anda semestinya bertanggung jawab.
Senioritas
Diperusahaan
manapun pasti dikenal istilah dari karyawan senior dan karyawan junior. Tentu saja yang dimaksud
karyawan senior adalah karyawan yang memiliki masa kera cukup lama di suatu
perusahaan. Biasanya karyawan senior juga memiliki pengalaman yang lebih tinggi
dan mampu menangani pekerjaan-pekerjaan sulit. Sebaliknya, karyawan junior
adalah karyawan yang masa kerjanya masih pendek atau relative baru bekerja.
Kesenjangan usia, keahlian, dan kedewasaan mungkin akan menjadikan karyawan
junior menjadi segan dan sungkan. Namun, untuk bekerja dalam satu tim yang
kompak, perasaan tersebut harus sesegera mungkin dihilangkan.
Jika
kita adalah juniornya, langkah terbaik yang harusnya dilakukan adalah berusahan
menemukan cara agar dapat melakukan pendekatan secepatnya. Bagaimanapun juga,
para senior memiliki jam terbang yang lebih tinggi. Selain itu, mereka memiliki
keunggulan pengalaman dalam menangani masalah-masalah rutin diperusahaan. Dan
yang jelas, senior biasanyalebih memahami gaya atau aturan tak tertulis
diperusahaanl. Jadi, tidak ada salahnya kalau kita ‘berguru’ pada karyawan
senior. Mintalah nasehat atau pendapatnya tentang tugas-tugas. Terlebih jika
anda menemui kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan, sapa tahu mereka bisa
membantu dan memberikan solusi. Tentu saja, dalam meminta bentuan dan
nasehatnya kita harus menggunakan cara yang komunikatif dan sopan.
Jauhkanlah
diri dari kesan sekedar ingi memanaatkan atau merepotkan karywan senior.
Buatlah mereka merasa seperti dibutuhkan sekaligus merasa dihargai. Jika kita
memakai cara yang tepat, tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak membantu.
Karena sekali lagi, dalam dunia kerja, saling membantu dalam pekerjaan adalah
hal yang mutlak. Toh menyelesaikan tugas bukanlah untuk kepentingan pribati,
tetapi untuk kepentingan bersama.
No comments:
Post a Comment