14 November 2013

Kerja Sama Tim


Sebuah studi yang dilakukan Bill Coplin di universitas Syracuse menunjukkan hal yang mengeutkan. Mayoritas mahasiswa di universitas tersebut lebih memilih bekrja mandiri daripada bekerja dalam tim. Sebetulnya kecenderungan tersebut tidak hanya dirasakan mahasiswa universitas Syracuse. Kita pun mungkin merasakan hal yang sama.
Bagi mereka yang terbiasa berkompetensi dan ingin berprestati tinggi, bergantung pada orang lain adalah ide yang kurang menyenangkan. Betapa tidak? Dengan perbedaan latar belakang dan paradigm, bekerja sama dengan orang lain cenderung rawan konflik. Namun ustru disitulah tantangannya. Bagaiman cara agar konflik dapat diminimalkan dan semua pihak dapat bersinergi untuk meraih kesuksesan bersama?

Perbedaan Bekerja Sama Di Perkuliahan Dan Pekerjaan
Berkerja sama dalam mengerjakan tugas kuliah, sangat berbeda dengan bekerja sama dalam dunia kerja/usaha. Tugas kuliah sifatnya temporer dan diskriptif tugas relative jelas. Lain halnya dengan dunia kera/usaha dimana kompleksitas pekerjaan jauh lebih tinggi dan banyak factor eksternal yang dapat muncul di luar bencana. Berikut adalah penjabaran lebih lengkap mengenai perbedaan-perbedaan tersebut :
Bekerja Sama Diperkuliahan
Bekerja Sama Dalam Pekerjaan
Tidak semua orang memiliki ambisi untuk mendapatkan nilai bagus
Semua orang ingin memberikan usaha terbaik karena tidak ingin kehilangan pekerjaan.
Deskripsi tugas relative jelas
Umumnya, hanya diberi gambaran global yang harus dilakukan
Durasi relative singkat
Durasi relative lama
Tingkat kompleksitastas masih terjangkau (sudah disesuaikan dengan bobot materi pelajaran)
Tingkat kompleksitas tinggi
Tidak terlalu membutuhkan keahlian yang berbeda-beda
Cenderung membutuhkan keahlian yang berbeda-beda
Segala sesuati relative dapat diperkirakan
Umumnya, dilapangan banyak hal di luar rencana.

Jika diperhatikan, bekerja sama dalam dunia kerja menyerupai kerja sama dalam organisasi. oleh karena itu, aktif berorganisasi adalah salah satu cara untuk melaatih kemampua kerja bersama.
Perlu diperhatikan bahwa bekrja sama dalam organisasi, berbeda dengan kera kelompok dalam perkuliahan. Dalam organisasi, anggotanya memiliki minat atau paradikma relative sama. Berbeda dengan perkuliahan dimana kita tahu setiap orang memiliki tingkat ketertarikan yang berbeda-beda dengan mata kuliah tertentu.

Tipe-Tipe Pekerja
Sadarilah bahwa setiap orang berbeda. Jika tidak, bisa-bisa kita merasa tertekan ketika menemui betapa beraneka ragamnya karakter yang ada. Setiap tim umumnya terdiri dari lima tipe orang. Tiap tipe berbeda, namun semua memainkan peran yang penting. Kelima tipe tersebut adalah :
1.     Pekera giat
Orang yang mantap dan sangat tekun mengerjakan tugas hingga selesai.
2.    Pengikut
Yaitu mereka yang rajin bekerja namun tidak bisa mengambil keputusan penting. Mereka lebih memilih menjadi pelaksana daripada disuru memberi ide.
3.    Inovator
Mereka adalah orang-orang kreatif yang memberi berbagai ide untuk menyelesaikan masalah.
4.    Wasit
Mereka adalah orang-orang memiliki kemampuan untuk meredakan konflik sehingga kerjasama dapat berjalan dengan baik.
5.    Tukang pamer
Kadang memang menyebalkan, kadang menyusahkan, tetapi mereka bisa ditemui dimana-mana. anggap saja tipe ini sebagai bumbu kehidupan dan latihan kesabaran. Kinera tukang pamer terkadang tidak sebanding dengan ucapannya

Kunci Kerja Sama
Patut dipahami bahwa membentuk sebuah tim kerja yang solid merupakan hal yang terbilang sulit. Kesulitan tersebut didasari oleh kenyataan bahwa dalam tim terdapat banyak kepala dengan banyak gagasan dan pendapat. Dan untuk menyatukannya bukanlah hal yang mudah.
Untuk mencapai keharmonisan dan penyatuan yang solid, setiap individu harus memiliki keterampilan dasar yang diperlukan untuk bekerja secara tim. Secara garis besar, ada dua keterampilan utama yang mutlak harus dimiliki oleh anggota tim, yaitu :
1)    Kemampuan mengelolah (Manajjerial skills)
Keterampilan manajerial adalah kemampuan mengatur dan mengelolah potensi diri sendiri, serta kemampuan untuk melakukannya koordinasi dengan sesame anggota tim. Termaksud di dalamnya kemampuan dalam membuat rencana kerja, menentukan tujuan, memantau kinerja, memonitor perkembangan dan memastikan pekerjaan telah dilakukan secara benar, dan lain-lain.
2)   Keterampilan interpersonal (Interpersonal Skills)
Keterampilan ini merupakan keterampilan  melakukan kontak sosial dengan seluruh individu di dalam kelompok. Termaksud kemampuan berkomunikasi, saling menghargai pendapat orang lain dan kemampuan menjaga kekompakkan dengan anggota tim.
Dengan dua keterampilan dasar tersebut, seseorang telah memiliki modal dasar untuk bekrja dalam suatu tim karena keterampilan tersebut akan memudahkan kita bekerja sama sekaligus mengaktualisasikan diri di dalam sebuah tim. Dan jika sudah masuk di dalamnya, secara otomati kita memiliki tanggung jawab yang bersinergi pada satu tujuan yaitu mencapai kesuksesan bersama.

Hambatan Bekerja Sama
Setidaknya ada tiga hambatan yang umum diketahui dalam bekerja sama, yakni :
1)    Ketidaktahuan
Selain memahami deskriptif pekerjaan, kita pun perlu mengetahui sejumlah hal yang lain. Misalnya saja aturan tertulis dan tidak tertulis dalam tim/organisasi, karakter tiap anggota dan lain sebagainya. Bila kita tidak tahu, kita akan bekerja berdasarkan keyakinan yang belum tentu benar.
2)   Aliansi
Bila kita masuk dalam tim yang sudah solid atau sebelumnya sudah daling mengenal, wajar bila diantara mereka sudah terbentuk semacam aliansi. Ada rasa tersisih bila berusaha masuk ke dalam lingkungan mereka. Akan tetapi karena harus bekrja sama, ikut arus dan berbaur tanpa kehilangan prinsip-prinsip dasar. Kalaupun tidak bisa menjadi dekat seperti sahabat, minimal dapatkan kondisi yang nyaman untuk bekrja sama.
3)   Prasangka Buruk
Pernahkah anda dicap buruk tanpa alasan yang jelas? Tidak enak bukan bila orang menilai negatif hanya karena logat bicara atau asal suku anda? Walaupun kita diciptakan sama, kita tidak selalu diperlakukan sejajar. Bila kita berprasangka buruk muncul penghalang pisikologis yang membuat kerja sama tidak efektif. Maka, jaga prasangka baik terhadap orang lain kecuali terbukti sebaliknya.

Meningkatkan Kerjasama Menjadi Sinergi
Bila sekelompok orang hanya bekerja sama saja, mereka bisa saja membagi semua pekerjaan dan melaksanakannya sendiri-sendiri. Akan tetapi, pembagian sama rata yang seperti itu belum tentu memberikan hasil yang optimal. Bila diibaratkan dengan rumus kerja sama 1+1 adalah 2. Akan tetapi 1+1 dapat menjadi 3 bahkan 10 bila menggunakan rumus sinergi.
Apakah sinergi itu? Sinergi adalah :
Ø  memanfaatkan perbedaan
Ø  saling melengkapi dalam bekerja
Ø  keterbukaan pikiran
Ø  menemukan cara-cara baru yang lebih baik
Dan sinergi bukanlah :
Ø  cuek saja terhadap perbedaan
Ø  bekera masing-masing secara mandiri
Ø  berfikir diri selalu benar
Ø  menerima apapun yang sudah ada, entah baik atau buruk.
Tentu naïf bila kita berikir semua orang persis sama. Tiap orang memiliki perbedaan cara bekerja, paradikma dan karakteristik. Perbedaan bisa jadi hal yang menyebalkan tetapi dapat juga menjadi modal untuk saling melengkapi. Contoh sinergi sudah sering kita dengar sejak SMP. Misalnya saja tentang burung kecil yang memakan kutu di punggung badak. Keduanya memetik menfaat : burung mendapat makanan dan badak menjadi bersih punggungnya. Sama kasusnya dengan pelatuk yang memakan makanan yang terselip di gigi buaya. Dalam dunia kerja, bersinergi berarti membagi pekerjaan sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, bukan sekedar membagi pekerjaan sama rata.

Langkah Bersinergi
Perdebatan atau ketidaksepahaman mengenai apapun sebenarnya dapat  diarahkan emnuju sinergi. Berikut ini adalah proses lima langkah sederhana untuk membantu bersinergi :
1)    Deenisikan masalah atau peluang
Pahami pokok permasalahan beserta peluang-peluang yang ada.
2)   Dengarkan orang lain
Gunakan keterampilan mendengarkan orang lain agar kita bisa memahami apa yang diinginkan orang lain. Bila mereka merasa dihargai, umumnya mereka mau mendengarkan anda.
3)   Sampaikan pendapat
Utarakan pendapat dengan cara santun dan elegan. Gunakan fakta dan bukan sekedar opini yang emosional.
4)   Berembuk
Gunakan kreatifitas dan untuk memunculkan laternatif-alternatif solusi yang sebelumnya tidak terbayangkan. Dalam berembuk ingatlah untuk :
Ø  jadilah kreatif dan biarlah ide-ide gila mengalir
Ø  hindari sikap mengkritik
Ø  terus bangun ide baik untuk memancing ide yang lebih bagus
5)   Cari solusi terbaik
Setelah berembuk beberapa saat, biasanya ide yang terbaik akan muncul. Bila kesulitan memunculkan solusi terbaik, bandingkan kelebihan dan kekurangan tiap solusi.

Menjaga Kemandirian
Dalam bekerja sama, anda juga tetap harus memiliki kemandirian. Dunia kerja/usaha membutuhkan orang-orang yang dapat bekerja sama namun tidak perlu “diasuh” terus menerus. Mengapa? Karena “mengasuh” seseorang itu dapat menganggu konsentrasi dan menghambat pekerjaan.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri perilaku yang kurang mandiri :
Ø  Terlalu sering bertanya, termaksud menanyakan hal yang sama berulang-ulang, hal yang sudah jelas dan hal yang sebetulnya dapat di cari tahu sendiri.
Ø  Meminta tolong atau mengklaim diri tidak bisa padahal belum benar-benar mencoba.
Ø  Harus ditemani  dan tidak mau mengerjakan sesuatu tugas sendirian
Ø  Menyalahkan orang lain dan menolak bertanggung jawab bila terjadi sesuatu.
Intinya kemandirian sederhana saja. Coba dulu semua usaha, baru meminta bantuan atau informasi pada orang lain. Ketika meminta bantuan pun, tunjukkan apa saja usaha yang telah dilakukan.
Yang tidak kalah penting, bertanggung jawablah dan jangan hanya sekedar menyalahkan. Salah satu kalimat yang paling di benci dalma dunia kerja/usaha adalah “Itu bukan salah saya.” Mungkin benar itu bukan kesalahan anda, akan tetapi jika cari waktu dan cara yang tepat untuk mengatakannya. Ketika sesuatu yang buruk terjadi, sikap soliti lebih penting daripada deensif dan mencari kambing hitam. Walaupun itu bukan tanggung jawab anda secara langsung, tawarkan solusi atau penggil orang yang menurut anda semestinya bertanggung jawab.

Senioritas
Diperusahaan manapun pasti dikenal istilah dari karyawan senior dan  karyawan junior. Tentu saja yang dimaksud karyawan senior adalah karyawan yang memiliki masa kera cukup lama di suatu perusahaan. Biasanya karyawan senior juga memiliki pengalaman yang lebih tinggi dan mampu menangani pekerjaan-pekerjaan sulit. Sebaliknya, karyawan junior adalah karyawan yang masa kerjanya masih pendek atau relative baru bekerja. Kesenjangan usia, keahlian, dan kedewasaan mungkin akan menjadikan karyawan junior menjadi segan dan sungkan. Namun, untuk bekerja dalam satu tim yang kompak, perasaan tersebut harus sesegera mungkin dihilangkan.
Jika kita adalah juniornya, langkah terbaik yang harusnya dilakukan adalah berusahan menemukan cara agar dapat melakukan pendekatan secepatnya. Bagaimanapun juga, para senior memiliki jam terbang yang lebih tinggi. Selain itu, mereka memiliki keunggulan pengalaman dalam menangani masalah-masalah rutin diperusahaan. Dan yang jelas, senior biasanyalebih memahami gaya atau aturan tak tertulis diperusahaanl. Jadi, tidak ada salahnya kalau kita ‘berguru’ pada karyawan senior. Mintalah nasehat atau pendapatnya tentang tugas-tugas. Terlebih jika anda menemui kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan, sapa tahu mereka bisa membantu dan memberikan solusi. Tentu saja, dalam meminta bentuan dan nasehatnya kita harus menggunakan cara yang komunikatif dan sopan.
Jauhkanlah diri dari kesan sekedar ingi memanaatkan atau merepotkan karywan senior. Buatlah mereka merasa seperti dibutuhkan sekaligus merasa dihargai. Jika kita memakai cara yang tepat, tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak membantu. Karena sekali lagi, dalam dunia kerja, saling membantu dalam pekerjaan adalah hal yang mutlak. Toh menyelesaikan tugas bukanlah untuk kepentingan pribati, tetapi untuk kepentingan bersama.


No comments: