Kemampuan
interpersonal adalah keterampilan untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Membina hubungan baik bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan waktu, rasa
saling percaya, dan saling menghargai.
Dalam
bekerja, sangatlah penting untuk dapat membina hubungan baik sengan semua
orang. Bukan hanya dengan atasan. Rekan kera dapat melihat kita sebagai ancaman
bila kinerja kita sangat baik. Atau sebaliknya, kita merasa terancam dengan
orang-orang di sekitar kita. Tanpa hubungan yang baik, mungkin sangat sedikit
orang yang berinisiatif menolong dikala kita kesulitan. Bahkan menurut Robert
Bolton, penulis buku People Skills, 80% orang yang gagal di
tempat kerja mengalami kegagalan karena tidak mempunyai hubungan yang baik dengan
orang lain.
Hubungan
yang baik membuat bekerja lebih eisien dan uga menyenangkan. Orang yang
memiliki hubungan baik dengan anda dapat membuka peluang-peluang baru yang
tidak diduga sebelumnya. Itulah hasil dari apa yang disebut memperluas jaringan
atau networking. Faktanya, orang
lebih memilih bekerja dengan teman daripada bekerja dengan orang yang asing
sama sekali.
Unsur Keterampilan Interpersonal
Sekilas
kemampuan interpersonal adalah campuran dari charisma, gen dan keberuntungan.
Akan tetapi, berdasarkan Robert Bolton, penulis
buku People Skills dan Howard Gardner
penemu teori 8 kecerdasan manusia, ada 5 hal yang menunjang kecerdasan sosial
seseorang :
1. Kepekaan
membaca situasi
Interaksi sosial sebagian besar terjadi d=justru tanpa
kata-kata. Para ahli memperkirakan bahwa komunikasi nonverbal mencakup 60%-90%
dari semua informasi yang digunakan manusia. Peneliti kinesika (gerak tubuh)
Ray Birdwhistell menyatakan bahwa wajah saja dapat menghasilkan 250 ribu
ungkapan. Selain mimic wajah, komunikasi juga terdiri atas berbagai perilaku
seperti jarak antara orang, pola sentuhan, sikap tubuh, gerak gerik, dan kontak
mata.
Intinya sederhana saja. Kemampuan interpersonal sangat
dipengaruhi seberapa halus kita menangkap maksud, motivasi, suasana hati,
perasaan, dan gagasan orang lain. Dengan peka membaca situasi, anda dapat
memahami orang lain dengan lebih baik. Pada akhirnya, pemahaman tersebut dapat
membuat anda lebih bijaksana dalam berinteraksi.
2. Keterampilan
mendengarkan
Menurut
Robert Bolton, untuk menigkatkan kemampuan dengan aktif, cobalah :
v Menghadapi
orang lain dengan penuh perhatian
v Mempertahankan
sikap terbuka
v Menghindari
gerakan yang mengganggu
v Menjalin
kontak mata yang baik
v Menggunakan
“kalimat pembuka” yang cocok untuk berkomunikasi (misalnya, “Maukah anda
membicarakan hal itu?”)
v Memberikan
isyarat sederhana selama berkomunikasi untuk mendorong orang menyampaikan
kisahnya (misalnya, “Ceritakan lebih lanjut”)
v Mempertahankan
sikap diam yang penuh perhatian ketika orang lain sedang berbicara
v Merumuskan
kembali pokok pembicaraan orang lain
v Tunjjukkan
empati anda kepada orang lain (misalnya, “Wah, berat juga ya tanggung jawabmu”)
v Dengan
ringkas, carikan inti percakapan
3. Menegaskan
Anda juga perlu menjadi arsetif,
yakni memiliki :
v Kemampuan
mengungkapkan perasaan
v Kemampuan
mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka
v Kemampuan
untuk mempertahanka hak-hak pribadi
Tentunya penegasan ketiga hal
diatas harus dilakukan dengan cara dan waktu yang tepat.
4. Menyelesaikan
konflik
Tidak
sedikit orang yang lebih menyukai menghindari konflik daripada
menyelesaikannya. Menyimpan masalah sama dengan menumpuk bom waktu. Walaupun
berat, lebih baik selesaikan konflik secara baik-baik daripada memendam kesal
diantara semua pihak.
5. Bekerja
sama untuk menyelesaikan masalah
Bekerja
sama untuk menyelesaikan masalah dapat membuaat hubungan justru semakin dekat
karena adanya perasaan senasib dan sepenanggungan. Lakukan sinergi dengan pihak
lain untuk membina hubungan.
Tips Meningkatkan Efektifitas Interpersonal
Dalam
buku klasinknya How to Wind Friends and
Influence People, Dalle Carniege mendatar beberapa hal pokok yang dapat
menuntun kita menuju efektiitas interpersonal yang lebih besar, yakni :
v Jangan
mengkritik atau menghakimi
Secara
umum, sebenarnya tidak ada orang yang suka dikritik, apalagi dihakimi. Kedua
sikap tersebut membuat orang merasa diserang. Bila memang perlu, beri saran
dengan bentuk “Pesan aku” yang dikombinasikan dengan penghargaan terhapad
usahanya. Misalnyam perkataan “Kamu ini bodoh ya! Nulis proposal aja kok gak
bisa tepat waktu!” dari pernyataan serupa adalah “Terima kasih ya sudah
menyelesaikan proposal ini. Saya berharap lain waktu anda dapat lebih tepat
waktu mengumpulkannya.”
v Hindari
mengeluh
Biasanya
bila dua orang bertemu, salah satu pertanyaannya adalah “Apa Kabar?” Pertanyaan
tersebut umunya hanyalah basa-basi saja, bukan tanda bagi anda untuk
mengeluhkan semua hal buruk yang menimpa. Ketika anda mengeluh, anda
memancarkan kesan negatif sebagai orang yang selalu merasa menjadi korban dan
menyalahkan keadaan. Padahal, tiap orang memiliki masalah dan adalah tanggung
jawab tiap orang untuk membuat hidupnya lebih baik. Jika anda memang ingin
berkeluh kesah, lakukan dengan orang yang memang benar-benar sudah dekat dengan
anda.
v Beri
penghargaan yang jujur dan tulus
Pujian
yang berlebihan membuat anda terkesan menjilat. Akan tetapi, penghargaan yang
jujur dan tulus dapat mendekatkan dua pribadi. Saat yang paling tepat
memberikan pujian adalah ketika orang tersebut sedang lelah-lelahnya setelah
menyelesaikan sesuatu.
v Tunjukkan
minat yang tulus
Orang
akan merasa dihargai bila anda menaruh perhatian pada apa yang ia sampaikan.
Tunjukkan minat yang tulus melalui kontak mata, sikap tubuh, tidak memotong
perkataannya, serta mengajukan pertanyaan yang relevan dengan apa yang
disampaikannya.
v Tersenyumlah
Senyum
dapat membuat suasana lebih rileks. Sebaliknya bila anda tidak tersenyum, lawan
interaksi dapat salah menangkap kesan tegang, marah, atau kurang bersahabat.
v Buatlah
orang lain merasa penting
Ketika
berbicara denga orang lain, buatlah orang tersebut merasa penting. Caranya,
beri perhatian penuh seakan tidak ada orang alin di dunia ini. Hindari
berbicara sembari melakukan aktivitas yang lain tidak berkaitan seperti membaca
Koran, mencoret-coret kertas tanpa arti dan sebagainya. Posisikan tubuh agar
menghadap penuh pada lawan bicara. Jaga kontak mata dan respon apa yang ia
sampaikan dengan pertanyaan yang berkaitan.
v Ajukan
pertanyaan, bukan perintah
Ketika
akan meminta orang untuk melakukan sesuatu, mintalah pendapat dan
persetujuannya lewat pertanyaan. Bukna sekedar memerintah. Contohnya, anda
ingin meminta seseorang untuk membersihkan ruangan maka bentuk pertanyaannya
adalah “Pak, apakah Bapak keberatan untuk membersihkan ruangan ini?” Dengan
begitu, maksud kita tersampaikan dengan lebih sopan dan tidak berkesan
otoriter.
No comments:
Post a Comment