23 November 2015

Awal Keseharian



Sinar mentari masuk melalui jendela kamar menyinari dinding ruangan, menciptakan warna kuning kehitaman. Suara langkah kaki, benturan wajan penggorengan, bantingan pintu, serta suara-suara lainnya yang memecah kesunyian di pagi hari. Rutinitas sehari-hari yang dilakukan penghuni rumah 77C tersebut. Pukul 05.45 sang ibu beranak delapan tersebut mempersiapkan sarapan untuk putri-putri serta suami tercinta. Di saat tangan kecilnya sibuk mempersiapkan bahan masakan tak lupa pula dia membangunkan putri-putrinya.
            Rumah yang dihuni oleh seorang ibu dan suaminya dengan empat orang anak gadis yang belum mempunyai pasangan. Sama seperti hari-hari kemarin anak ke-6 yang kuliah S2 di Pascasarjana UNHAS dengan nama panggilan Nur ini, memang sering bangun pagi,  bersiap-siap berangkat kampus. Anak ke-3 yang bekerja sebagai Apoteker di Puskesmas Toddopuli dengan nama panggilan Kaan juga tengah bersiap-siap. Sang adik bungsu yang memang sulit bangun pagi pun harus terpaksa bangun agar tidak telat ke kampusnya yang tercinta di UIN Samata sana, yang terpaksa harus menempuh perjalanan jauh lantaran jarak rumah dan kampusnya itu sama dengan jarak Makassar-Gowa. Si adik bunggsu sering di panggil dengan nama Ija. Dan yang terakhir itu merupakan Lili. Karyawan di Apotik Nur Rahma Farma milik kakaknya Kaan. Anak ke-7 yang sangat sulit sekali bangun pagi lantaran sering begadang! Alasannya sulit tidur karena kamarnya yang memiliki letak tidak strategis. Kamarnya terletak paling depan di sebelah ruangan nonton yang memang kalau TV dinyalakan, suaranya pasti akan terdengar sampai ke kamarnya.
            Itulah sekilas kehidupan di pagi hari serta pengenalan singkat putri-putri yang tinggal di rumah 77C.


Puisi hari ini :

“hidup”
Bagimu, seperti apa hidup itu?
Bagimu, seperti apa yang dikatakan hidup?
Bagimu, bagiku ?
Hidup?

Bagi setiap orang hidup itu ibarat nafas yang berhempus setiap detiknya
Bagi setiap orang hidup itu seperti darah yang mengalir
Bagi setiap orang hidup itu layaknya waktu yang terus berjalan
Apakah bagimu hidup juga seperti itu?

Karena bagiku walau setiap hari tubuh ini bernafas dan darah tetap mengalir tetapi jiwa ini belum merasakan yang namanya hidup.!

Apakah hidup hanya untuk tubuh?

Bagaimana dengan jiwa?

No comments: